TRANSFORMASI IDENTITAS ISLAM PASCAPEMBENTUKAN PROVINSI GORONTALO

EKA PUTRA B SANTOSO, NIM. 1520310012 (2017) TRANSFORMASI IDENTITAS ISLAM PASCAPEMBENTUKAN PROVINSI GORONTALO. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TRANSFORMASI IDENTITAS ISLAM PASCAPEMBENTUKAN PROVINSI GORONTALO)
1520310012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text (TRANSFORMASI IDENTITAS ISLAM PASCAPEMBENTUKAN PROVINSI GORONTALO)
1520310012_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (358kB)

Abstract

Mekarnya provinsi Gorontalo pada tahun 2000 secara umum membawa angin segar pada identitas kegorontaloan yang mulai terkikis, fenomena Islam pun sebagai Identitas kultural yang dibangun selama Gorontalo berdiri juga memperlihatkan transformasinya dari jaman kerajaan hingga hari ini. Penelitian ini akan menjawab bagaimana transformasi identitas Islam pascapembentukan provinsi Gorontalo secara struktural kekuasaan dan kultural budaya Islam itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengapa terjadi transformasi identitas Islam pascapembentukan provinsi Gorontalo dan untuk melihat bangunan identitas Islam yang terjadi pascapembentukannya. Pendekatan yang digunakan untuk melihat transformasi atau perubahan yang terjadi adalah Historical Sociology, pendekatan ini bertujuan melihat berbagai sejarah Islam Gorontalo yang di mulai dari masa kerajaan, hingga transformasinya pada saat Gorontalo menjadi provinsi dan melepaskan diri dari dominasi Sulawesi Utara, hal yang penting adalah transformasi terjadi pada struktur kekuasaan dan kultur Islam yang kental makin memperlihatkan keragamannya. Data yang diperoleh melalui dept Interview. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa : pertama : transformasi identitas Islam pascapembentukan provinsi Gorontalo dalam tataran struktural membuat lemahnya fungsi adat sebagai sumber identitas Gorontalo yang terbangun sejak jaman kerajaan, hal ini membuat konflik-konflik antar Tauwa (Pemimpin) di Gorontalo sangat lumrah terjadi, kedua : struktur adat Gorontalo yang tidak digunakan sebagai lembaga penilai atau rekrutmen kepala daerah ataupun struktur pemimpin di Gorontalo, Ketiga : pascapembentukan provinsi, oligarki partai kini menggerogoti sistem politik, hal ini sontak mendegradasi politik Islam yang terbangun sebagai dasar nilai moral para elit, keempat, kelas menengah stagnan tidak selalu represif pada saat Gorontalo diperjuangkan menjadi provinsi di tahun 2000 silam, sedangkan dalam tataran kultural, yang pertama : kebijakan pemerintah yang berbau Islami makin marak dilakukan, sehingga membuat Gorontalo semakin kokoh dengan jargon serambi Madinah,walaupun tingkat keimanan masyarakatnya belum bisa di ukur, kedua : pascapembentukannya sebagai provinsi gerakan dakwah baru seperti Jama’ah Tabliq, Wahdah, HTI,dan LDK, mulai masuk di tengah-tengah masyarakat, yang makin memperkaya keberagaman Islam di Gorontalo.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Ahmad Yani Anshori,M.Ag, dan Prof.Dr. H. Kamsi.M.A
Uncontrolled Keywords: dept Interview
Subjects: Hukum Islam
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hukum Islam
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 17 Jul 2017 09:38
Last Modified: 17 Jul 2017 09:38
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26456

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum