KONSEP UMMATAN WASATAN DAN SIGNIFIKANSINYA TERHADAP PENGEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA ( KAJIAN ATAS TAFSIR FI ZILAL AL-QUR'AN)

MUALIM, NIM. 01530712 (2005) KONSEP UMMATAN WASATAN DAN SIGNIFIKANSINYA TERHADAP PENGEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA ( KAJIAN ATAS TAFSIR FI ZILAL AL-QUR'AN). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KONSEP UMMATAN WASATAN DAN SIGNIFIKANSINYA TERHADAP PENGEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA ( KAJIAN ATAS TAFSIR FI ZILAL AL-QUR'AN)) BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (KONSEP UMMATAN WASATAN DAN SIGNIFIKANSINYA TERHADAP PENGEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA ( KAJIAN ATAS TAFSIR FI ZILAL AL-QUR'AN)) BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (9MB)

Abstract

Umat Islam khususnya di Indonesia sebagai ummatan wasatan sering dicitrakan sebagai umat yang melegitimasi aksi-aksi kekerasan dan lebih ekstrem lagi adalah dianggap ebagai teroris. Padahal itu merupakan tuduhan yang tidak benar, namun image seperti itu berimbas terhadap kehidupan umat Islam secara luas. Di banyak tempat umat Islam disudutkan sebagai umat yang intoleran, radikal, fundamentalis kalau berkuasa cenderung korup dan lain sebagainya, yang menurut hemat penulis hal ini justru bertentangan dengan esensi ummatan wasatan. Akan tetapi tidak demikian yang terjadi sebenarnya, banyak leks-teks agama, terutama dalam al-Qur'an yang menganjurkan agar umat Islam menjadi umat yang moderat, menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan mengedepankan dialog untuk mengatasi perbedaan, tidak matrealis bersikap pertengahan dalam segala hal. Tetapi pertanyaannya adalah kenapa yang terjadi kadang justru yang sebaliknya?. Yang lebih penting lagi bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ummatan wasatan seperti keadilan, bersikap atau memiliki pola pikir yang tengah dalam arti tidak ekstrem atau bahkan radikal, sebenarnya merupakan nilai-nilai yang jika dikontekstualisasikan dengan pengembangan demokrasi di Indonesia, sangat signifikan dan relevan. Di sinilah signifikasi penelitian tentang konsep ummatan wasatan, dan yang penulis ingin lakukan. Mengapa demikian, sebab demokrasi menuntut adanya keadilan, dimana hukun ditegakkan tanpa pandang bulu. Selain itu demokrasi juga akan terwujud kalau prinsip syura atau musyawarah itu dijalankan dalam rangka mencari titik temu untuk mengatasi segala macam perbedaan yang ada dan hukannya dengan menggunakan cara-cara kekerasan dan pemaksaan kehendak. Bukankah musyawarah akan terwujud kalau semua pihak atau segenap komponen bangsa ini mempunyai pandangan yang pertengahan/moderat. Oleh karena itu, penelitian terhadap konsep ummatat wasatan yang di dalamnya mengajarkan untuk selalu dalam posisi pertengahan dalam konsepsi dan keyakinan, pemikiran dan peraan, organisasi, keterikatan hubungan sosial, menganjurkan untuk menegakkan keadilan dan lain-lain, di mana ini sangat siknifikan jika dikontekstualisasikan dengan pengembangan demokrasi di Indonesia khususnya pasca reformasi, penting untuk dilakukan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya konsep ummatan wasatan menurut Sayid Qutb, dan apa signifikansinya terhadap pengembangan demokrasi. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif analisis. Penulis mengkaji konsep ummatan wasatan ini, dari Tafsir fi Zilal al Qur'an, sebab walaupun tafsir ini dikarang oleh tokoh yang selama ini dianggap sebagai corang yang berpandangan radikal atau katakanlah sebagai sosok fundamentalis tetapi pada kenyataannya banyak nilai-nilai pemikirannya yang terkandung dalam konsep ummatan wasatan, sesuai dengan pengembangan demokrasi di Indonesia.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item