Samsul Arifin, NIM.: 03121517-01 (2008) TEUNGKU CIK DI TIRO DAN PERJUANGANNYA DALAM PERANG ACEH TAHUN 1873 -1891. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (TEUNGKU CIK DI TIRO DAN PERJUANGANNYA DALAM PERANG ACEH TAHUN 1873 -1891)
BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (548kB) | Preview |
|
Text (TEUNGKU CIK DI TIRO DAN PERJUANGANNYA DALAM PERANG ACEH TAHUN 1873 -1891)
BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (148kB) | Request a copy |
Abstract
Ketika Belanda tampak akan menaklukkan seluruh Sumatera sampai perbatasan Aceh, para pedagang Singapura dan Penang berkeberatan bahwa cukai Belanda membatasi perdagangan mereka, yang bertentangan dengan Perjanjian London. Belanda terpaksa mengalah karena takut melukai perasaan Inggris. Kebijakan Inggris terhadap Aceh telah berubah. Ketika persaingan diantara kekuatan-kekuatan Eropa untuk mendapatkan wilayah jajahan meningkat, maka London mengambil keputusan bahwa akan lebih baik membiarkan Belanda menguasai Aceh daripada negara yang lebih kuat seperti Perancis atau Amerika. Hasilnya adalah terwujudnya perjanjian antara Inggris dan Belanda pada bulan November 1871. Salah satu kesepakatan pada perjanjian ini bahwa Belanda diberi kebebasan mutlak di Sumatera termasuk Aceh. Pada awal tahun 1873 konsul Amerika di Singapura mengadakan pembicaraan dengan utusan Aceh mengenai kemungkinan terwujudnya suatu perjanjian Aceh-Amerika. Belanda memandang hal ini sebagai alasan untuk melakukan campur tangan; pada bulan Maret mereka menembak ibu kota Aceh, Banda Aceh (Kutaraja), dan pada bulan April mereka mendaratkan satu pasukan yang berjumlah 3.000 orang. Akan tetapi pasukan mereka dipukul mundur oleh pihak Aceh dengan korban jenderalnya dan delapan puluh orang serdadu. Selanjutnya Belanda lebih agresif melancarkan serangan ke Aceh dan perang pun telah dimulai. Perlawanan gerilya didominasi oleh para pemimpin agama dan kaum ulama, yang terkenal diantaranya ialah Teungku Cik Di tiro. Perlawanan tersebut dikenal dengan Perang Sabil yaitu kaum muslim melawan kaum kafir. Di situlah menurut hemat kami sangat menarik untuk dikaji atau diteliti. Pendekatan behavioral, yakni pendekatan yang tidak hanya tertuju pada kejadiannya saja, tetapi tertuju pada pelaku sejarah dan situasi riil. Bagaimana pelaku sejarah menafsirkan situasi yang dihadapinya, sehingga dari penafsiran tersebut muncul tindakan yang menimbulkan suatu kejadian, dan selanjutnya timbul konsekuensi (pengaruh) dari tindakannya berkenaan dengan perilaku pemimpin.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing: Drs. Irfan Firdaus |
Uncontrolled Keywords: | Teungku Cik Di Tiro, Perang Sabil, Perang Aceh |
Subjects: | 900 Sejarah, Biografi, dan Geografi > 950 Sejarah Asia > 959.8 Sejarah Indonesia |
Divisions: | Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1) |
Depositing User: | Muh Khabib, SIP. |
Date Deposited: | 25 Nov 2024 14:30 |
Last Modified: | 25 Nov 2024 14:32 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2288 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
View Item |