MENGUAK IDEOLOGI AL-ADAB AL-SAGIR (KAJIAN SEMIOTIKA)

HANA ZAIMUL KHUSNA, SS, NIM. 1320510054 (2017) MENGUAK IDEOLOGI AL-ADAB AL-SAGIR (KAJIAN SEMIOTIKA). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (MENGUAK IDEOLOGI AL-ADAB AL-SAGIR (KAJIAN SEMIOTIKA))
1320510054_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (11MB) | Preview
[img] Text (MENGUAK IDEOLOGI AL-ADAB AL-SAGIR (KAJIAN SEMIOTIKA))
1320510054_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Budaya Arab tidak bisa lepas dari pembahasan mengenai Islam (al-Qur’an dan al-Sunnah), sastra dan juga para pemikir yang mewarnai perkembangan agama ini. Dalam sejarah sastra, ada banyak sastrawan Arab yang mampu menghiasi pemikiran Islam, membawa pemikiaran yang awalnya tekstual menjadi kontekstual, tetapi dari berbagai sastrawan tersebut tidak banyak yang dapat diketahui dari segi biografi, pemikiran, ataupun karyanya secara utuh. Ibnu Muqaffa’ yang hidup pada masa Abbasiyah telah mewarnai dunia sastra.Tulisannya merupakan karya pertama yang memiliki karakter Persia di dunia sastra Arab. Berbagai pemikirannya ia tuangkan dalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa yang indah. Apa yang ia lakukan dan apa yang ia pikirkan di masanya membawanya kepada akhir hidupnya yang tragis. Ia dituduh sebagai orang yang Zindiq yang kemudian dibunuh oleh rajanya sendiri, menurut catatan ia adalah Sufyan Ibn Mu’awiyah. Realita sejarah membuktikan adanya dugaan bahwa ia masuk Islam karena kepentingan politik di mana ia memeluk Islam paska berkuasanya dinasti Abbasiyah, kemudian pada penjamuan di tempat penyembahan Majusi namanya disebut-sebut dan ia juga bergaul dengan orangorang yang berhaluan keras. Untuk dapat mengetahui kezindikan seseorang terkait dengan pemikirannya (ideologi), maka harus melalui tahap penelitian tentang tanda-tanda yang yang menjadi landasan ideologinya khususnya ideologi Ibnu Muqaffa. Sehingga yang dapat ditempuh dalam penelitian ini adalah melalui salah satu karyanya, yaitu al-Adab al-Sagir , karya yang banyak berbicara tentang akal. Kemudian pendekatan keilmuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan semiotika, yang melalui dua tahap. Yaitu melalui pembacaan petama (heuristik), yaitu pembacaan teks secara bahasa dan pembacaan kedua (retroaktif/hermeneutik) yakni pembacaan secara makna. Adapun hasil yang dapat diperoleh ialah bahwa di dalam teks AS memuat tiga pembahasan utama, yakni pembahasan tentang akal, adab, dan agama. Akal bagi Ibnu Muqaffa adalah hal yang utama, merupakan sumber dari pengetahuan, menilai hal-hal yang baik dan buruk. Sedang adab adalah bentuk aplikasi dari pengetahuan itu. Menurutnya akal tidak akan sempurna tanpa disertai dengan adab atau akhlak yang baik. Menurutnya akhlak menandai tingakat pengetahuan seseorang. Dan pada pembahasan tentang agama ditemukan adanya aliran rasional dalam teologi agama Islam. Diketahui bahwa Ibnu Muqaffa lebih menggunakan akal. Hal ini menandai pemahaman pada aliran Mu’tazilah. Ia mengatakan bahwa ada pahala bagi orang yang berbuat baik dan balasan (siksa) bagi orang yang berbuat buruk. Dan ini menunjukkan adanya tanda keadilan Tuhan. Hal ini tidak hanya berlaku bagi Tuhan semata akan tetapi juga berlaku bagi raja (pemimpin). Jika dikontekskan dengan zaman sekarang, Ibnu Muqaffa bukanlah orang yang Zindiq, karena hal ini tercermin dari tulisannya yang juga banyak menyinggung tentang adab, salah satunya untuk bersikap wara, dan wara adalah tanda ketaatan.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Prof. Dr. H. Taufiq Ahmad Dardiri, S.U,
Uncontrolled Keywords: Ibnu Muqaffa, al-Adab al-Sagir , Ideologi, Semiotika
Subjects: Bahasa Arab
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Agama dan Filsafat
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 04 Apr 2017 14:09
Last Modified: 04 Apr 2017 14:09
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/24933

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum