PELAKSANAAN KEWAJIBAN SUAMI DAN ORANG TUA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN(Studi Pelaksanaan Narapidana di Kudus)

MOHAMMAD JUNAIDI ABDILLAH, NIM. 1420311036 (2017) PELAKSANAAN KEWAJIBAN SUAMI DAN ORANG TUA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN(Studi Pelaksanaan Narapidana di Kudus). Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (PELAKSANAAN KEWAJIBAN SUAMI DAN ORANG TUA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN(Studi Pelaksanaan Narapidana di Kudus))
1420311036_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (PELAKSANAAN KEWAJIBAN SUAMI DAN ORANG TUA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN(Studi Pelaksanaan Narapidana di Kudus))
1420311036_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini berisi penelitian lapangan tentang studi kasus para narapidana yang ada di rutan Kudus tentang penafkahannya terhadap keluarga yang ditinggalkannya. Sumber utama yang penulis gunakan adalah data-data yang dihasilkan dari keterarangan pelaku serta pendapat pelaku menyikapi hal tersebut, disamping itu penulis juga menggunakan beberapa literatur fiqih yang berhubungan dengan hal itu dari madzahib al arba‟ah. Selain itu, sumber yang penulis gunakan yaitu pendapat ulama‟ menyikapi masalah wajib tidaknya nafkah bagi seorang suami yang ada di rutan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif disini lebih mengarah pada pengamatan gejala-gejala yang ada dalam kehidupan manusia. Metode analisis data yang digunaka terdiri dari tiga komponen utama, yaitu reduksi data, kajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun pelaksanaannya yaitu bila data yang diperlukan telah terkumpul, kemudian dilakukan reduksi data kemudian data tersebut disajikan dan diatur sedemikian rupa. Setelah itu menafsirkan data-data dan sajian data yang telah dilakukan sebelumnya untuk disimpulkan. Adapun Rumusan masalah dala penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pelaksanaan kewajiban suami dan orang tua narapidana di Rutan Kudus. (2) Faktor-Faktor apakah yang mempengaruhi pelaksanaan kewajiban orang tua. (3) Bagaimanakah dampak buruk dari pelaksanaan kewajiban orang tua. Hasil dari penelitian penulis, dari ke 16 napi yang dijadikan obyek dalam penelitian ini ada beberapa cara yang ditempuh untuk memberikan nafkah kepada keluarga, selama napi ini masih menjalani masa hukuman di lembaga pemasyarakatan kelas-II Rutan Kudus. Pertama adalah: Para Napi ini tetap memberikan nafkah kepada isterinya dengan gaji yang dia terima dari Negara. Kedua adalah : Secara Umum para napi dilembaga pemasyarakatan kelas- II Rutan Kudus tidak memberikan nafkah yang sudah menjadi kewajibannya tersebut, tetapi mereka memberikan wewenang untuk mengelola harta yang ia tinggalkan dirumah. Artinya: Suami yang berada di penjara itu tetap dan masih wajib menafkahi keluarga yang ditinggalkannya. Imam Syafi’i. Berpendapat bahwa: Seorang wanita yang berhak mendapatkan nafkah dari suami yang meninggalkannya sejak hari kepergiannya, sampai diketahui kepulangannya, Jika hakim menyuruh istrinya supaya menunggu 4 tahun lamanya, maka ia tetap mendapat nafkah, begitu juga ketika masa iddahnya. Lain halnya kalau wanita tersebut menikah dengan orang lain, maka ia tidak berhak mendapatkan nafkah dari suami yang meniggalkannya. Madzhaib al ar-ba’ah sepakat mengenai hal ini. Jika suaminya adalah orang yang mempunyai barang, maka barang tersebut dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sementara yang tidak punya peninggalan, suami harus hutang atau mewakilkan orang lain untuk hutang yang tujuannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya selama dia tinggalkan, dan dia wajib membayarnya saat keluar dari rutan. Mengenai istri yang menggugat cerai suami saat berada di penjara, baik ulama’ salaf maupun kontemporer melarangnya selama sang suami masih mau membiayai tanggungan keluarganya. Ulama salaf yang berpendapat seperti ini diantaranya adalah imam syafi’i. Sementara ulama kontemporer yang berpendapat adalah Wahbah Zuhaili dan Yusuf Qhardawi. Sedangkan realitanya tidak semua narapidana menafkahi kebutuhannya, karena berbagai alasan. Alasan yang paling banyak adalah ketidak mampuannya untuk mendapatkan uang. Akibat dari hal ini, akhirnya istrinya harus membanting tulang sendiri untuk menafkahi keluarganya. Namun tidak semua narapidana seperti itu, masih juga narapidana yang mencukupi kebutuhan keluarganya yang dirumah dengan cara menjual harta yang ditinggalkannya. Kata Kunci : Nafkah,Kewajiban Suami, Lembaga Pemasyarakatan

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Prof. Dr. H. Khoiruddin Nasution M.A
Uncontrolled Keywords: Nafkah,Kewajiban Suami, Lembaga Pemasyarakatan
Subjects: Hukum Islam
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hukum Islam
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 20 Apr 2017 09:18
Last Modified: 20 Apr 2017 09:21
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25174

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum