DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF TH. SUMARTANA

MUKHLIS HUDA, NIM. 97522375 (2004) DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF TH. SUMARTANA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (6MB) | Preview
[img] Text
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (10MB)

Abstract

Persoalan dialog antar umat beragama dalam konte.ks Pluralisme dewasa ini, dirasa merupakan kebutuhan yang cukup mendesak. Dalam pluralisme tidak dikenal adanya sekat dan dinding pemisah antara suatu bidang dengan bidang yang lain. Keanekaragaman lebur menjadi satu kesatuan, tidak terkecuali agama. Bagaimana agama menghadapi tantangan pluralisme ini? Satu sisi agama menuntun penganutnya untuk meyakini kebenaran agamanya. Di sisi lain, penganut agama lain juga mengajarkan hal serupa. Tarik menarik keyakinan seperti ini yang kerap kali memicu berbagai konflik yang mengatasnamakan agama. Sebuah ironi, ketika agama memberikan tuntunan kepada umat manusia supaya hidup damai dan tenteram, namun karena agama juga ketenteraman dan kedamaian umat man usia terusik. Maka tidak ayallagi dialog menjadi jalan mendamaikan berbagai perbedaan tersebut. Dengan menggunakan metode Library Research (studi Pustaka) dan pendekatan Historis-Faktual, skripsi yang berjudul Dialog Antar Umat Beragama di Indonesia Da/am PersepektifTh Sumartana, penulis berusaba mmengulas pandangan Th. Sumartana tentang dialog antar umat beragama di Indonesia, serta hambatan dan tantangannya. Dengan menelusuri dan mempelajari berbagai tulisan Th. Sumartana, penulis mengemukakan basil penelitian ini bahwa Th. Sumartana berpendapat yang menjadi persoalan pokok yang dihadapi Islam-Kristen di Indonesia adalah tentang emansipasi. Maka titik pijak dialog antar umat beragama hendaknya diletakkan dalam proses emansipasi, artinya bagaimana proses dialog itu berorientasi pada kerjasama antar umat beragama memperjuangkan kesamaan hak dari semua pihak dan menanggulangi masalah-masalah sosial, lingkungan hidup dan lain sebagainya Hal ini dilihat dari kenyataan bahwa Indonesia dibangun atas dasar persekutuan suku dan agama yang berbeda dan hendak membangun masa depan yang majemuk pula. Proses dialog pertama-tama harus didahului oleh dialog teologis, namun harus mengenal betul kapan, dimana dan dalam situasi yang bagaimana sebuah rumusan doktriner agama dipraksiskan. Hambatan dan tantangan dialog antar umat beragama, seperti isu Kristenisasi (lslamisasi) menurut Th. Sumartana, hanyalah warisan perang dogma masa lalu, hendaknya diganti dengan konsep dialog. Kristenisasi, yang merupakan bentuk misi/ dakwah Kristen, yang terjadi dan telah menimbulkan persoalan di Indonesia merupakan bagian dari radikalisme protestan. Hambatan lain dalam dialog antar umat beragama di Indonesia adalah persoalan mayoritas-minoritas. Menurutnya persoalan ini hendaknya diletakkan dalam konteks plura/isme sosial dan bukan pada pluralisme politik. Plura/isme politik berarti mengasumsikan adanya "penguasaan" oleh yang kuat (mayoritas) terhadap yang lemah (minoritas). Sedangkan plura/isme sosial berarti semua (mayoritas-minoritas) berada dalam mainstream masyarakat, jadi tidak ada sekat dan diskriminasi terhadap kelompok-kelompok tertentu.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Syaifan Nur, MA
Uncontrolled Keywords: perbandingan agama, dialog agama
Subjects: Perbandingan Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Perbandingan Agama (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 11 Jul 2017 12:01
Last Modified: 13 Jul 2017 13:17
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26193

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum