SISTEM PERJANJIAN KERJA PADA PEMASARAN JARINGAN (NETWORK MARKETING) TIANSHI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

ARIF FAUZAN, NIM. 99383470 (2005) SISTEM PERJANJIAN KERJA PADA PEMASARAN JARINGAN (NETWORK MARKETING) TIANSHI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (SISTEM PERJANJIAN KERJA PADA PEMASARAN JARINGAN (NETWORK MARKETING) TIANSHI DITINJAU DARI HUKUMISLAM) BAB I, V, DP.pdf Download (21MB) | Preview
	Text (SISTEM PERJANJIAN KERJA PADA PEMASARAN JARINGAN (NETWORK MARKETING) TIANSHI DITINJAU DARI HUKUMISLAM) BAB II, III, IV.pdf Restricted to Registered users only Download (13MB)

Abstract

Bisnis (perdagangan) dengan sistem personal franchise atau network marketing merupakan penomena baru dalam kajian Islam, sehingga sama sekali belum pemah dibahas dalam kajian-kajian fiqih klasik, bahkan dalam kajian-kajian fiqih kontemporerpun sangat minim. Pemasaran jaringan (MLM) sendiri daiam literatur flqh Islam masuk dalam pcmbahasan fiqh muamalah/bab Buyu (perdagangan). Pemasaran janngan adalah menjual/memasarkan langsung suatu produk baik berupa barang/jasa kepada konsumen, sehingga biaya distribusi barang sangat minim atau sampai ke titik nol. Pemasaran jaringan juga menghilangkan biaya promosi, karena distribusi dan promosi ditangani langsung olch distributor (ajir) dengan sistem beijenjang (multi level), Tianshi adalah salah satu perusahaan yang mengadopsi sistem pemasaran jaringan (network marketing), atau lebih tepatnya adalah jaringan pribadi terwaralaba. Di dalam perekrutan yang diterapkan perusahaan Tianshi, hubungan perusahaan dengan para distributor terdapat ikatan peijanjian/akad/kontra kerja, dan inilah yang akan penyusun bahas dalam skripsi ini. Perjanjian sendiri adalah salah satu bentuk aturan hukum yang ada dalam Islam, sehingga manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan-persoalan akad (kontrak/pcijanjian) di antara sesamanya dalam bermuamalah. Suatu kontrak keija dianggap sah apabila jelas, transparan dan tidak ditutup-tutupi, baik itu tentang pekerjaannya ataupun tentang upah/bonus yang akan diterimanya nanti. Perjanjian keija di sini termasuk kedalam perjanjian sevva-menyewa (ijnrah) tenaga manusia untuk melakukan pekerjaan dengan imbalan bonus/upah (ijarah a'yan), namun status distributor di sini bukan sebagai buruh seperti lazimnya para pekeija pada perusahaan konvensional, tetapi sebagai wirausaha mandiri dan bagian dari sistem perusahaan. Oleh sebab itu, di sini penyusun menjelaskan/memaparkan bagaimana sebuah kontrak kerja atau perjanjian pada pemasaran jaringan (network marketing) Tianshi menurut Islam. Jenis penelitian yang penyusun gunakan adalah penelitian lapangan {field research), yaitu untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terpennci tentang peijanjian kerja pada pemasaran jaringan (network marketing) Tianshi dan bersifat presknptif. Dalam rangka penetapan hukum perjanjian keija pada pemasaran jaringan Tianshi ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologis dan normatif, yakni yang pertama kali diteliti adalah bagaimana bentuk perjanjian kerja pada pemasaran jaringan Tianshi kemudian dilihat status hukumnya dalam perspektif hukum Islam. Berdasarkan penelitian penyusun, maka terungkaplah bahwa perjanjian kerja pada pemasaran jaringan Tianshi didasari atas kchendak kedua belah pihak. yakni adanya tjab dan qahul antara distributor dan perusahaan. Distributor (ajir) sebagai kepanjangan tangan perusahaan Tianshi, begitupun dengan perusahaan Tianshi (musta'jir) adalah sebuah wadah yang mendistribusikan barang lewat para distributomya (langsung). Sehingga secara garis besar peqanjian antara distributor dan pihak perusahaan Tianshi telah memenuhi ketentuan-ketentuan hukum yang berarti telah sah menurut hukum Islam,

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item