HADIS TENTANG TAKBIR HARI RAYA

DIYAH INAYATI, NIM. 95531893 (2004) HADIS TENTANG TAKBIR HARI RAYA. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img] Text (HADIS TENTANG TAKBIR HARI RAYA)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB)
[img] Text (HADIS TENTANG TAKBIR HARI RAYA)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Sunnah sebagai perbuatan yang dilakukan Nabi yang dituliskan menjadi hadis harus diketahui benar-benar tingkat kesahihannya , karena akan diamalkan oleh urnat Islam. Banyak amalan yang telah dilakukan umat yang sudah menjadi kebiasaan, setelah diteliti ternyata tidak dicontohkan oleh Nabi. Salah satu amalan yang tidak ada contohnya dari Nabi adalah takbir pada hari raya, khususnya pacta rnalam hari raya ldul Fitri. Hadis yang menyebutkan untuk menghidupkan malam hari raya Idul Fitri dinilai lemah I maudu '. Sedang hadis tentang takbir ketika berangkat ke tempat salat 'id nilainya tidak sampai pada derajat sahih. Pembahasan ini pada akhimya berimplikasi terhadap diterima tidaknya hadis tentang takbir ketika pergi ke tempat salat ' id sebagai hujjah (dalil) dalam pelaksanaan takbir pada hari raya. Dengan mengumpulkan berbagai sumber yang berbicara tentang persoalan tersebut dan mengolahnya dengan menggunakan pendekatan kritik hadis dalam pembahasan ini dimaksudkan untuk mehhat keotentikan dari hadis itu. Hal ini mengingat persoalan hadis, terutama persoalan kehujjahan lebih relevan bila didekati dengan kritik ini. Berkenaan dengan waktu pelaksanaan mengumandangkan takbir hari raya Idul Fitri, dari kalangan ulama ada 2 pendapat, yaitu : mulai dari terbenamnya matahari pada malam hari raya sampai selesar dilaksanakan salat 'id atau sampai 'Asar dan dimulai sejak keluar dari rumah masing-masing menuju ke tempat salat 'id hingga mulai khutbah. Pendapat pertama mengambil dasar dari hadis yang menyebutkan untuk meramaikan I menghidupkan malam hari raya dan pemahaman terhadap ayat al Baqarah 185 dengan maksud bahwa maghrib pada malam hari raya ldul Fitri itu puasa sudah selesai dan sudah memasuki sebagian dari hari raya, maka dilanjutkan dengan menyerukan takbir ' id. Pendapat kedua memegang datil pada hadis tentang l'tikaf pada sepuluh malarn terakhir bulan Ramadan dan Nabi juga melakukannya, yakni pada malam hari raya Nabi masih tetap I'tikaf di masjid kemudian pagi harinya pergi menuju ke tempat salat ' id. Dengan mencermati kedua pendapat tersebut, terlihat bahwa dalam memahami kata .,11 IJfl dalam surat al Baqarah 185 ada yang secara literal dan ada yang kontekstual. Sementara untuk menentukan amalan yang dapat dikerjakan atau tidak kita juga perlu melihat sunnah yang dilakukan oleh Nabi maupun sahabat-sahabat beliau dengan mempertimbangkan manfaat dan madaratnya

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. HM. Yusron Asrofi, MA
Uncontrolled Keywords: Takbir, hari raya
Subjects: Hadis
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 14 Jul 2017 07:50
Last Modified: 14 Jul 2017 07:50
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25919

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum