TRADISI RATIBAN DI DESA PANDANSARI, KECAMATAN PAGUYANGAN, KABUPATEN BREBES, PROPINSI JAWA TENGAH

MUH. FATAH YASIN - NIM. 04121786, (2009) TRADISI RATIBAN DI DESA PANDANSARI, KECAMATAN PAGUYANGAN, KABUPATEN BREBES, PROPINSI JAWA TENGAH. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (TRADISI RATIBAN DI DESA PANDANSARI, KECAMATAN PAGUYANGAN, KABUPATEN BREBES, PROPINSI JAWA TENGAH )
bab I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (TRADISI RATIBAN DI DESA PANDANSARI, KECAMATAN PAGUYANGAN, KABUPATEN BREBES, PROPINSI JAWA TENGAH )
BAB II, III, iv.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (142kB)

Abstract

Kalangan orang Jawa mempunyai kepercayaan bahwa suatu peristiwa alam selalu berkaitan dengan alam semesta, lingkungan sosial dan spiritual manusia, ketika mereka gagal memberi rasionalitas terhadap gejala-gejala alam, seperti gunung meletus, angin topan, banjir bandang, maka yang dianggap terjadi adalah alam sedang murka. Kekuatan alam semesta dianggap ada di atas segalanya. Selanjutnya dikatakan bahwa dalam masyarakat Jawa, kekuatan manusia dianggap lemah bila dihadapkan dengan alam semesta. Terkait dengan uraian di atas, ada hubungannya dengan daerah Pandansari Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes, yang disediakan tempat atau lokasi yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat, tempat tersebut adalah Telaga Ranjeng, yang masyarakatnya mengganggap bahwa telaga itu mempunyai kekuatan gaib sehingga dalam pelaksanaanya masyarakat tersebut perlu melakukan quot;tradisi ratiban quot; Ratiban sendiri berasal dari bahasa arab yaitu rotaba yang artinya kesukaran atau kesulitan. Sedangkan Tradisi Ratiban di Desa Pandansari adalah salah satu bentuk ritual yang diadakan dalam melaksanakan do'a bersama dengan perantara sebuah tempat Keramat yang dianggap memiliki kekuatan gaib untuk meminta keselamatan kepada penghuni tempat tersebut. Ritual yang dilakukan oleh masyarakat Pandansari, berkaitkan dengan pelaksanakan ritualnya yang menghubungkan ketika kondisi masyarakat menghadapi sebuah kesulitan atau kesusahan sehingga masyarakat tersebut melakukan sebuah ritual yang bernama ratiban. Keunikan tradisi ini tampak pada perbedaan dalam pelaksanaanya, biasanya masyarakat lain melakukan tradisi ratiban diadakan menjelang keberangkatan haji tetapi masyarakat Desa Pandansari melakukan ritual ini ketika masyarakat sedang mengalami musibah seperti musim kemarau yang panjang. Peneliti mengambil tradisi ratiban dikarenakan hampir semua masyarakat Pandansari melaksanakan ratiban tersebut namun kebanyakan dari mereka belum memahami makna dibalik ritual yang mereka lakukan, yang ada mereka hanya mengetahui sebatas ritual yang harus dilaksanakan agar selamat dari bahaya. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas, peneliti ingin mengajukan pertanyaan yang disampaikan dalam melakukan penelitian. Peneliti membatasi rumusan masalah, salah satunya adalah apa makna dan fungsi diselenggarakan tradisi ratiban, serta pengaruh bagi masyarakat Desa Pandansari. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis yaitu pendekatan yang berdasarkan pada suatu persoalan di dalam masyarakat. Untuk memudahkan penelitian, peneliti juga menggunakan metode analisa kualitatif yaitu metode yang digunakan untuk menganalisa data yang berupa pernyataan atau keterangan yang bukan berupa angka.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: PEMBIMBING: DR. MAHARSI, SS., M.HUM
Uncontrolled Keywords: tempat keramat, Telaga Ranjeng, tradisi ratiban, musibah, ritual
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 28 Aug 2012 20:30
Last Modified: 21 Dec 2016 09:37
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2557

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum