AL ISTIFHAM FI SURAT AL NAML FI AL QUR'AN AL KARIM (DIRASAH TAHLILIYYAH TADAWULIYYAH)

NUR JANNATUL ILMIYAH, NIM. 13110061 (2017) AL ISTIFHAM FI SURAT AL NAML FI AL QUR'AN AL KARIM (DIRASAH TAHLILIYYAH TADAWULIYYAH). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (AL ISTIFHAM FI SURAT AL NAML FI AL QUR'AN AL KARIM (DIRASAH TAHLILIYYAH TADAWULIYYAH))
13110061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (AL ISTIFHAM FI SURAT AL NAML FI AL QUR'AN AL KARIM (DIRASAH TAHLILIYYAH TADAWULIYYAH))
13110061_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Dalam skripsi ini akan kami bahas mengenai istifham yang ada dalam surat An-Naml, dengan menggunakan pendekatan pragmatik. Dalam surat An- Naml ini penulis banyak menemukan model bahasa yang digunakan oleh Allah dalam menyampaikan pesannya kepada rasul-Nya dan umat manusia, salah satunya dengan menggunakan bentuk istifham (kalimat tanya). Secara konvensional dapat diketahui bahwa istifham adalah kalimat yang digunakan untuk menanyakan sesuatu yang belum diketahui penanya,dari definisi ini dapat dikatakan bahwa fungsi utama dari istifham adalah untuk menanyakan sesuatu yang ingin diketahui oleh penanya dan ini biasanya memerlukan suatu jawaban. Dalam kenyataannya tidak sedikit kasus istifham yang digunakan oleh penutur sebagai modus untuk menyampaikan suatu berita dan suatu perintah atau yang lainnya, karena dalam kenyataannya sebuah tuturan baik itu kalimat tanya, kalimat berita, atau kalimat perintah, dalam berkomunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan beberapa maksud atau begitu pula sebaliknya satu maksud dapat disampaikan dengan berbagai macam macam tuturan. Setelah melakukan pengamatan, penulis menemukan adanya indikasi pemakaian istifham yang memiliki maksud tertentu di dalam surat An-Naml ini. Untuk menganalisis permasalahan ini, penulis menggunakan pendekatan pragmatik yaitu pendekatan yang digunakan untuk menganalisis bahasa berdasarkan konteks tertentu, karena pada dasarnya penulis juga ingin mengetahui maksud penutur dalam tuturan yang berbentuk istifham, maksud penutur (speaker meaning) adalah elemen bahasa yang tidak sistematis, tetapi bisa diidentifikasi, maksud yang berada di luar bahasa harus ditafsirkan dengan memperhatikan satuan lingual beserta konteks dalam arti yang seluas-luasnya. Dalam surat An-Naml, penulis menemukan adat-adat istifham yang berbentuk ما sejumlah satu, أ sejumlah dua belas, هل sejumlah satu, dan أي sejumlah satu. Dan masing-masing memiliki makna ta’ajjub, inkar, taqrir, taubih.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: H. HABIB, S.Ag., M.Ag.
Uncontrolled Keywords: ta’ajjub, inkar, taqrir, taubih.
Subjects: Kesusastraan Arab
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 03 Apr 2017 08:28
Last Modified: 03 Apr 2017 08:28
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24850

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum