HERMENEUTIKA HADIS YAHYA MUHAMMAD

MUS’IDUL MILLAH, NIM. 1220510103 (2016) HERMENEUTIKA HADIS YAHYA MUHAMMAD. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (HERMENEUTIKA HADIS YAHYA MUHAMMAD)
1220510103_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (7MB) | Preview
[img] Text (HERMENEUTIKA HADIS YAHYA MUHAMMAD)
1220510103_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Perdebatan penggunaan hermeneutika dalam kajian keislaman telah menjadi perbincangan hangat dalam dua dekade belakangan. Asal-usul tradisi hermeneutika menjadi sorotan penting bagi mereka yang menentang penggunaannya dalam kajian keislaman. Padahal jika dicermati lebih lanjut, dari sekian banyak tipologi penafsiran, hermeneutika mampu menjembatani kebuntuan pemahaman teks yang selama ini lebih banyak berkutat pada kajian teks. Kendati demikian, beberapa sarjana Muslim kontemporer dianggap sukses memperkenalkan corak penafsiran baru dengan nuansa hermeneutis, meski tidak semuanya mendapatkan sambutan baik. Penerapan hermeneutika di kalangan sarjana Muslim kontemporer tidak hanya difokuskan pada kajian al-Qur’an saja, tapi juga Hadis. Bahkan di antara mereka tidak sedikit yang mencoba melacak genealogi kajian “hermeneutika” awal Islam. Hasilnya, metode hermeneutika tidak jauh berbeda dengan tradisi tafsir, takwil, dan syarh yang dimiliki sarjana Muslim awal. Dan salah satu sarjana Muslim yang memperbincangkan soal penggunaan hermeneutika sebagai metode pemahaman teks baik al-Qur’an dan Hadis, adalah Yahya Muhammad. Penelitian ini sepenuhnya merupakan kajian kepustakaan (library reseach) dengan menggunakan sumber-sumber primer yang berkaitan langsung dengan tokoh dan pemikiran yang akan dikaji dan rujukan sekunder yang relevan dengan topik penelitian ini. Sementara sumber data sekunder berasal dari buku-buku lain yang masih relevan dengan penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis dengan pendekatan hostoris-filosofis dan model penyajian deduktif-induktif-komparatif. Mekanisme hermeneutika Yahya Muhammad terbagi menjadi dua fase; fase isyarah yang juga disebut dengan fahm al-nass. Pada fase tersebut, pemahaman teks akan bersinggungan dengan penentuan al-zuhur al-haqiqi atau al-zuhur almaja zi. Sedangkan fase berikutnya adalah tafsir yang disebut juga dengan fahm al-fahm. Pada fase ini, pembaca akan dihadapkan dengan kebutuhan akan relasi konseptual (al-‘alaqah al-mafhumiyah) dan relasi konfirmatif (al-‘alaqah almis daqiyah). Jika digunakan pada hadis maka ditambahkan dengan beberapa kriteria; tidak bertentangan dengan al-Qur’an, tidak bertentangan dengan matan lain, tidak bertentangan dengan sains dan fakta sejarah, tidak bertentangan dengan logika, dan tidak mengandung unsur tasybih. Setelah melakukan penelitian, pemikiran hadis dan hermeneutika Yahya Muhammad patut diapresiasi dan relevan digunakan dalam proses memahami hadis, dengan beberapa catatan dan modifikasi. Akan tetapi, ada beberapa catatan yang perlu \dikemukakan; Yahya tampak tergesa-gesa dalam menyuguhkan contoh. Selain itu, dia kerap mengutip hadis-hadis riwayat al- Bukhari dan Muslim untuk mendukung hipotesisnya tentang persoalan hadis yang diklaim sahih, yang justru menunjukkan kepentingan subyektif Yahya sebagai pemikir dengan tradisi Syi‘ah dan semakin menegaskan adanya sentimen terhadap Ahl al-Sunnah.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. H. M. Alfatih Suryadilaga, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Hermeneutika, hadis yahya muhammad
Subjects: Agama Dan Filsafat
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Agama dan Filsafat
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 15 Dec 2016 08:52
Last Modified: 15 Dec 2016 08:52
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/22904

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum