KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT THOMAS LICKONA DAN YUSUF QARDHAWI

NURUL FITRIA, SPDI, NIM. 1420410210 (2017) KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT THOMAS LICKONA DAN YUSUF QARDHAWI. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT THOMAS LICKONA DAN YUSUF QARDHAWI)
1420410210_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT THOMAS LICKONA DAN YUSUF QARDHAWI)
1420410210_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (10MB)

Abstract

Masalah karakter merupakan masalah yang paling urgen dalam kehidupan manusia oleh karena itu akhir-akhir ini, semakin banyak orang menyadari betapa pentingnya pendidikan karakter di tengah-tengah kebobrokan dan kebangkrutan moral bangsa, maraknya tindak kekerasan, dan perilaku keseharian yang tanpa kepedulian sesama. Sehingga pendidikan karakter yang menekankan dimensi etis religius menjadi relevan untuk diterapkan. Sampai sekarang, pendidikan karakter sudah kian marak dikaji, didiskusikan dan dikenalkan kepada seluruh civitas akademis, khususnya di perguruan tinggi.Meski demikian, langkah-langkah yang telah ditempuh tersebut masih banyak kekurangan dan belum mampu menjadikan tujuan pendidikan nasional yang mendambakan insan akademisi yang berkarakter benar-benar terwujud.Perlu adanya konsep pendidikan karakter yang bisa menjadi pegangan dalam mewujudkan karakter bangsa yang baik. Dari alasan diatas, peneliti tertarik untuk menganalisis konsep pendidikan karakter menurut tokoh barat, yaitu Thomas Lickona dan tokoh timur, Yusuf Qardhawi. Thomas Lickona merupakan salah satu tokoh pendidikan karakter di Barat.Terminologi pendidikan karakter mulai dikenalkan sejak tahun 1900-an. Thomas Lickona dianggap sebagai pengusungnya, terutama ketika ia menulis buku yang berjudul The Return of Character Education dan kemudian disusul bukunya, Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility.Melalui buku-buku itu, ia menyadarkan dunia Barat akan pentingnya pendidikan karakter.Yusuf Qardhawi, merupakan ulama yang berpengaruh besar dalam dunia pendidikan Islam. Dalam kitabnya “Madkhal Lima’rifatil Islam” memuat lima karakteristik umum umat Islam. Lima karakteristik tersebut sebagai nilai-nilai yang mendasari pendidikan karakter, yaitu: Rabaniyyah, Insaniyyah, Syumul, Al-Wasathiyyah, Perpaduan antara Keteguhan Prinsip dan Fleksibilitas. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui konsep pendidikan karakter Thomas Lickona dan Yusuf Qardhawi, kemudian mengkomparasikan dari segi konten, strategi, dan metode yang digunakan dalam pendidikan karakter. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitianLibrary Research (kajian pustaka), yaitu penelitian yang sumber datanya diperoleh melalui studi pustaka atau literatur-literatur yang terkait. Penelitian ini bersifat Deskriptif Komparatif Analitik, yaitu menjelaskan, memaparkan, dan menganalisis serta membandingkan pemikiran secara sistematis.Sehingga mudah untuk dipahami dan disimpulkan Setelah dipaparkan kemudian dianalisis terkait dengan persamaan dan perbedaan pemikirannya dalam pendidikan karakter. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter Thomas Lickona dan Yusuf Qardhawi memiliki beberapa kesamaan, menurut Lickona pendidikan karaktersesuai dengan unsur pokok yang harus dicapai, yaitu: mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan (doing the good). Sedangkan Yusuf Qardhawi vi menyebutkan karakteristik umum Islam adalah Rabbaniyah, Insaniyyah, Syumul, Wasathiyyah, dan Perpaduan antara keteguhan prinsip dan fleksibelitas. Dari kedua pemikiran tersebut terdapat persamaan yaitu: pengetahuan moral (moral knowing)= Syumul, perasaan moral (moral feeling)= Rabbaniyah, dan tindakan moral (moral action)= Insaniyah, Wasathiyah dan Perpaduan antara keteguhan prinsip dan fleksibelitas. Strategi yang ditawarkan oleh Thomas Lickona dan Yusuf Qardhawi memiliki sasaran yang sama, yaitu anak didik itu sendiri. guru sebagai pengasuh (pemberi kasih sayang, contoh, dan mentor) = lemah lembut dan kasih sayang, menciptakan komunitas yang bermoral di kelas= persaudaraan dan cinta kasih, menciptakan lingkungan kelas yang demokratis: bentuk pertemuan kelas=saling memberi nasihat dan berpetuah, pembelajaran kooperatif= saling mendukung dan menolong dan saling kerjasama dan memberikan solidaritas.Metode Thomas Lickona dan Yusuf Qardhawi sama-sama bertujuan untuk mengembangkan pendidikan karakter. Metode dari kedua tokoh tersebut memiliki persamaan, yaitu: metode bercerita (story telling) dengan metode thariqut tarbiyah wa al-takwin (metode pendidikan dan pembentukan), metode diskusi, metode simulasi (bermain peran atau “role-playing”), dan metode pembelajaran kooperatif juga memiliki kesamaan dengan metode thariqul al-i’lam wa al-tawjih wa al-tasqif (metode memberikan pengetahuan, pengarahan, dan mencerdaskan kehidupan umat). Hal ini membuktikan bahwa pemikiran Thomas Lickona dan Yusuf Qardhawi memiliki kesamaan dalam pendidikan karakter baik dari segi metode, strategi maupun konten.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Hj. Marhumah, M.Pd
Uncontrolled Keywords: Pendidikan Karakter, Thomas Lickona, Yusuf Qardhawi
Subjects: Pendidikan Islam (Pesantren)
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Pendidikan Islam
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 05 Jan 2018 10:35
Last Modified: 05 Jan 2018 10:35
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28896

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum