UNTUNG TRI WINARNO, NIM.99533033 (2004) HADIS HADIS TENTANG SYAFA’AT (Studi Ma'anil Hadis). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.
|
Text (HADIS HADIS TENTANG SYAFA’AT (Studi Ma'anil Hadis))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview |
|
Text (HADIS HADIS TENTANG SYAFA’AT (Studi Ma'anil Hadis))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (7MB) |
Abstract
Perbedaan pendapat mengenai permasalahan syafa’at di kalangan umat Islam masih dalam wilayah kontroversi. Masing-masing pendapat menggunakan argurnen-argumennya sendiri untuk meruntuhkan lawan-lawannya. Tidak jarang mereka menggunakan berbagai sumber dari al-Qur'an clan hadis hanya untuk semata-mata menjustifikasi pendapatnya masing-masing. Al-Qur'an dan hadis adalah dua sumber pokok ajaran Islam, keduanya merupaka warisan yang sangat berharga bagi wnat Islam sampai akhir zaman. Dari keduanya hukum Islam diambil untuk kesejahteraan manusia seluruhnya. Penelusman riwayat dan pemahaman terhadap isi kandungan hadis mutlak diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas clan substansi dari hadis tersebut, ketika berbicara pada sebuah permasalahan. Pemahaman clan kontekstualisasi dari kandungan matan hadis mengenai syaf'at rnenyangkut berbagai macam syafa’at yang diperbolehkan dalam syariat. Hal tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penelusuran dengan menggunakan metode tematik. Di dalam penelusuran ini dapat diketahui kriteria syafa...,at yang dianjukan dan diperbolehkan. oleh Syariat agama, bebeapa macam model syafa’at yang dilakukan oleh nabi Muhamamd Saw, dan penerima sya/8'at itu sendiri. Syafa’at yang dilakukan oleh nabi terbagi menjadi tiga model, pertama, Syafa’at Nabi di dunia, dan ketika Nabi masih hidup. Kedua, Syafa’at Kubra, ialah Syafa’at Nabi bagi semua manusia pada waktu dikumpullcan di padang mahsar. Dan ketiga, syafa’at 'Udma, yaitu syafa’at Nabi bagi umatnya yang masih tersimpan dalam hatinya keimanan dan tauhid bahwa tiada tuhan selain Allah. Mengenai pembahasan permintaan syafa’at kepada wali dan orang yang sudah mati, hal itu akan mengarah pada kepada perbuatan syirik, bahkan Nabi sendiri melarang umatnya untuk tidak membuat masjid (tempat peribadatan) diatas kubur. Sedangkan ziarah kubur untuk mengingat hal-hal yang berkaitan dengan kematian dan alam sesudah dunia diperbolehkan oleh Nabi. Satu hal yang dilarang adalah menjadikan para wali dan para orang salih yang sudah mati itu sebagai perantara atau penghubung agar mendapat barokah dan mengharap doanya dapat terkabul, hal ini sudah menyalahi suatu kaedah dimana tidak ada penolong dan tempat kembali hanyalah kepada Allah Ta'ala. Permohonan syafa’at hanya akan dikabulkan pada hari akhir dimana terompet sangkakala telah ditiupkan dan manusia telah dibangkitkan kembali. Syafa’at juga berguna bagi para penghuni neraka yang melakukan dosa besar tetapi ia masih mentahidkan Allah, ia akan diangkat dan dimas\}kan ke surga. Namun kesemuanya itu akan berpulang kepada Allah yang akan meridoi dan mengizinkan pemberi dan penerima syafa’at. Penelitian ini berusaha menggambarkan dan mengkontekstualisasikan hadis-hadis tentang syafa’at menuju sebuah pemaknaan yang baru terhadap berbagai aktivitas manusia dan tanggungjawab perbuatannya di dunia. Apabila ia melakukan kebaikan maka akan dibalas dengan kebaikan, dan apabila melakukan kejelekan, tentunya akan dibalas juga dengan siksa atau azab.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Drs. Indal Abror, M.Ag NIP.150259420 |
Subjects: | Tafsir Hadist |
Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1) |
Depositing User: | Edi Prasetya [edi_hoki] |
Date Deposited: | 13 Jul 2017 09:32 |
Last Modified: | 13 Jul 2017 09:32 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26342 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
View Item |