TAQWA DALAM AL-QUR’AN (ANALISIS SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU)

MUHAMMAD RIZKI, NIM. 13530037 (2017) TAQWA DALAM AL-QUR’AN (ANALISIS SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TAQWA DALAM AL-QUR’AN (ANALISIS SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU))
13530037_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (6MB) | Preview
[img] Text (TAQWA DALAM AL-QUR’AN (ANALISIS SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU))
13530037_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (7MB)

Abstract

Al-qur’an sebagai kitab suci yang menjadi tuntunan bagi kaum muslimin sejatinya memiliki istilah-istilah kunci yang menjadi pegangan penting bagi seorang muslim. Selain itu istilah-istilah kunci tersebut juga memiliki peranan penting dalam menentukan susunan struktur konseptual dasar pandangan dunia al-Qur’ān Salah satu istilah kunci al-Qur’an tersebut adalah kata taqwā yang terulang dalam al qur’an sebanyak 259 kali dengan berbagai derivasinya. Konsep taqwā menjadi sangat penting disampaikan oleh al-Qur’an sebagai puncak ketaatan seorang hamba kepada Allah. Setiap kata taqwā yang terdapat dalam al-Qur’an tentunya memiliki makna yang berbeda. Maka dari itu dibutuhkan pemahaman yang mendalam tentang hal ini, sebab sebagian besar muslim masih memahami taqwā sebagai takut kepada Allah dan salah satu puncak kesalehan seseorang dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, padahal di dalam taqwā terkandung banyak hal yang lebih luas dari pada itu. Inilah yang menginspirasi penulis untuk mengkaji makna yang lebih dalam seputar taqwā dalam al-Qur’ān Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik yang dikembangkan Toshihiko Izutsu, dengan harapan dapat memunculkan pesan-pesan yang dinamik dari kosa kata taqwā yang terdapat di dalam al-Qur’ān. Semantik al-Qur’an menurut Toshihiko Izutsu berusaha menyingkap pandangan dunia al-Qur’ān (Weltanschauung) melalui analisis semantik terhadap kosakata atau istilah-istilah kunci al-Qur’ān Selanjutnya, langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mencari makna dasar dan makna relasional kata taqwā, kemudian meneliti sejarah penggunaan kata taqwa pada periode pra Qur’anik, Qur’anik dan pasca Qur’nik. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa makna dasar kata taqwā adalah menjaga, mencegah atau menghalangi. Taqwā juga bermakna keiamanan , keihlasan, dan kumpulan kebaikan. Adapun makna relasional taqwā diantara nya adalah ajakan beriman oleh Rasul pada kaumnya, iman/tauhid, tingkatan keimanan, orang yang mendapatkan surga, kekasih Allah, ketaatan, orang yang mendapat petunjuk dari al-Qur’ān, orang-orang yang selalu dibersamai Allah, ikhlas, kebaikan. Sedangkan pada periode pra Qur’anik taqwā bermakna menjaga diri dari sesuatu yang bisa mencelakakan fisik. Sementara pada periode Qur’anik taqwā bermakna takut kepada Allah, takut disini berhubungan dengan konsep eskatolosgis hari pengadilan, yaitu takut kepada sisksa ilahi di akhirat. Pada periode pasca Qur’anik taqwā memiliki makna yang jauh berbeda dengan makna dasar nya, yang mana pada periode ini taqwā bermakna taat kepada Allah dengan mennjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Jika dilihat dari sudut pandang tasauf taqwā bermakna menjaga dan mengendalikan diri dari hawa nafsu yang selalu mendorong manusia untu bermaksiat kepada Allah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Prof. Dr. H. Fauzan Naif, M.A
Uncontrolled Keywords: pra Qur’anik, Qur’anik dan pasca Qur’nik
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 01 Aug 2017 08:30
Last Modified: 01 Aug 2017 08:30
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27103

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum