KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI TUMBUHAN PAKU EPIFIT DI HUTAN WISATA KALIURANG SLEMAN D.I YOGYAKARTA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BELAJAR BIOLOGI DI MADRASAH ALIYAH

DWI SARI NURLAILI, NIM. 00450210 (2006) KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI TUMBUHAN PAKU EPIFIT DI HUTAN WISATA KALIURANG SLEMAN D.I YOGYAKARTA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BELAJAR BIOLOGI DI MADRASAH ALIYAH. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI TUMBUHAN PAKU EPIFIT DI HUTAN WISATA KALIURANG SLEMAN D.I YOGYAKARTA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BELAJAR BIOLOGI DI MADRASAH ALIYAH) BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (8MB) | Preview
	Text (KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI TUMBUHAN PAKU EPIFIT DI HUTAN WISATA KALIURANG SLEMAN D.I YOGYAKARTA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BELAJAR BIOLOGI DI MADRASAH ALIYAH) BAB II, III, IV.pdf Restricted to Registered users only Download (11MB)

Abstract

Penclitian ini dilatarbclakangi karena tumbuhan paku banyak dikenal oleh masyarakat, baik sebagai tanaman hias, bahan obat-obatan, serta dapat dikonsumsi sebagai sayuran. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan distribusi tumbuhan paku epifit, serta mengetahui potensi-potensi dari proses dan produk penelitian ini yang dapat dijadikan sebagai alternatif sumber belajar biologi di Madrasah Aliyah. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Hutan Wisata Kaliurang, Hargobinangun, Pakem, Sleman, D.I Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode jelajah. Sampel diambil berdasarkan beda ketinggian 50 m di atas perrrmkaan air laut. Faktor lingkungan yang diukur adalah : suhu udara, kelembaban udara, dan intensitas cahaya. Pengamatan dilakukan sebanyak 3 kali ulangan yaitu pada tanggal 26-28 April 2005, 17-19 Mei 2005, dan 7-9 Juni 2005 dengan masmg-masing interval waktu I bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 jenis tumbuhan paku epifit yaitu : Polypodium trilobum, Nephrolepis cordifolia, Dryopteris rufescens, Drynaria sparsisora moore, Rotrychium daucifolium, dan Davallia tricomanoides. Densitas terbesar adalah Dropteris rufescens sebesar 22,07 %, Frekuensi rata-rata sebesar 17,66 %. Faktor lingkungan yang diukur yaitu temperatur, intensitas cahaya, dan kelembaban. Faktor lingkungan tersebut berpengaruh terhadap kehadiran tumbuhan paku epifit. Hasil penelitian ini berupa proses dan produk yang dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi di Madrasah Aliyah kelas X semester gasal pada pokok bahasan Plantae, sub pokok bahasan tumbuhan paku (Pteridophyta).

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item