KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN MODERN

MUHAMMAD NUR KHOSIM, NIM. 10510058 (2016) KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN MODERN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN MODERN)
10510058_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (KONSEP KEBAHAGIAAN KI AGENG SURYOMENTARAM DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN MODERN)
10510058_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Hidup dan kehidupan manusia diisi dengan segala aktifitas. Segala aktifitas yang dilakukan oleh manusia terdapat suatu tellos (tujuan). Bagi siapapun, dimanapun dan kapanpun, kebahagian akan selalu menjadi tujuan yang paling fundamental. Bahkan semua agama samawi memerintahkan manusia dengan tegas untuk mendapatkan kebahagiaan di kehidupan maupun di dunia setelah mati melalui perbuatan baik, ibadah dan segala bentuk ajaran. Begitu berharganya “kebahagiaan”, sehingga manusia pada zaman modern ini berusaha mati-matian untuk mendapatkannya tanpa memperhatikan kode etik hidup seperti hubungan (sosial), bertingkah laku dan semua bentuk kode etik lainnya. Sehingga di dalam kehidupan modern, dominasi “finalistic” dan “egoistic” menjadi sebuah keniscayaan. Suatu zaman akan mengalami kemajuan dalam segi produksi entah secara kualitatif maupun kuantitaf, apabila finalistic dan egoistic menjadi dasar utuk membangun “world view”. Tetapi di sisi lain, kemajuan dalam segi produksi dengan menggunakan dasar finalistic dan egoistic tersebut membawa dampak negatif, yaitu kerusakan dalam segi “hubungan”. Kerusakan tersebut terjadi pada semua bentuk hubungan, entah hubungan antara manusia dengan sesama, lingkungan maupun sang pencipta. Jika kerusakan yang dialami pada segi “hubungan” tersebut berlarut-larut dibiarkan, maka akan menimbulkan bencana untuk manusia itu sendiri. Begitu peliknya permasalahan di dalam hingar bingar (kemewahan) yang dijanjikan oleh modernitas melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, peneliti mengangkat wejangan pokok ilmu bahagia Ki Ageng Suryomentaram, dengan harapan dapat memperbaiki apa yang rusak di dalam kehidupan modern tersebut. Wejangan pokok ilmu bahagia Ki Ageng Suryomentaram, dirasa dapat mengembalikan hakikat kebahagian seperti semula yang didasari dengan sosialistik bukan egoistic. Dari hukum Mulur-Mungkret yang berada di bagian I, Rasa Sama yang berada di bagaian II dan Rasa Abadi yang berada di bagian III, dapat menetralisir rasa negatif seperi Iri-Sombong dan Sesal-Kawatir. Dengan tereliminirnya rasa negatif tersebut, maka masuk dalam surga Ketentraman dan Ketabahan menjadi sebuah keniscayaa. Setelah dapat masuk dalam surga ketentraman dan ketabahan, maka manusia dapat menerima wejangan pokok ilmu bahagia Ki Ageng Suryomentaram bagian IV, yaitu kebahagiaan yang hakiki. Dengan begitu di dalam modernitas, kebahagiaan tidak lagi dimonopoli oleh kaum berkekuatan, bermateri dan bentuk keunggulan lainnya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. Abdul Basir Solissa, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: KI AGENG SURYOMENTARAM, KEBAHAGIAAN, KEHIDUPAN MODERN
Subjects: Agama Dan Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Filsafat Agama (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 27 Mar 2017 09:00
Last Modified: 27 Mar 2017 09:00
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24219

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum