KIPRAH POLITIK HAJI AGUS SALIM DALAM SAREKAT ISLAM (1915-1940 M)

RAHMAT BANIAM, NIM. 13120052 (2017) KIPRAH POLITIK HAJI AGUS SALIM DALAM SAREKAT ISLAM (1915-1940 M). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KIPRAH POLITIK HAJI AGUS SALIM DALAM SAREKAT ISLAM (1915-1940 M))
13120052_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (4MB) | Preview
[img] Text (KIPRAH POLITIK HAJI AGUS SALIM DALAM SAREKAT ISLAM (1915-1940 M))
13120052_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Haji Agus Salim dilahirkan pada tanggal 8 Oktober 1884 di Kota Gadang, Bukittinggi, Sumatera Barat. Ia adalah putra dari Sutan Muhammad Salim dan Siti Zainab. Haji Agus Salim berhasil menamatkan pendidikan formal di Hogere Burger School (HBS). Ia bekerja sebagai penerjemah dan pegawai konsulat Belanda di Jeddah (1906-1911), bahkan ia juga sempat berguru pada Syekh Ahmad Khatib (Imam besar Masjidil Haram) dan mendalami ajaran-ajaran tokoh-tokoh muslim pembaharu, seperti Jamaluddin Al-Afgani (1838-1897) dan Muhammad Abduh (1849-1905). Pada tahun 1915, Haji Agus Salim masuk dalam kancah pergerakan politik saat ia bergabung menjadi anggota Sarekat Islam (SI). Melalui organisasi SI, Haji Agus Salim mengemukakan gagasan dan pendapatnya. Pokok permasalahan dalam penelitian ini menitikberatkan pada sikap politik Haji Agus Salim dalam melawan kolonial Belanda ataupun sikap politik terhadap partai atau organisasi yang berbeda ideologinya, serta dampak yang ditimbulkan dengan adanya sikap politik tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan politik yaitu bahasan dan renungan atas tujuan dari kegiatan politik, cara-cara mencapai tujuan itu, kemungkinan-kemungkinan yang ditimbulkan dari situasi politik yang tertentu, serta kewajiban-kewajiban yang diakibatkan oleh tujuan politik itu. Penelitian ini menggunakan teori behavioral yaitu tindakan atau perilaku mengenai aktor yang memimpin sebuah pergerakan, latar belakang masalah yang dipimpinnya, dan interpretasi terhadap situasi dan zamannya. Salah satu tokoh behavioralisme yaitu B. F. Skinner, menjelaskan bahwa setiap manusia bergerak karena mendapat rangsangan dari lingkungannya. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan tahapan-tahapan penelitian yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karir politik Haji Agus Salim dimulai dari saat ia bergabung dengan Sarekat Islam pada tahun 1915. Pada tahun 1915, ia diajak oleh pemimpin SI sendiri yaitu H.O.S Cokroaminoto. Ketika Cokroaminoto dan Abdul Muis mengundurkan diri dari anggota Volksraad (Dewan Rakyat), Haji Agus Salim menggantikan selama tiga tahun (1921-1924). Sikap tegas Haji Agus Salim di dalam Sarekat Islam untuk memutar haluan dari kooperatif menjadi non kooperatif terhadap Pemerintah Hindia Belanda, sehingga ia meninggalkan Volksraad. Kasus ini di kalangan SI disebut hijrah (politik hijrah). Selain dengan pihak Belanda, SI juga mengambil sikap non kooperatif terhadap partai atau organisasi yang berlainan ideologi. Dampak dari sikap tersebut adalah terjadi perpecahan di SI dan Haji Agus Salim menyarankan agar SI meninggalkan sikap politik non kooperatif karena tidak sesuai dengan kondisi zaman dan saran itu ditolak, sehingga Haji Agus Salim membentuk Barisan Penyadar dan mengakibatkan adanya pemecatan atas dirinya dari keanggotaan PSII.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Zuhrotul Latifah, S.Ag. M.Hum.
Uncontrolled Keywords: Politik, Haji Agus Salim, Sarekat Islam
Subjects: Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 25 Oct 2017 09:43
Last Modified: 25 Oct 2017 09:43
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27704

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum