STRUKTUR DAN METODE ILMU KALAM AL-GHAZALI DALAM KITAB AL-IQTISAD FI AL-I'TIQAD

FATHURROZAK, NIM.90510673 (1998) STRUKTUR DAN METODE ILMU KALAM AL-GHAZALI DALAM KITAB AL-IQTISAD FI AL-I'TIQAD. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (5MB) | Preview
[img] Text
BAB II, III, IV, V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (16MB)

Abstract

Al-Ghazali adalah seorang pemikir Islam yang mempunyai banyak predikat. Dalam dunia Islam ia dikenal sebagai seorang ahli fiqh, sufi, bahkan diakui pula sebagai seorang filosof Islam. Keseluruhan predikat yang disandangnya ini kalau kita telusuri, sebenarnya lahir dari hasil pengembaraan intelektualnya yang ia lakukan dalam jangka waktu yang sangat panjang. Meskipun demikian, dari keseluruhan tata berpikir al-Ghazali yang begitu beragam, terdapat semacam benang merah yang menyatukan dan mengkaitkan antara yang satu dengan lainnya. Benang merah tersebut tidak lain adalah penempatan agama sebagai landasan utama dalam struktur pemikirannya, sehingga sifat maupun corak pemikirannya mewujud dalam bentuk pembelaan terhadap kebenaran agama, terutama dalam konteks ortodoks Islam. Oleh karena itu pendekatan teologis sangat menonjol dalam pemikiran al-Ghazali. Dalam konteks teologis misalnya, nampak al-ghazali tidak sependapat dengan ungkapan seorang sufi yang mengatakan Ana al-Haq atau Ana Allah. Ia juga tidak setuju dengan aliran pemikiran yang hanya bertumpu diatas lahiriyah teks yang cenderung melahirkan interpretasi-interpretasi kaku dan salah terhadap ajaran-ajaran Islam. Dalam kitabnya Faishal al-Tafriqat Bayn al-islam wa ai-Zindiqah, al-Ghazali berkata kepada murid-muridnya. sampaikanlah kepada teman-temanmu serta mintalah kepada mereka defenisi tentang "kafir". Bila temanmu itu mengatakan bahwa kafir itu karena menentang mazhab Mu'tazilah atau berbeda pendapat dengan mazhab Hambali atau lainnya, maka ketahuilah bahwa teman-temanmu itu benar-benar tolol. Dia telah diikat oleh taklid dan dia lebih buta daripada orang buta ... ' Dari menyiratkan bahwa disaat al-Ghazali di dalam menyerang filosof dan filsafatnya, demikian pula terhadap persoalan-persoalan Islam lain adalah sebagai seorang Muslim. Sebagai catatan akhir harus diakui bahwa setiap bidang pekerjaan ada ahlinya sendiri-sendiri. Beberapa serangan yang dilontarkan kepada "musuh-musuh" al-Ghazali kepadanya harus disikapi secara bijaksana, sehingga akan bemuara pada sebuah keyakinan bahwa "perbedaan pendapat adalah rahmat". Al-Ghazali telah mengisi dunia dan menyibukkan manusia berkaitan dengan idei-denya, baik di saat hidupnya maupun setelah wafatnya. Banyak dari generasi dahulu berbeda juga pendapat mengenai dirinya, sebagaimana generasi kita dewasa ini. Di antara pengagumnya banyak orang yang keterlaluan di dalam memujinya. Kita dapati generasi sebelum kita yang sangat mengagungkan karya-karyanya, hampir mereka mengatakan bahwa kitab lhya 'Uium al-Din hampir sederajat dengan al-Qur'an. Sementara dari kalangan yang membencinya, tidak sedikit yang berlebihan dalam menuduh dan memberikan kritikan kepadanya. Kami (penyusun) dapati diantara mereka mengatakan bahwa al-Ghazali menghidupkan agamanya sendiri, bukan menghidupkan agamanya kaum Muslimin. Namun demikian ada juga kelompok yang bersikap moderat. Mereka meletakkan al-Ghazali pada posisi yang proporsional, memuji sepantasnya, juga memberikan kritik kepada kekeliruan yang ada, sebab yang ma'sum (yang terjaga dari kesalahan) hanyalah orang-orang yang dipelihara oleh Allah swt. Adanya sikap pro dan kontra terhadap pribadi al-Ghazali bukan hal yang aneh lagi. Bahkan, terdapat kelompok orang yang ingin mendekatkan kepada Allah mereka membakar kitab-kitabnya. Dalam kitabnya al-Ghazali memang pemah menentang berbagai kelompok, sehingga kelompok-kelompok itupun menentang dan memusuhinya. Al-Ghazali menyerang para filosof, menghancurkan Bathiniyah, mengecam Hasyawiyyah, mencela orang-orang yang taklid buta, mengkritik Mutakalillimun, memberikan peringatan kepada fuqaha, dan mengecam ulama yang mencari dunia dengan menjual agama yang oleh al-Ghazali mereka disebut "lama dunia ". Di samping itu al-Ghazali juga menegur ulama Dzahiriyah yang hanya terpaku pada teks-teks ·· lahir (eksplisit), jauh dari substansinya dan menghantam fenomena-fenomena keagamaan yang sesat dikalangan masyarakat luas. Dengan tidak menutup mata, sebagai manusia biasa, yang tidak ma'sum al-Ghazali memiliki kelemahan-kelemahan yang kemudian menjadi bahan saran kritikan oleh orang-orang yang menantangnya. Barangkali persolan yang banyak diangkat sebagai bahan kritikan mereka adalah meyangkut masalah hadis, pasrah kepada metode-metode dan pemikiran-pemikiran tasawwuf, tanpa melihat sisi hukum fiqh dan ushul fiqhnya. Adapun perbedaan-perbedaan yang terjadi di dalam melihat al-Ghazali dan pengaruhnya di kalangan umat Islam, baik yang posistif ataupun negatif. tetap perlu diketahui bahwa sejarah telah mencatat dan mengakui bahwa al-Ghazali adalah seorang reformer pada abad kelima Hijriyah, sebagai "Hujjatull islam" dan menghidupkan agama. Adapaun pemikir-pemikir modern, sekalipun berbeda penilaiannya terhadap al-Ghazali, namun mereka tetap mengakui bahwa dia adalah pemikir besar dalam Islam yang berskala dunia dan sebagai pembahas (peneliti) yang agung di dalam mencari kebenaran. Semoga Allah selalu memberikan rahmatnya kepada Imam al-Ghazali dan memberikan pahala kepadanya, yang telah berjuang untuk umat agama dan umat Islam.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. H. Iskandar Zulkarnain / Drs. Muhammad Mansur
Uncontrolled Keywords: ILMU KALAM, AL-GHAZALI, KITAB AL-IQTISAD FI AL-I'TIQAD
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 12 Jun 2017 15:07
Last Modified: 12 Jun 2017 15:07
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25477

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum