Sodiqin, Ali (2013) SEJARAH HARMONISASI ISLAM DAN KEBUDAYAAN: Dari Inkulturasi Hingga Akulturasi. Mazhabuna, Media Transformasi Pemikiran Islam, Vol. 1 (No. 7). pp. 1-15.
|
Text
Ali Sodiqin - Jurnal Mazhabuna -Islam Harmonis.pdf - Published Version Download (239kB) | Preview |
Abstract
Dalam pengantar bukunya yang berjudul “Dahulukan Akhlak di Atas Fiqih”, Jalaluddin Rahmat mengutip pesan Rasulullah saw kepada Abu Ayyub Al Ansari dan Abu Darda’. Kepada Abu Ayyub rasul berpesan, “Hai Abu Ayyub, maukah kamu aku tunjukkan sedekah yang membuat Allah dan RasulNya ridha? Engkau mendamaikan diantara manusia ketika mereka saling menyerang. Engkau mendekatkan mereka yang saling menjauh. Kepada Abu Darda’ Rasul bersabda, “Maukah kalian aku beri tahu amal yang paling utama dari derajat puasa, salat dan sedekah? Mendamaikan orang orang yang bertengkar”.1 Pesan Rasulullah ini dapat diposisikan sebagai bagian dari penerjemahan visi Islam yang rah}matan lil ‘a>lami>n”. Prinsip ini mempersyaratkan upaya penciptaan harmoni dalam mendakwahkan ajaran Islam. Islam adalah rahmat, sehingga penyampaiannyapun harus dengan cara yang menimbulkan rahmat. Dengan demikian, segala upaya yang tidak mendatangkan rahmat (menyebabkan musibah atau bencana) berarti tidak sejalan dengan ajaran Islam, meskipun bertujuan untuk menyebarkan ajaran Islam.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | sejarah, islam, kebudayaan |
Subjects: | Islam dan Budaya |
Divisions: | Jurnal > 51. Mazhabuna, Media Transformasi Pemikiran Islam |
Depositing User: | Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id) |
Date Deposited: | 06 Oct 2017 14:50 |
Last Modified: | 06 Oct 2017 14:50 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27472 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
View Item |