AKULTURASI BUDAYA JAWA DAN ISLAM (Kajian Budaya Kirab Pusaka Malam 1 Suro di Kraton Surakarta Hadiningrat Masa Pemerintahan Paku Buwono XII)

DIAN USWATINA, NIM : 1320512108 (2016) AKULTURASI BUDAYA JAWA DAN ISLAM (Kajian Budaya Kirab Pusaka Malam 1 Suro di Kraton Surakarta Hadiningrat Masa Pemerintahan Paku Buwono XII). Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (AKULTURASI BUDAYA JAWA DAN ISLAM (Kajian Budaya Kirab Pusaka Malam 1 Suro di Kraton Surakarta Hadiningrat Masa Pemerintahan Paku Buwono XII))
1320512108_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (AKULTURASI BUDAYA JAWA DAN ISLAM (Kajian Budaya Kirab Pusaka Malam 1 Suro di Kraton Surakarta Hadiningrat Masa Pemerintahan Paku Buwono XII))
1320512108_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Ritual 1 Suro telah dikenal masyarakat Jawa sejak masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645 Masehi). Tradisi 1 Suro merupakan perpaduan antara warisan nenek moyang Jawa dan Hindu. Kemudian keduanya dijalin dengan unsur Islam. Warna Islam merasuki tradisi pergantian tahun (tanggap warsa), setelah Sultan Agung Hanyakrakusuma bertahta sebagai Raja Mataram. Raja yang terkenal patuh kepada agama Islam ini mengubah kalender Saka (perpaduan Jawa- Hindu) menjadi kalender Sultan Agung. Kebijakan Sultan Agung di atas diantaranya bermaksud untuk memperluas pengaruh agama Islam. Karena awal tahun baru Islam perhitungannya dimulai saat hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Sultan Agung merasa perlu menyesuaikan dengan kalender Hijriyah, agar hari-hari raya Islam (Maulid Nabi, Idul Fitri, Idul Adha) yang dirayakan Keraton dengan acara Grebeg dapat dilaksanakan pada hari dan tanggal yang sesuai dengan kalender Hijriyah. Hasil penelitian ini menunjukkan, Peringatan 1 Suro di kraton Surakarta Hadiningrat sebelum pemerintahan Paku Buwono XII dilakukan dengan cara bersyukur dengan bertafakur, taqarrub kepada Allah di masjid atau di mana pun tempatnya. Bagi Kraton Surakarta, upacara spiritual bertafakur dan taqarrub dipusatkan di Masjid Pujasana. Sayangnya, sejauh ini upacara tradisi penyambutan 1 Suro yang agamis ini kurang terpublikasi kepada masyarakat. Sehingga yang lebih banyak diketahui adalah tradisi kirab pusaka. Pada masa pemerintahan Paku Buwono XII upacara kirab pusaka malam 1 Suro dilaksanakan satu minggu sekali yaitu pada hari Jumat. Itupun hanya mengelilingi bagian dalam keraton. Kemudian pada perkembangan selanjutnya sekitar tahun 1973, Presiden Soeharto meminta kepada Sinuhun untuk turut berdoa demi ketentraman Bangsa Indonesia. Sehingga Sinuhun Paku Buwono XII mulai melaksanakan kirab pusaka di luar tembok keraton dan mengikutsertakan kebo bule yang dianggap sebagai bentuk pusaka kraton yang bernyawa. Pasca wafatnya Paku Buwono XII seolah-olah pelaksaanaan kirab pusaka malam 1 Suro dianggap tidak terlalu penting dikarenakan tidak semua raja sebelumnya melaksanakan kirab pusaka. Sehingga memicu terjadinya perpecahan di kalangan keluarga kraton. Berlangsungnya Kirab Pusaka Malam 1 Suro di Keraton Surakarta Hadiningrat terdapat beberapa unsur Islam dan juga unsur budaya Jawa. Ajaranajaran Islam yang masuk dalam rangkaian upacara kirab pusaka malam 1 Suro diantaranya sholat, doa dan sedekah. Sedangkan nilai-nilai budaya Jawa yang masuk adalah jamasan, wilujengan, caos dhahar, semedi, tapa bisu. Dan menariknya pelaksanaan kirab pusaka malam 1 Suro ini selalu diawali oleh kebo bule Kyai Slamet sebagai cucuking lampah. Keyword : Kirab Pusaka Malam 1 Suro

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Maharsi, M.Hum
Uncontrolled Keywords: Kirab Pusaka Malam 1 Suro
Subjects: Agama Dan Filsafat
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Agama dan Filsafat
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 30 Nov 2016 09:18
Last Modified: 30 Nov 2016 09:18
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22737

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum