KONTRIBUSI DANIEL W. BROWN DALAM KAJIAN HADIS KONTEMPORER (TELAAH ATAS BUKU RETHINKING TRADITION IN MODERN ISLAMIC THOUGHT)

M GUFRON, MAG, NIM. 033363 (2016) KONTRIBUSI DANIEL W. BROWN DALAM KAJIAN HADIS KONTEMPORER (TELAAH ATAS BUKU RETHINKING TRADITION IN MODERN ISLAMIC THOUGHT). Doctoral thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KONTRIBUSI DANIEL W. BROWN DALAM KAJIAN HADIS KONTEMPORER (TELAAH ATAS BUKU RETHINKING TRADITION IN MODERN ISLAMIC THOUGHT))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (KONTRIBUSI DANIEL W. BROWN DALAM KAJIAN HADIS KONTEMPORER (TELAAH ATAS BUKU RETHINKING TRADITION IN MODERN ISLAMIC THOUGHT))
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Daniel W. Brown adalah tokoh outsider yang mempunyai kepedulian terhadap pemikiran Islam, khususnya tentang sunah. Daniel W. Brown memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan pemikiran sunah. Fokus penelitian Brown adalah tentang perkembangan para pemikir Muslim modern dalam memahami sunah Nabi. Obyek persoalan yang dikaji sangat beragam, mulai dari persoalan otentisitas sunah Nabi, pemikiran kritik hadis dari segi sanad dan matan, sampai kepada soal memahaminya. Menurut Brown, masalah sunah bukan sekedar permasalahan di seputar kualifikasi sebuah hadis dilihat dari sanad, rawi dan matannya sebagaimana dalam pembahasan ilmu Mustalah Hadis, melainkan menyangkut klaim atas otoritas keagamaan yang menyatu dengan berbagai kepentingan yang menyertai kelompok-kelompok dalam masyarakat muslim, terutama Ulama Hadis (tradisional) dengan Ulama Fikih yang dalam batas-batas tertentu disebut Ulama modern. Untuk itulah pemikiran Daniel W. Brown layak untuk dikaji karena ada signifikansinya dengan perkembangan pemikiran hadis, karena hasil penelitiannya sangat serius dan memenuhi persyaratan untuk dibahas secara metodologis, meliputi fokus masalah, pendekatan, teori, metodologi dan hasil penelitian. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), dengan menggunakan metode diskriptif-analisis, dan pendekatan hermeneutik. Dengan metode ini dimaksudkan, bahwa point-point dari pemikiran Brown diuraikan secara lengkap dan ketat, baik yang terdapat dalam sumber primer maupun sekunder. Sehingga pemikiran Daniel W. Brown dapat dielaborasi secara menyeluruh. Sedangkan pendekatan hermeneutik di sini adalah digunakan untuk mencari kejelasan (klarifikasi) mengenai konsep-konsep atau teori-teori yang tidak jelas, kabur dan kontradiktif. Dengan demikian, dari hasil pendekatan ini, akan menjadi sebuah refleksi mengenai metode kritik hadis, baik sanad maupun matan menurut Daniel W. Brown menjadi konsep baku studi kritik hadis yang dapat dimengerti dan lebih berarti pada masa sekarang. Argumentasi Daniel W. Brown tentang pemikiran sunah adalah, bahwa kontroversi seputar sunnah sudah terjadi sejak masa pembentukan hukum Islam. Kontroversi tersebut sudah menjadi konsekwensi logis terhadap perkembangan dan kemajuan zaman. Berbicara tentang sunnah adalah berbicara tentang sejarah. Oleh karena itu maka para pemerhati hadis harus merekonstruksi kembali sunah mulai pada masa Pra Islam, muslim awal, klasik sampai pada masa modern saat ini. Sebagai kontribusinya dalam kajian hadis, Daniel W. Brown menegaskan bahwa pemikirannya tentang sunah adalah merupakan tindak lanjut dari pemikiran Fazlur Rahman. Seperti halnya Rahman, Brown melakukan dikotomi antara sunah dengan hadis. Lebih jauh Brown mampu menunjukkan konsep sunah yang dibaginya menjadi empat fase: Pertama, sunah menurut gagasan pra Islam, yang dalam penggunaan klasiknya sunah hampir pasti disandarkan kepada Nabi Muhammad, hal itu dikarenakan kehadiran Nabi sendiri di tengah-tengah ummat pada waktu itu, sebagai pembawa sumber hukum kedua setelah Alquran. Sehingga pada periode klasik ini hampir tidak ada sunah yang disandarkan selain kepada nabi Muhammad Saw. Kedua, sunnah menurut definisi Muslim awal. Orang-orang Muslim awal, tidak memposisikan sunah Nabi lebih tinggi dari pada sunah orang-orang Muslim yang lainnya, terutama sunah para khalifah yang pertama beserta para sahabat-sahabatnya. Akibatnya, oarng-orang Muslim awal tidak membuat perbedaan yang kaku antara berbagai sumber kewengan keagamaan, terutama antara sunah nabi dengan Alquran yang dilukiskan dengan begitu seksama oleh para pakar terkemudian. Ketiga, masa klasik mengenai sunah memasukkan tiga elemen yang penting. Dalam buku pegangan hukum Islam klasik, istilah sunah menunjuk kepada contoh autoritatif yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw. dan yang dicatat dalam tradisi (hadis, akhbar) mengenai perkataannya, tindakannya, persetujuannya atas perkataan atau perbuatan orang lain, serta karakteristik (sifat) kepribadiannya. Keempat, era modern, muncul pola kategorisasi diri Nabi yang dibuat sebagai upaya untuk membatasi otoritas sunah Nabi. Tiga kategori tersebut ialah Muhammad sebagai (1) manusia, (2) Rasul, dan (3) paradigma. Penelitian Daniel W. Brown tentang hadis, berbeda dengan tokoh-tokoh yang lain yaitu, konperhensifitas Daniel W. Brown sebagai seorang sejarawan dalam menampilkan pemikiran-pemikiran tentang hadis dari banyak tokoh pengkaji hadis, mulai dari masa klasik, tengah, modern dan bahkan sampai pada pemikiran para orientalis. Daniel W. Brown membedakan antara pengertian sunah dengan hadis. Sunah merupakan praktik aktual yang berkesinambungan—continuity— sementara hadis sudah mengalami perubahan—change—yang membatasi pada refleksi atas verbalisasi sunah. Dalam teori sosial, sunah sebagai great tradition, yang merupakan wilayah alam pikiran, konsep, ide teori, keyakinan, gagasan sementara hadis sebagai little tradition, yang merupakan wilayah kehidupan konkrit pada budaya dan penggal sejarah tertentu. Terkait dengan pemahaman hadis, menurut Daniel W. Brown, jika hadis sudah terbukti kesahihannya maka tidak mungkin hadis tersebut akan bertentangan dengan Alquran atau sains, maka apabila terjadi, dicari jalan keluarnya untuk dita’wilkan. Tidak boleh semena-mena Alquran membatalkan hadis sahih. Daniel W.Brown juga berhasil mempetakan beberapa kecenderungan pada saat mensikapi sunah untuk dikategorikan sebagai sunah autentik, yaitu antara ahli Hadis dan ahli Fikih yang sampai saat ini kesan dikotomis tersebut masih terasa sangat kuat. Daniel W. Brown mengkritik ahli fikih yang inkonsisten, yang menggunakan kritik matan langsung, dan telah menggunakan Alquran secara sepihak untuk menghakimi hadis sehingga dikategorikan sebagai hadis palsu.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Additional Information: Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, MA
Subjects: Ilmu Agama Islam
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Agama Islam
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 24 Nov 2016 08:51
Last Modified: 24 Nov 2016 08:51
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22685

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum