POLITIK MARGINALISASI SOEHARTO TERHADAP UMAT ISLAM (1983-1990)

ADAM GITA WANA, NIM. 11370107 (2016) POLITIK MARGINALISASI SOEHARTO TERHADAP UMAT ISLAM (1983-1990). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (POLITIK MARGINALISASI SOEHARTO TERHADAP UMAT ISLAM (1983-1990))
11370107_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (POLITIK MARGINALISASI SOEHARTO TERHADAP UMAT ISLAM (1983-1990))
11370107_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Soeharto adalah presiden kedua Indonesia, Selama 32 tahun kepemimpinannya bangsa Indonesia telah mencapai banyak kemajuan dalam segala bidang. Mungkin Soeharto adalah ulil amri dimana ia sudah ditakdirkan menjadi pemimpin di Indonesia dengan dilandasi keyakinannya bahwa ia bisa membuat kehidupan berbangsa dan bernegara mungkin menjadi lebih baik. Tetapi prosesi kekuasaan Soeharto pada tahun 1980-an sampe akhir 80, kita dapat mebaca karangan buku buku dimana banyak sekali tindakan yang dianggap tindakan represif dimana mayoritas korban dari ke represifan itu adalah umat islam yang notabenenya mendukung pelengseran Soekarno yang sejatinya pandangan soekarno lebih cenderung kepada ideologi kiri. Kasus dimana Soeharto me marginalkan umat seperti Lampung berdarah, penembakan misterius dan DOM di Aceh kala itu. Proses analisa dari penyusun menggunakan teori fungsionalisme Talcott Parsons dengan menggunakan empat indikator yaitu adaptasi, integrasi, pencapaian tujuan, dan pola latensi. Sedangkan dalam keilmuan islam penyusun menggunakan contoh kasus dari nasab Ali bin abi thalib yang mendapat diskriminasi dari Muawiyah di zaman umayyah, seperti kasus putra Ali yang bernama Hasan menentang penindasan Muawiyyah dan Husein menentang dan Yazid sebagai khalifah kedua dalam dinasti umayyah. Berdasarkan paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa politik marginalisasi dalam indikator fungsionalisme ada empat. Pertama Fungsi adaptasi dimana Soeharto melakukan adaptasi sehingga proses kebijakannya ditentang melalui diskusi asas tunggal, referendum di Aceh, preman dan lain lain yang menggaggu stabilitas politik Soeharto. Kedua integrasi/ hubungan Soeharto dalam pe-marginalan itu membuat hubungan umat islam menjadi surut sehingga timbul dogma—dogma buruk Soeharto, akan tetapi hubungan antar lembaga Negara dapat dikatakan baik. Ketiga dan Keempat ( pencapaian tujuan, pola laten ) dapat disimpulkan kinerja Soeharto dalam segala bentuk bidang Administrasi, militer, ekonomi dan lain-lain terjalin dengan tujuan yaitu kemakmuran rakyat walaupun menggunakan cara-cara me-marginalkan atau melakukan tindakan diskriminatif. Dalam hal pola Laten Soeharto digambarkan mempunyai gerakan symbol kultur dimana ia dapat merubah posisi politik dengan menjauhi dan mendekati kalangan agama maupun umum dengan cara memposisikan diri.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: DR. SUBAIDI, S.AG., M.SI
Subjects: Hukum Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Jinayah Siyasah (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 22 Dec 2016 10:59
Last Modified: 22 Dec 2016 10:59
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23187

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum