POLITIK MENURUT HAMKA (KAJIAN TERHADAP AYAT-AYAT YANG BERKAITAN DENGAN POLITIK DALAM TAFSIR AL-AZHAR)

MUJI, NIM. 97532460 (2005) POLITIK MENURUT HAMKA (KAJIAN TERHADAP AYAT-AYAT YANG BERKAITAN DENGAN POLITIK DALAM TAFSIR AL-AZHAR). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (POLITIK MENURUT HAMKA (KAJIAN TERHADAP AYAT-AYAT YANG BERKAITAN DENGAN POLITIK DALAM TAFSIR AL-AZHAR))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (POLITIK MENURUT HAMKA (KAJIAN TERHADAP AYAT-AYAT YANG BERKAITAN DENGAN POLITIK DALAM TAFSIR AL-AZHAR))
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Setiap tafsir al-Qu^an akan terpengamh corak pandangan hidup, haluan atau mazhab yang dianut oleh penafsir, sehingga sangat mungkin terjadi perbedaan interpretasi antara satu mufassir dengan mufassir yang lain dalam memahami satu teks (ayat) yang sama. Sebagai contoh adalah teks ayat tentang politik, ayat ini telah menarik perhatian sebagian ulama sehingga satu teks ini menarik untuk didiskusikan. Manusia merupakan makhluk Allah yang termulia di antara makhluk Allah yang lainnya, karena hanya manusialah dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada padanya mampu merefleksikan sifat maupun kehendak Tuhan secara langsung, oleh karena itu dari sekian banyak makhluk-Nya hanya manusia saja yang diberi tanggung jawab untuk menjadi khalifah. Haji Abdul Malik Karim Amrullah yang populer dengan panggilan Hamka, adalah pribadi yang sangat menonjol dalam sejarah keulamaan, kesusastraan dan kecendikiawanan Indonesia modem. Hamka merupakan tokoh yang patut diteladani karena kemampuannya yang secara otodidak membuatnya terkenal dalam bidang pemikiran diberbagai disiplin ilmu. Di antara pemikiran-pemikiran yang menonjol dari Hamka adalah di bidang politik, yang termuat dalam tafsir al-Azhar lewat penafsirannya tertiadap ayat-ayat yang punya kaitan dengan masalah politik. Pada masa Orde Lama, Hamka sempat dipenjara yang pada akhimya mengantarkan dirinya untuk menyelesaikan tafsir al-Azhar yang sebelumnya baru selesai dua juz. Melihat situasi masa Hamka ditahan, tentunya pemikiran Hamka dalam nenafsirkan ayat-ayat yang ada kaitannya dengan politik ikut terpengaruh dengan masa itu. Tapi dalam kenyataannya, Hamka dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut tidak terpengaruh dengan kondisi pada saat itu. Hal ini dimungkinkan karena Hamka dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut banyak terpengaruh dengan buku-buku yang dijadikan referensi dalam penafsiran tersebut terutama kitab tafsir-tafsir al-Manar maupun FI Dhilali al-Qur'an. Dalam menafsirkan ayat-ayat yang ada kaitannya dengan politik, dalam pandangan Hamka kedaulatan hanya di tangan Allah, Penguasa semesta raya dari sekecil apapun sampai tidak terhingga, Kedaulatan nisbi atau insani dianugrahkan oleh Allah kepada manusia sebagai khalifah dengan syarat menjalankan kewajiban-kewajiban dari Allah melalui syari’at hukum-hukum-Nya yang diwahyukan kepada Rasul-Nya. Kedaulatan mutlak Tuhan diartikan Hamka sebagai kedaulatan moral, sehingga dalam hirarki ketaatan pada pemimpin adalah taat kepada Allah sebagai ketaatan moral. Demikian juga ketaatan pada Rasul dan ketaatan pada pemimpin dari pada kamu -pemimpin yang melaksanakan keadilan, menyampaikan amanat dan memelihara sendi kehidupan berbegara dengan bermusyawarah setiap urusan umat—yang tidak melanggar norma hukum Allah sebagai suatu hukum mutlak yang harus ditaati. Menjalankan perintah pemimpin dengan kriteria tersebut merupakan kewajiban sepadan dengan menjalankan perintah Allah dan Rasul.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: M.Hidayat Noor,S.Ag
Uncontrolled Keywords: Haji Abdul Malik Karim Amrullah
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 05 Jul 2017 09:15
Last Modified: 05 Jul 2017 09:15
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25824

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum