HIERARKI BAHASA, UNGGAH-UNGGUH BERBAHASA DAN ETIKA SOSIAL DALAM TAFSIR AL IBRIZ LI MA’RIFAH TAFSIR AL QUR’AN AL AZIZ KARYA KH BISRI MUSTAFA

ARI NURHAYATI, NIM. 1320511043 (2017) HIERARKI BAHASA, UNGGAH-UNGGUH BERBAHASA DAN ETIKA SOSIAL DALAM TAFSIR AL IBRIZ LI MA’RIFAH TAFSIR AL QUR’AN AL AZIZ KARYA KH BISRI MUSTAFA. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (HIERARKI BAHASA, UNGGAH-UNGGUH BERBAHASA DAN ETIKA SOSIAL DALAM TAFSIR AL IBRIZ LI MA’RIFAH TAFSIR AL QUR’AN AL AZIZ KARYA KH BISRI MUSTAFA)
1320511043_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (35MB) | Preview
[img] Text (HIERARKI BAHASA, UNGGAH-UNGGUH BERBAHASA DAN ETIKA SOSIAL DALAM TAFSIR AL IBRIZ LI MA’RIFAH TAFSIR AL QUR’AN AL AZIZ KARYA KH BISRI MUSTAFA)
1320511043_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji Hierarki bahasa, Unggah-ungguh Berbahasa dan Etika Sosial dalam Tafsir Al-Ibriz li Ma’rifah Tafsir Al-Qur’an Al-Aziz Karya KH Bisri Mustafa. Hierarki bahasa dalam tafsir lokal karya K.H. Bisri Mustafa ini dapat dijadikan sebagai sebuah metode baru dalam tafsir, khususnya tafsir Nusantara. Ada empat tingkatan hierarki bahasa dalam tafsir al-Ibriz: (1) tingkatan ngoko (kasar); (2) tingkatan Madya (biasa); (3) tingkatan Krama (halus); dan (4) tingkatan krama inggil. Tingkatan ngoko, krama, dan krama inggil digunakan saat dialog berdasarkan strata sosial, misalnya antara yang mulia dan yang hina, antara Allah dan rasul, Fir’aun dengan nabi Musa, Allah dengan nabi Musa , nabi Musa dengan nabi Khidir, Maryam dengan malaikat, dan nabi Isa dengan kaumnya. Pada tingkatan madya, Bisri Mustafa menafsirkan ayat menggunakan gaya bahasa yang biasa-biasa saja. Artinya, bahasa tersebut memang sudah lumrah dan dipahami oleh semua kalangan masyarakat Jawa, baik dalam bentuk penjelasan ayat atau dialog, misalnya dialog antara ahli surga dengan ahli neraka. Unggah-ungguh bahasa yang terkandung dalam tafsir al-Ibriz yang sebegitu indah dan kaya rasa, implementasi secara sungguh-sungguh dapat dijadikan kontrol sosial yang efektif. Di zaman yang seperti ini ketika tatanan, sopan santun terkesan diabaikan, implementasi nilai unggah-ungguh berbahasa Jawa dan unggah-ungguh itu sendiri bisa menjadi jawaban dan memberikan jawaban. Penggunaan unggah-ungguh berbahasa Jawa dalam kehidupan bermasyarakat juga termasuk ikut menjaga tetap terjaganya budaya jawa yang luhur. Penggunaan unggah-ungguh berbahasa mengandung pelajaran yang sangat penting yaitu tata kerama, atau sopan santun. Bentuk dari sopan santun bisa bermacam-macam seperti sifat/watak andhap asor, halus dalam bertutur kata, berkomunikasi dengan bahasa yang komunikatif dan tidak terkesan menggurui. Etika sosial adalah bagian dari etika yang berfungsi untuk merefleksikan perbuatan manusia serta menilai baik buruknya perbuatan manusia. Etika sosial yang berfungsi agar siapa yang berbicara dan diajak bicara atau berkomunikasi benar-benar diperhatikan dalam tafsir al-Ibriz. Bisri Mustafa yang kedudukan beliau sebagai seorang kiai pesantren, birokrat, dan ulama, membuat karyanya sangat layak dikaji dan ditulis lebih dalam. Penelitian ini termasuk penelitian library research atau kepustakaan yang menggunakan metode deskriptif-analitis-kritis. Sesuai dengan pokok bahasan yang dikaji. Maka sumber utama dalam penelitian ini adalah buku tafsir al-Ibriz karya Bisri Mustafa. Sedangkan yang menjadi sumber sekundernya adalah bukubuku yang membahasa tentang unggah-ungguh bahasa, hierarki bahasa, adat kebiasaan orang Jawa dan buku mengenai etika sosial. Data ini diharapkan dapat menjadi pisau analisis untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif. Adapun hasil penelitian ini yaitu : Pertama, hierarki bahasa serta pilihan bahasa yang digunakan dalam kitab Tafsir Al-Ibriz li Ma’rifah Tafsir Al-Qur’an Al-Aziz Karya KH Bisri Mustafa benar–benar mencerminkan keindahan pemilihan bahasa. Kedua, Unggah-Ungguh Berbahasa dalam kitab Tafsir Al-Ibriz li Ma’rifah Tafsir Al-Qur’an Al-Aziz Karya KH Bisri Mustafa membangun konsep sopan santun baru dalam berbahasa. Bisri Mustofa menggunakan kaidah-kaidah unggah-ungguh berbahasa dengan cerdas sehingga kesan yang dibangun dalamnya benar-benar seperti mengalir sesuai dengan tatanan masyarakat yang berlaku. Ketiga, Etika sosial berbahasa dalam kitab Tafsir Al-Ibriz li Ma’rifah Tafsir Al-Qur’an Al-Aziz Karya KH Bisri Mustafa menjadi bumbu yang paling menarik dalam tafsir ini. Etika sosial dalam berbahasa dalam tafsir ini mengajarkankan bahwa berbicara sopan saja tidak cukup bila tidak disertai dengan proses komunikasi yang baik. Secara umum hierarki bahasa, unggahungguh berbahasa dan etika sosial dalam kitab Tafsir Al-Ibriz li Ma’rifah Tafsir Al-Qur’an Al-Aziz Karya KH Bisri Mustafa sudah mencerminkan keluhuran budaya jawa yang adiluhung, mengedepankan endahing raos dan adining suraos. Secara pragmatis kitab Tafsir Al-Ibriz li Ma’rifah Tafsir Al-Qur’an Al-Aziz Karya KH Bisri Mustafa menambah dan memperkaya penafsiran yang sudah ada dengan model baru sehingga berkontribusi dalam meningkatkan mutu masyarakat khususnya masyarakat jawa dalam memahami Al-Qur’an.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: K.H. Dr. Hilmi Muhammad, M.A.,
Uncontrolled Keywords: K.H. Dr. Hilmi Muhammad, M.A.,
Subjects: Agama Dan Filsafat
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Agama dan Filsafat
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 03 Oct 2017 09:08
Last Modified: 03 Oct 2017 09:08
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27413

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum