PENAFSIRAN KHILAFAH MENURUT AHMADIYAH QADIAN (Studi atas al-Tafsir Al- Kabir Karya Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad)

Dwi Endah Rahmawati, NIM. 99532860 (2005) PENAFSIRAN KHILAFAH MENURUT AHMADIYAH QADIAN (Studi atas al-Tafsir Al- Kabir Karya Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (PENAFSIRAN KHILAFAH MENURUT AHMADIY AH QADIAN (Studi atas al-Tafsir Al- Kabir Karya Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PENAFSIRAN KHILAFAH MENURUT AHMADIY AH QADIAN (Studi atas al-Tafsir Al- Kabir Karya Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (7MB)

Abstract

Manusia mempunyai kecenderungan untuk dilindungi oleh yang lain, sehingga muncul adanya pemimpin yang bertindak sebagai pelindung. Akan tetapi pemimpin sangat identik dengan kekuasaan. Untuk mempertahankan kekuasaannya seorang pemimpin tentu saja mempunyai banyak cara, terlebih lagi cara tersebut penuh dengan unsur politis. Para pemikir Islam memandang kekuasaan sering disamakan dengan masalah pemerintahan, dan biasa dikenal dengan istilah klulafah, karena Khilafah lslamiyah merupakan manifestasi kekuasaan Allah di muka bumi. Akan tetapi manakala seseorang bertindak sebagai pemimpin kekhilafalran, seorang khalifah kerap lupa diri dengan kekuasaan yang tehih dipegangnya. Maka kemudian tidak dapat disalahkan apabila para pemikir Islam seperti Abul A'la Maududi, Al-Mawardi, lbn Khaldun, dan lainnya hampir memiliki pendapat yang sama tentang khilafah sebagai pendelegasian kekuasaan Allah kepada manusia, dalam suatu konsep politik kenegaraan. Ketika Kaum Muslimin ramai membicarakan masalah khilafah yang identik dengan politis, muncul sosok Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad sebagai Khalifah A dari Jama'ah Ahmadiyah Qadian yang menulis tentang khilafah dalam sebuah tafsir yang diberi nama al-Talsir al-Kabir Skripsi ini mengangkat penafsiran Mirza Basyiruddin tentang khilafah dalan al-Tafsir al-Kabir Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah penafsiran Mirza Basyiruddin tentang ayat-ayat khilafah, termasuk juga hadis yang diyakininya menunjang. penafsiran tersebut. Selanjutnya mengenai pesan Mirza Basyiruddin dalam tafsirnya, agar senantiasa taat pada nizam khilafah yang hanya terdapat pada Jama'ah Ahmadiyah Qadian. Dilanjutkan tentang lmplikasi konsep khilafah dalam penafsiran Mirza Basyiruddin terhadap masyarakat kontemporer. Ada dua masalah yang dirumuskan dalam skripsi ini, pertama tentang bagaimana penafsiran dan konsep Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad tentang khilafah dalam al-Qur'an; kedua bagaimana karakteristik penafsiran Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad mengenai khilafah. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif analitis. Karena penelitian ini bersifat kepustakaan, yang di dasarkan sepenuhnya pada data tertulis serta bahan-bahan kepustakaan lain yang terkait dengan penafsiran Ahmadiyah Qadian, maka setelah data diperoleh diolah dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Adapun setelah data terkumpul, maka akan dilakukan deskripsi mengenai penafsiran khilafah menurut Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad, dengan tidak melupakan analisis kritis mengenai konsep yang dikembangkan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan beberapa hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu: Pertama, ayat yang digunakan Mirza Basyiruddin dalam penafsirannya ten tang khilafah adalah Surat al-Nilr ayat 56 (memakai al-Qur'an dan terjemahnya serta tafsir singkat karya Malik Ghulam Farid, yang biasa digunakan dalam Jama'ah Ahmadiyah Qadian) bukan VA menggunakan surat al-Baqarah:30 dan ash-Shad :27 (sebagaimana dalam mu 'jam Mulahras li alfadh al-Qur'an). Penuhs mendapati adanya penekanan pada kata •'wa'ada" yang berarti janji. Janji di sini diartikan janji Allah pada manusia yang beriman dan beramal shaleh, akan dipenuhi janji Allah mengenai khilafah lslam. Yang dimaksud dengan manusia yang beriman dan beramal saleh adalah Jama'ah yang dipimpin oleh Mirza Ghulam Ahmad dan diteruskan dengan nizam khilafah sampai saat ini. J ama 'ah inilah yang bernama Ahmadi yah Qadi an, demikian penegasan Mirza Basyiruddin dalam al- TalSir al-Kabir. Kedua, khilafah yang dimaksud Mirza Basyiruddin bukanlah klulafah yang difahami umat Islam pada umumnya yakni, khilafah yang penuh dengan unsur politis semata demi mempertahankan kekuasaannya. Khilafah tersebut adalah khJlafah ruhani, di mana seorang khalifah sebagai pemimpin dalam khilafah tidaklah secara otomatis memimpin pemerintahan yang sedang berkuasa. Para Jama'ah Ahmadiyah di manapun berdomisili tetap patuh dan taat pada peraturan kenegaraan. Akan tetapi Jama'ah Ahmadiyah Qadian tetap taat dan patuh dalam urusan agama kepada khalifah yang sedang mengemban amanat dalam nizam khilafah. Ketiga, Kewajiban untuk ta 'at pada nizam khilafah dalam jama'ah Ahmadiyah Qadian. Dikarenakan Jama'ah telah berbai 'at kepada khalifah dalam Ahmadiyah Qadian, maka apa pun yang terjadi seorang jama'ah harus taat pada nizam khilafah. Keempat, lmplikasi dari konsep penafsiran Mirza Basyiruddin mengenai khilafah masih sangat terbatas pada Jama'ah Ahmadiyah Qadian, karena di luar Jama'ah tentu saja tidak dapat begitu saja taat pada nizam khilafah tanpa masuk dalam Jama'ah Ahmadiyah Qadian dengan terlebih dahulu menyatakan bai 'at kepada khalifah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Prof. Dr. H. Iskandar Zulkarnaen
Uncontrolled Keywords: Khilafah, Ahmadiyah Qadiyan
Subjects: Organisasi Masyarakat > Ahmadiyah Qadiyan
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 14 Jul 2017 07:51
Last Modified: 14 Jul 2017 07:51
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25959

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum