MANE-YI HARFI (KAJIAN TENTANG METODE PENAFSIRAN BEDIUZZAMAN SAID NURSI DALAM RISALE-I NUR)

LAELA RAHMAWATI, NIM.00530080 (2005) MANE-YI HARFI (KAJIAN TENTANG METODE PENAFSIRAN BEDIUZZAMAN SAID NURSI DALAM RISALE-I NUR). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (MANE-YI HARFI (KAJIAN TENTANG METODE PENAFSIRAN BEDIUZZAMAN SAID NURSI DALAM RISALE-I NUR))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (MANE-YI HARFI (KAJIAN TENTANG METODE PENAFSIRAN BEDIUZZAMAN SAID NURSI DALAM RISALE-I NUR))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (15MB)

Abstract

Al-Qur'an bagi umat Islam adalah penerang dan petunjuk. Ia memperlihatkan kesalihannya untuk diinterpretasi ulang dengan menampakkan diri sebagai teks yang terbuka untuk ditelaah dari berbagai perpektif. Bediuzzaman Said Nursi, adalah salah satu tokoh yang berada dalam sinaran ini. Menjelajah karya tafsimya, yakni Risale-i Nur adalah menelusuri sebuah karya yang lahir dari penolakannya atas ancaman destruktif positivisme Barat yang merongrong endapan keimanan. Said mendefinisikan karya tafsimya, Risale-i Nur sebagai manevi tefsir yang mumi berk:hidmat pada upaya inqiz al-lmin sehingga ancangan ke arah tersebut, beliau namai juga dengan cihad-i manevi. Dengan diharapkan dapat mengeliminir keterpurukan umat akibat meninggalkan aspek fundamental agama yakni tauhid, Said menghadirkan paradigma mane-yi harfi sebagai prinsip yang idealnya dipakai sebagai alat analisis untuk mendekonstruksi hakikat "ada" dengan menempatkannya selaras dengan kebenaran universal (ta'wil kulli) melalui i'tibar juga tafakkur. Pendekatan inilah yang penulis kaji dalam skripsi ini, apakah yang dimaksud dengan mane-yi harfi ? bagaimana implikasi yang dihasilkannya dalam penafsiran ? Penelitian ini merupakan penelitian literer yang sumber primemya adalah karya Bediuzzaman Said Nursi, Risale-i Nur. Namun, karena keterbatasan untuk menjangkau karyanya secara menyeluruh, skripsi ini dibuat berdasarkan literatur yang memungkinkan untuk dikaji. Adapun metode yang digunakan adalah deskriptif-analitis yang berupaya mengklasifikasi dan menganalisis bangunan pemikiran Bediuzzaman Said Nursi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu untuk kemudian disusun secara sistematis dan logis. Berdasarkan penelitian, mane-yi harfi (al-nazrah al-harfiyyah) sebagaimana hakikat huruf yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa dimaknai oleh yang lainnya, melihat sesuatu secara indikatif. Artinya, setiap "ada" harus dilihat merefleksikan keberadaan tertinggi yang membuatnya menjadi ada. Sehingga, hakikat "ada" pada hakikatnya adalah fana dan i1usif. Said menggambarkan keyakinan tersebut dengan hakikat "Ana" yang terinspirasi dari QS. al-Altzab 33:72. Amanat yang sedianya ditawaikan pada langit dan bumi juga gunung, pada akhimya diterima manusia sehingga pada tangan manusialah kunci alam semesta. Hakikat "Ana" yang menggunakan intelek sebagai penuntun hati dan membungkam nafs, ibarat pohon tuba yang menghasilkan buah yang lezat dan pada dahannya, terlahir rantai kenabian. Dalam kaca mata mane-yi harfi, hakikat «Ananiyah" adalah kiasan. Ia bukanlah wujud hakiki, •namun senantiasa merupakan perwujudan al-asmi' al­Husni. Adapun pengingkaran •'aku" dalam perspektif untuk apa "aku" itu ada, menganggap kualitas-kualitas dan potensi-potensi yang diberikan kepadanya sebagai miliknya sendiri adalah merupakan mane-yi ismi. Sebagaimana sebuah kata, ia mengklaim dapat memaknai dirinya sendiri tanpa bantuan apapun. Being dalam dirinya sendiri, terkait dengan makna mayanya, ismi, adalah fana dan aksidental. Sedangkan bila terkait dengan makna harfinya, being adalah tanda­ tanda Tuhan yang dibebani dengan bennacam-macam tugas. Setiap being adalah saksi (syahid yang secara vertikal selalu terhubung dengan Penciptanya, dan melalui hubungan itu, ia terhubung dengan segala sesuatu selainnya. Dengan demikian, hakikat "Ana" adalah proyeksi diri yang bersifat ontologis. Ia merefleksikan posisi dasar "aku", yakni persepsi seseorang dan pemahaman seseorang atas dirinya, juga pemahamannya terhadap "ada". Menurut Said Nursi, baik alam semesta, al-Qur'an juga Nabi sama-sama merefleksikan keberadaan-Nya. Relasi yang terjadi antara al-Qur'an al-Man?"iir (alam semesta) dan al-Qur'an al-Matluw (mushaf) adalah hubungan horizontal yang saling memaknai satu sama lain. Dalam hal ini, Nabi sebagai al-Qur'an al­ Natiq (penyampai wahyu) merupakan mediator pemahaman yang menjembatani hubungan horizontal di antara ketiganya. Bersama-sama dalam kapasitasnya sebagai makhluk (being), ketiganya secara vertikal terhubung dengan-Nya. Oleh karenanya, dengan melihat al-Qur'an sebagai ayah, yakni "penerjemah alam semesta", Said menginginkan tujuan umum interpretasi adalah memperlihatkan rububiyyah-Nya (tahqiq al-hidayah li al-nas). Dalam hal ini, paradigma mane-yi harfi terefleksikan dalam penggunaan ta 'wil yang diharapkan berada dalam cakupan al-maqasid al-arba'ah, yakni al-tauhid atau al-wahdaniyyah, al­ nubuwwah atau al-risilah, al-hasyr al-jismani dan al- 'adl Dengan membuktikan absurditas pemaknaan mane-yi ismi dan menunjukkan mane-yi harfi sebagai model interpretasi Qur'ani yang tauhidi, maka bila diperhadapkan, mane-yi harfi adalah model interpretasi ateistik yang bermuara pada kenabian (haq) dengan landasan syahidah, dan sebaliknya mane-yi ismi adalah model interpretasi ateistik yang merupakan interpretasi sesat yang batil, karena berdasar pada zan semata.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. M. Mansur, M.Ag NIP.150259570
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 11 Jul 2017 08:39
Last Modified: 11 Jul 2017 08:39
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26121

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum