SEMIOTIKA MOTIF BATIK PARANG RUSAK DI MUSEUM BATIK YOGYAKARTA

Vina Mufti Azizah, 12510056 (2016) SEMIOTIKA MOTIF BATIK PARANG RUSAK DI MUSEUM BATIK YOGYAKARTA. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (SEMIOTIKA MOTIF BATIK PARANG RUSAK DI MUSEUM BATIK YOGYAKARTA)
12510056_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (SEMIOTIKA MOTIF BATIK PARANG RUSAK DI MUSEUM BATIK YOGYAKARTA)
12510056_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

makna yang luar biasa akan tujuan dan falsafah hidup, yang menjadi pedoman hidup dan tataran moral bagi masyarakat disekitarnya. Salah satu motif batik yang penting untuk diketahui maknanya adalah motif batik Parang Rusak. Penulis ingin mengkaji dan menganalisis tentang bagaimana makna simbolik yang terkadung dalam motif batik Parang Rusak, yang merupakan nilai paling inti yang terdapat pada batik tersebut. Penelitian ini secara khusus mengkaji simbol-simbol gambar dan corak yang ada di dalam motif batik tersebut, sehingga akan menghasilkan suatu pemahaman yang utuh dan universal. Penelitian ini bersifat penelitian lapangan yang dilakukan di Museum Batik Yogyakarta. Meski penelitian ini masih pada tataran yang bersifat deskriptif-interpretatif, penulis menjadikan teori semiotika Charles Sanders Peirce sebagai pisau pembedah dalam memahami makna simbolis yang terkandung dalam motif batik Parang Rusak ini. Sehingga penggunaan pendekatan Semiotika ini yang akan menentukan arah dan tujuan penulisan tersebut. Penelitian ini secara khusus membahas dua rumusan masalah, yaitu bagaimana bentuk dan sejarah motif batik Parang Rusak dan bagaimana makna simbolik motif batik Parang Rusak. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan dua hal sebagai berikut: pertama, motif batik Parang Rusak diciptakan oleh Panembahan Senopati, pendiri kerajaan Mataram Islam. Konon, raja sering melakukan meditasi atau pertapaan di sepanjang pesisir pantai selatan pulau Jawa yang secara geografis dipenuhi oleh jajaran pegunungan seribu yang terlihat seperti pereng (tebing) berderetan. Pada salah satu tempat bermeditasi tersebut, ada bagian yang terdiri dari tebing-tebing yang telah rusak karena terkena kikisan deburan ombak laut, sehingga dari situ lahirlah ilham untuk menciptakan motif batik yang kemudian diberi nama Parang Rusak. Kedua, secara khusus teori semiotika Peirce mengimplikasikan tiga bentuk pembacaan terhadap motif Parang Rusak tersebut, yaitu ikon sebagai bentuk peniruan dari realitas nyata yang terdapat pada motif batik Parang Rusak. Kemudian indeks yakni keselaran antara corak-corak motif itu dengan realitas sebagai bentuk kausal atau sebab akibat dan yang terakhir adalah simbol yang menjadi rujukan terhadap bagaimana struktur simbolik yang terdapat pada batik itu. Di samping itu, teori Peirce memiliki signifikasi pada pemahaman metafora dalam batik itu yang secara khusus dapat dilihat dalam makna terdalam dari corak-corak yang terdapat di dalamnya. Sebagai contoh, bentuk dasar leter S yang terdapat dalam corak batik diambil dari ombak samudera yang mengambarkan semangat yang tak pernah padam. Jalinan S yang tidak pernah putus mengambarkan hubungan yang tidak pernah putus, baik dalam arti upaya memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan maupun bentuk pertalian saudara.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Muhammad Fatkhan, S.Ag, M.Hum.,
Uncontrolled Keywords: Motif Batik Parang Rusak, Makna Filosofi, Teori Semiotika.
Subjects: Agama Dan Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Filsafat Agama (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 24 Feb 2017 16:14
Last Modified: 24 Feb 2017 16:14
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24192

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum