HADIS TENTANG PROFESI SEBAGAI PENYANYI (Telaah Ma’ani al hadis)

FATHIMATUZ ZAHRA, NIM.00530372 (2004) HADIS TENTANG PROFESI SEBAGAI PENYANYI (Telaah Ma’ani al hadis). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (HADIS TENTANG PROFESI SEBAGAI PENYANYI (Telaah Ma’ani al hadis))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (HADIS TENTANG PROFESI SEBAGAI PENYANYI (Telaah Ma’ani al hadis))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Islam merupakan agama yang mengatur segala bentuk kehidupan, semuanya terangkum dalam al-Qur'an dan hadis. Begitu pula dalam hal kesenian, dalam hal ini lebih khusus lagi yaitu mengenai penyanyi. Di Era tanpa batas saat ini ketika telah terjadi pergeseran berbagai hal termasuk batasan -batasan norma, maka diperlukan beberapa peninjauan ulang terhadap sesuatu yang dianggap telah baku yaitu hadishadis dalam hal ini yang berkaitan dengan profesi sebagai penyanyi. Berdasarkan data yang diperoleh ditemukan enam hadis tentang profesi sebagai penyanyi. Hadis-hadis tersebut kebanyakan menyebutkan penyanyi perempuan dengan berbagai image buruk yang melekat terhadapnya, tidak ditemukan kata yang menyebutkan penyanyi laki-laki. Berdasarkan dari data tersebut, banyak permasalahan-permasalahan masa kini mengenai penyanyi dengan patokan hadis tersebut. Untuk itu penulis membahas mengenai pemahaman hadis tentang profesi sebagi penyanyi ini serta relevansinya dengan masa kekinian. Hadis-hadis tentang profesi sebagai penyanyi di atas dipahami dengan menggunakan hermeneutika hadis sebagai berikut: Analisis matan, Analisis historis, serta analisis kritis. Profesi sebagai penyanyi ini telah ada sejak masa dahulu dengan konsep awal penyanyi pada masa dahulu adalah semua orang yang menyanyi untuk menyampaikan pemohonan pada Tuhan. Kebiasaan tersebut, berkembang dengan terkonsepnya penyanyi dalam sebuah pertunjukan musik. Pada awal adanya penyanyi ini, fungsinya untuk menyampaikan permohonan pada Tuhan masih melekat. Namun sejak muncul konsep seni untuk seni, semuanya menjadi berubah. Karena terpisahnya seni dari agama, berpengaruh pula terhadap penyanyi. Maka, muncullah penyanyi dengan disertai perzinaan, khamr. Pada masa sebelum Nabi di tanah Arab penyanyi merupakan para budak, yang merangkap sebagai penyanyi sebagai penghibur majikannya, tanpa mendapatkan imbalan at as nyanyiannya tersebut.. Bahkan, derajat seorang budak yang tinggal di harem-harem tersebut menjadi naik jika menjadi penyanyi. Pada masa awal Islam datang, profesi sebagai penyanyi ini dilarang dengan tujuan untuk memutus rantai pada Hngkungan profesi sebagai penyanyi itu, yang pasti disertai zina dan khamr. Namun, setelah ada perbaikan maka profesi sebagai penyanyi ini diperbolehkan kembali. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa hukum terhadap profesi sebagai penyanyi ini kasuistik, dengan melihat lingkungan penyanyi itu muncul, liriknya, busananya, serta aturan-aturan lain yang telah diatur dalam agama. Namun, bukan berarti harus berlabelkan Islam, jika pesan inti dari aturan-aturan Islam di atas dapat dipenuhi setidaknya tanpa menimbulkan keml{daratan maka profesi tersebut diperbolehkan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. Suryadi, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: penyanyi, hadis
Subjects: Hadis > Kumpulan Hadis
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 14 Jul 2017 08:28
Last Modified: 14 Jul 2017 08:28
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26006

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum