HADIS-HADIS TENTANG KEUTAMAAN MEMBACA SURAT AL-KAHFI DALAM MUSNAD AHMAD BIN HANBAL (Studi Kritik Sanad dan Matan )

Sudirman, NIM. 97532524 (2004) HADIS-HADIS TENTANG KEUTAMAAN MEMBACA SURAT AL-KAHFI DALAM MUSNAD AHMAD BIN HANBAL (Studi Kritik Sanad dan Matan ). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (HADIS-HADIS TENTANG KEUTAMAAN MEMBACA SURAT AL-KAHFI DALAM MUSNAD AHMAD BIN HANBAL (Studi Kritik Sanad dan Matan ))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (HADIS-HADIS TENTANG KEUTAMAAN MEMBACA SURAT AL-KAHFI DALAM MUSNAD AHMAD BIN HANBAL (Studi Kritik Sanad dan Matan ))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Hadis Nabi merupakan smnber kedua ajaran Islam sesudah kitab suci alQur'an. Tetapi, berbeda dengan al-Qur'an yang diterima serta diriwayatkan secara mutawatir dari generasi ke generasi. Sedangkan, hadis sebagian besar tidak diriwayatkan secara mutawatir, bahkan sempat terjadi pemalsuan terhadap hadis. Kondisi demikian, jelas akan berdampak pacta otentisitas hadis sebagai smnber ajaran Islam yang autentik. Faktor sejarah, perubahan sosio-kultural, dan upaya reaktualisai muatanmuatan hadis dalam realitas kekinian turut memberikan andil akan pentingnya kritik otentisitas hadis. Sebagai sebuah pijakan dalam kehidupan beragama, kedudukan hadis dalam literatur kamn muslim menduduki porsi besar, bahkan boleh dibilang kaum muslimin lebih banyak mengamalkan hadis daripada al-Qur'an. Dalam konteks reaktualisasi tersebut, dapat ditemukan pacta masyarakat Indonesia yang melaksanakan ajaran agama Islam berdasar atas hadis-hadis yang belmn tentu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Berbagai upacara keagamaan--seakan-akan-berdasar atas legalitas sebuah hadis. Sebagai contoh, tradisi tingkepan-dengan membacakan surat Yasin, al-Kahfi, al-Waqiah dllmenjadi ketentuan wajib dalam komunitas masyarakat tertentu. Realitas tersebut, tidak menjadi persoalan selama amalan~amalan di atas memiliki sumber hukmn yang jelas. Bukan atas ritualitas dan rutinitas semata. Konteks sebagaimana tersebut diatas yang coba dikaji oleh penyusun dengan mengambil hadis-hadis yang membicarakan tentang keutamaan surat al-Kahfi. Fokus kajian penyusun adalah hadis-hadis yang diriwayat oleh Ibnu Hanbal, dan sebagai elaborasi penyusun juga menyajikan hadis-hadis yang bersumber pacta Muslim, Abu Daud, dan al-Tirmizi dengan tema yang sama dengan berbagai variasi perbedaan lafaz. Dalam riwayat Ibnu Hanbal disebutkan, bahwa barang siapa yang membaca awal serta akhir surat al-Kahfi akan diliputi cahaya dari kaki hingga kepala. Dan barangsiapa membaca surat al-Kahfi secara keseluruhan, akan tampak cahaya dari langit hingga bumi. Hadis yang terkesan supra rasional tersebut, setelah penyusun lakukan penelitian dengan metode kritik dan matan, maka diketahui bahwa hadis yang bersangkutan berkualitas da'if daif berat pacta sanadnya, begitu pula terhadap maknanya yang sangat sulit dijangkau oleh pola pikir rasional dan cenderung menyalahi nilai-nilai al-Qur'an. Dengan demikian, hadis tersebut tidak dapat dijadikan untuk berhujah, meskipun untuk tadail al-a 'mal. Selanjutnya, dalam konteks yang sama terdapat sebuah hadis terdapat beberapa hadis yang menyebut kan bahwa barang siapa membacalmenghafal surat alKahfi, akan dijaga dari berbagai kerusakan fitnah yang ditimbulkan oleh Dajjal. Setelah penyusun diteliti, hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal, Imam Muslim, Abu Daud, dan al-Tirmizi. Setelah penyusun melakukan kritik sand juga matannya, diketahui bahwa hadis yang bersangkutan adalah Ahad Gharib, yang kualitasnya Hasan, dengan demikian dapat dijadikan hujah. Lebih jauh, bahwa pada hadis-hadis tersebut memerlukan upaya reaktualisai untuk menggali kandungannya, agar tidak terjebak pada tekstualitas makna hadis. Menurut berbagai sumber kitab syarah dan tafsir, dapat dikemukakan bahwa makna yang dikehendaki oleh hadis yang bersangkutan adalah bagi siapa yang mengambil berbagai pelajaran penting yang terdapat dalam surat al-Kahfi. Yang demikian, sejalan dengan fungsi kisah al-Qur'an sebagi tamsil, ibrah dan pelajaran bagi manusia. Dajjal adalah kondisi chaos, tiada keadilan dan berbagai kerusakan. Jadi dalam alam demikian, menjadi penting bagi manusia untuk mengambil pelajaran dari kisah-kisah yang tertuang dalam surat al-Kahfi. Pada saat yang sama perjalan Nabi Musa dalam menemukan realitas pengetahuan sejati, selayaknya menjadi inspirasi bagi kaum muslimin untuk terus berusaha semaksimal mungkin mengembangkan cakrawala ilmu pengetahuan dengan berbagai jalan

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. Fauzan Naif, MA
Uncontrolled Keywords: hadis, membaca surat al kahfi
Subjects: Hadis > Kumpulan Hadis
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 10 Jul 2017 10:38
Last Modified: 10 Jul 2017 10:38
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26045

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum