TRADISI AL-QUR’AN DI PESISIR RELASI KIAI DALAM TRANSMISI DAN TRANSFORMASI TRADISI AL-QUR’AN DI GRESIK DAN LAMONGAN

MUHAMMAD BARIR, STHI, NIM. 1420510012 (2016) TRADISI AL-QUR’AN DI PESISIR RELASI KIAI DALAM TRANSMISI DAN TRANSFORMASI TRADISI AL-QUR’AN DI GRESIK DAN LAMONGAN. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TRADISI AL-QUR’AN DI PESISIR RELASI KIAI DALAM TRANSMISI DAN TRANSFORMASI TRADISI AL-QUR’AN DI GRESIK DAN LAMONGAN)
1420510012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (TRADISI AL-QUR’AN DI PESISIR RELASI KIAI DALAM TRANSMISI DAN TRANSFORMASI TRADISI AL-QUR’AN DI GRESIK DAN LAMONGAN)
1420510012_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Clifford Geertz mencoba menjelaskan bahwa proses transmisi dan transformasi tradisi masyarakat tidak dapat lepas dari peran cultural broker. Seorang cultural broker ini berfungsi mutlak dalam menyaring dan menentukan bangunan tradisi dalam sebuah masyarakat. Otoritas cultural broker tersebutlah yang pada gilirannya terefleksikan melalui sosok kiai dalam konteks masyarakat Islam Jawa. Hal ini menyisakan permasalahan bahwa al-Qur’an sebagai kitab suci bagaimanapun tidak dapat lolos dari refleksi-refleksi tradisi. Pada tahap ini proses transmisi dan transformasi al-Qur’an berada dalam pengaruh kiai dalam kapasitasnya sebagai cultural broker. Al-Qur’an yang hadir dan diperkenalkan dalam konteks ruang dan waktu abad ketujuh memungkinkan untuk diterima sebagai hal yang asing oleh masyarakat dalam ruang dan waktu yang berbeda. Ia terbawa melalui tahapan-tahapan tradisi seiring masuknya Islam melalui proses interaksi multikultural yang panjang. Menjadi sesuatu yang tak dapat dihindari, bahwa hal tersebut menyisakan permasalahan mendasar bahwa dalam transmisi dan transformasinya, tradisi al-Qur’an terefleksikan secara variatif dan terkadang bertentangan satu dengan lainnya seiring dengan konteks yang berbeda. Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini menjadi upaya dalam memahami rangkaian proses tersebut melalui dua rumusan masalahnya, yaitu bagaimana bentuk transmisi dan transformasi pengetahuan kiai tentang tradisi al-Qur’an di Gresik dan Lamongan?, serta bagaimana transmisi dan transformasi tradisi al-Qur’an dalam konteks kiai sebagai cultural broker di Gresik dan Lamongan?. Proses interaksi tradisi menjadi sebuah bagian dalam realitas historis. Alur masuknya tradisi al-Qur’an berada dalam tiga rangkaian sejarah. Ia menjadi bagian dalam sebuah peristiwa (event) yang memiliki alur tertentu (Chronology) dan menjadi sesuatu yang berlangsung dan berubah (continuity and change). Peter L. Berger dan Thomas Lockmann dalam bukunya The Social Construction of Reality menyebutkan bahwa konstruksi sosial terbangun tidak terlepas dari proses historis yang menghubungkan ruang-ruang tradisi. Terdapat tiga tahap yang akan dilalui tradisi tersebut yakni eksternalisasi, objektifikasi, dan internalisasi. Penelitian ini merupakan sebuah riset lapangan yang mengambil pendekatan sejarah sosial transmisi dan transformasi tradisi al-Qur’an di Gresik dan Lamongan. Terkhusus di pesantren Qomaruddin dan Tarbiyatut Tholabah Kranji serta pesantren-pesantren yang memiliki ikatan dengan kedua pesantren tersebut. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa, dalam sejarah sosial masyarakat muslim pesisir Gersik dan Lamongan, transmisi dan transformasi pengetahuan kiai sebagai cultural broker yang berhubungan dengan tradisi al-Qur’an dapat terbagi ke dalam tiga konteks pesantren. Pertama adalah pesantren yang berada dalam konteks tradisional, kedua adalah pesantren dalam konteks perkembangan institusional, dan ketiga adalah pesantren yang berada dalam konteks perkembangan gerakan sosial. Perkembangan tersebut berdampak langsung terhadap tradisi al-Qur’an. Dalam konteks-konteks tersebut, al-Qur’an terekspresikan ke dalam tradisi kesenian tilawah, kaligrafi, ornament, hingga ekspresi sosial melalui kelembagaan al-Qur’an sebagai media relasi dengan masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini memproyeksikan bahwa al-Qur’an merupakan suatu yang hidup dalam ruang tradisi sehari hari (living Qur’an). Dalam konteks ini, al-Qur’an merupakan Kitab multidimensi (multidimensional Kitab) yang berada pada lima dimensi yaitu Kitab yang di percayai, yang dibaca, yang difahami, yang diamalkan, dan yang mendasari sebuah ekspresi-ekspresi tradisi secara beragam.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Ahmad Rafiq, M.Ag., Ph.D
Uncontrolled Keywords: tradisi al-qur’an di pesisir, relasi kiai dalam transmisi dan transformasi,
Subjects: Agama Dan Filsafat
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Agama dan Filsafat
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 20 Dec 2016 12:03
Last Modified: 20 Dec 2016 12:03
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23031

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum