PANDANGAN KEPALA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) SE-KOTA YOGYAKARTA TERHADAP TAKLIK TALAK TAHUN (2013-2015)

DEVI ASRIANI, NIM. 12350070 (2016) PANDANGAN KEPALA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) SE-KOTA YOGYAKARTA TERHADAP TAKLIK TALAK TAHUN (2013-2015). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PANDANGAN KEPALA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) SE-KOTA YOGYAKARTA TERHADAP TAKLIK TALAK TAHUN (2013-2015))
12350070_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (PANDANGAN KEPALA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) SE-KOTA YOGYAKARTA TERHADAP TAKLIK TALAK TAHUN (2013-2015))
12350070_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Taklik talak yang berlaku di Indonesia adalah merupakan janji talak yang dibebankan kepada para suami yang akan memasuki jenjang kehidupan rumah tangga, hal ini diwujudkan sebagai upaya dari pemerintah untuk menekankan tindak kesewenangan suami terhadap istri. Taklik talak merupakan anjuran dari pemerintah,namun dalam praktek upacara akad nikah, setelah akad nikah sudah dilaksanakan suami diminta untuk membaca s gat taklik talak lalu menandatangani. Sehingga dengan adanya s gat taklik talak yang termuat di setiap buku nikah tampak bahwa pengucapan s gat taklik talak wajib dibacakan. Realitanya apakah pengucapan s gat taklik talak wajib dibacakan atau tidak dan bagaimana tinjauannya dalam Maqasid As-Syariáh. Dalam penelitian ini, penyusun mencoba mengkaji penelitian ini dengan menggunakan penelitian lapangan (field research). Bahan primer dari penelitian ini ialah pandangan Kepala KUA Se-Kota Yogyakarta tentang taklik talak yang diperoleh dengan cara wawancara terpimpin (Guided interview). Buku dan karya ilmiah yang terkait dengan permasalahan tersebut juga menjadi bahan sekunder dari penyusunan skripsi ini. Pendekatan yang penyusun pakai dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif. Berdasarkan analisis yang dilakukan penyusun, dapat diperoleh kesimpulan bahwa pandangan kepala KUA Se-Kota Yogyakarta, terpolah menjadi dua pandangan secara esensial. Pertama mengenai pengucapan s gat taklik talak yaitu tiga kepala KUA ada yang berpendapat bahwa pengucapan s gat taklik talak wajib dibacakan karena bertujuan untuk melindungi hak-hak istri agar tidak terjadi perbuatan yang semena-mena terhadap istri. Pandangan yang kedua yaitu Kepala KUA berpendapat bahwa pengucapan s gat taklik talak tidak wajib dibacakan karena mengganggu kekhidmatan pada prosesi akad nikah. Dilihat dari tinjauan maqas d syar ’ah tentang pandangan kepala KUA mengenai pengucapan s gat taklik talak bahwa kepala KUA yang menyatakan wajib sesuai dengan maqas d syar ’ah karena bertujuan untuk melindungi istri-istri dari perbuatan suami yang semena-semena terhadap istri. Pandangan yang kedua mengenai pengucapan s gat taklik talak yang tidak wajib dibacakan tidak sesuai dengan maqas d syar ’ah karena akan menimbulkan kemadharatan membuat perceraian gugat semakin meningkat.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Yasin Baidi, S.Ag., M.Ag
Uncontrolled Keywords: Akad nikah, sighat taklik,
Subjects: Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 29 Dec 2016 10:29
Last Modified: 29 Dec 2016 10:29
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23321

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum