PEMIKIRAN FRITJHOF SCHUON TENTANG KESATUAN AGAMA-AGAMA (lmplikasinya Terhadap Pemahaman Agama)

MUKHOLID, NIM. 975522443 (2004) PEMIKIRAN FRITJHOF SCHUON TENTANG KESATUAN AGAMA-AGAMA (lmplikasinya Terhadap Pemahaman Agama). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Menurut Fritjhof Schuon agama mempunyai dua sisi, yakni sisi substansi dan sisi bentuk. Banyak orang yang menilai "bentuk" agama sebagai suatu yang absolut. Tak jarang pemikiran seperti itulah yang kemudian ban yak menimbulkan permasalahan. Pemikiran Fritjhof Schuon tentang kesatuan agama-agama dan implikasinya terhadap pemahaman agama ini lebih memperkaya terhadap penelitian sebelumnya. Latar belakang pemikiran ini sangat mempengaruhi model studi agama yang di lakukan, menurutnya agama adalah aturan hidup bagi manusia yang berasal langsung dari Tuhan. Agama merupakan peiWUjudan dari tradisi. Fungsinya adalah untuk menyelamatkan yang juga untuk jalan kembali bagi manusia menuju pada yang mutlak, yaitu Tuhan agama telah ada sejak keberadaan manusia, pada hakekat agama adalah kekal. Pendekatan atau sudut pandang terhadap agama yang dilakukan oleh Fritjhof Schuon adalah metafisika. Pendekatan ini disebut juga pendekatan perenialistik dan pendekatan fenomenologi sehingga dalam mengkaji agama atau tradisi tidak terbatas pada agama atau tradisi tertentu baik bersifat otentik maupun berdasarkan geografis. Oengan pendekatan ini semua orang mempunyai kesempatan untuk menyelami kehidupan spiritual melalui tradisi yang ia kehendaki dengan demikian fritjhof shuon dapat dikatakan telah berhasil melakukan pembenahan dalam bidang kesatuan agama-agama melalui metode-metode. Dalam karya Fritjhof Schuon The Transcendent Unity of Religion, adanya kesatuan agama-agama Secara metafisis yang infinite adalah realitas yang tertinggi. Pada tingkatan ini terdapat kesatuan transendent agama-agama. Sedangkan pada tingkatan bawahnya terdapat realitas yang relatif agama-agama menampakkan ortodoksinya yang khas. Dalam kontek ini Fritjhof Schuon mengatakan bahwa agama merupakan perpaduan antara dimensi eksoteris dan dimensi esoteris atau bentuk dan subtansi. Agama selalu merupakan manifestasi kebenaran dan kehadiran Ilahi, dengan tingkat penekanan kepada salah satu, yang berbeda-beda antara satu agama dengan agama yang lainnya Kesatuan agama-agama menurut Fritjhof Schuon didasarkan pada konsep dokmatis tentang transenden agama-agama, esensinya terkandung secara esoteris dalam berbagai bentuk formal agama-agama secara eksoteris .. Menurut Fritjhof Schuon agama dapat di pahami oleh manusia maka agama terdiri dari dua dimensi yaitu. Dimensi esoteris dan dimensi eksoteris atau subtansi dan bentuk secara eksoteris agama bersifat abadi tunggal dan mutlak, pada dimensi eksoteris terjadi titik temu atau kesatuan agama-agama pluralis agama hanya pada demensi eksoterisnya dan esensi hakikinya hanya pada supra formalnya pada agama Perenialisme meyakini bahwa setiap agama memiliki dimensi eksoteris dan esoteris sebagai suatu pandangan dunia (world view). Doktrin dan ajaran-ajaran semua agama selalu menunjukkan satuan-satuan yang berbeda, namun kenyataan ini hanya bisa terjadi hila dipandang dari sudut eksoteris semata.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Syaifan Nur, MA
Uncontrolled Keywords: schuon, agama-agama
Subjects: Perbandingan Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Perbandingan Agama (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 11 Jul 2017 13:01
Last Modified: 13 Jul 2017 13:18
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26199

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum