ḤAYĀH (KEHIDUPAN) DALAM AL-QUR’AN

SISKA SOLEKHATUN, NIM. 13530155 (2017) ḤAYĀH (KEHIDUPAN) DALAM AL-QUR’AN. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (ḤAYĀH (KEHIDUPAN) DALAM AL-QUR’AN)
13530155_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (ḤAYĀH (KEHIDUPAN) DALAM AL-QUR’AN)
13530155_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Penelitian ini berjudul ḤAYĀH (KEHIDUPAN) DALAM AL-QUR’AN (Kajian Semantik). Al-Qur’an dapat dipahami melalui banyak pendekatan, salah satuya dengan semantik. Dalam semantik dikenal istilah kunci. Istilah kunci al- Qur’an merupakan kata-kata yang memainkan peranan sangat penting untuk menentukan penyusunan struktur konseptual dasar pandangan dunia al-Qur’an. Diantara istilah-istilah kunci al-Qur’an ialah kata ḥayāh. Kata ḥayāh sering diartikan dengan hidup. Dalam al-Qur’an kata ḥayāh disebut sebanyak 168 kali, dalam 49 surat dengan berbagai bentuk derivasinya. Kata dalam al-Qur’an bisa berubah dan berkembang maknanya dari waktu ke waktu, oleh karena itu penulis tertarik mengkaji makna kata ḥayāh dalam al-Qur’an. Dalam skripsi ini, penulis mengungkapkan makna dan konsep kata ḥayāh yang terkandung dalam al-Qur’an dengan menggunakan analisis semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu. Semantik al-Qur’an menurut Toshihiko Izutsu berusaha menyingkap pandangan dunia al-Qur’an melalui analisis terhadap istilah kunci al-Qur’an. Proses yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meneliti makna dasar dan relasional kata ḥayāh dengan menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik, kemudian meneliti penggunaan kata ḥayāh dalam periode pra Qur’anik, Qur’anik, dan pasca Qur’anik. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kata ḥayāh memiliki makna dasar hidup. Ḥayāh memiliki makna relasional menghidupkan bumi yang gersang ketika bersanding dengan kata al-‘arḍ, kehidupan dunia ketika bersanding dengan kata ad-dunya, kehidupan yang baik ketika bersanding dengan kata ṭayibah. Ḥayāh juga bermakna kekal ketika bersanding dengan kata qayyūm. Ḥayāh memiliki sinonim ‘Aisy dan Ruh. Ḥayāh juga memiliki antonim yaitu maut dan halaka. Dalam pra Qur’anik ḥayāh dipahami dengan keadaan saat susah dan terangkatnya rasa sedih. Kemudian dalam periode Qur’anik ḥayāh dipahami sebagai sesuatu yang bergerak, memiliki pertumbuhan, sesuatu yang memiliki kekuatan berfikir atau orang yang mendapat petunjuk. Sedangkan pada periode pasca Qur’anik ḥayāh berarti jasad yang tersusun dari beberapa unsur yang seimbang yang tidak dapat dibagi lagi, sesuatu yang memiliki kemampuan untuk makan, tumbuh, berketurunan, dan terbukanya hati

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. H. Mahfudz Masduki, M.A
Uncontrolled Keywords: Hayah, Al-Qur'an
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 21 Nov 2017 13:56
Last Modified: 21 Nov 2017 13:56
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28413

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum