HABITUS BURUH (STUDI KASUS STRUKTUR SUBJEKTIF KEAGAMAAN BURUH PT MAYA MUNCAR DI DESA KEDUNGREJO, KECAMATAN MUNCAR, KABUPATEN BANYUWANGI)

HADI WIJAYA, NIM. 11540042 (2017) HABITUS BURUH (STUDI KASUS STRUKTUR SUBJEKTIF KEAGAMAAN BURUH PT MAYA MUNCAR DI DESA KEDUNGREJO, KECAMATAN MUNCAR, KABUPATEN BANYUWANGI). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (HABITUS BURUH (STUDI KASUS STRUKTUR SUBJEKTIF KEAGAMAAN BURUH PT MAYA MUNCAR DI DESA KEDUNGREJO, KECAMATAN MUNCAR, KABUPATEN BANYUWANGI))
11540042_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (HABITUS BURUH (STUDI KASUS STRUKTUR SUBJEKTIF KEAGAMAAN BURUH PT MAYA MUNCAR DI DESA KEDUNGREJO, KECAMATAN MUNCAR, KABUPATEN BANYUWANGI))
11540042_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Banyaknya persoalan perburuhan menjadi salah satu alasan dilakukan penelitian ini. Buruh dalam praktiknya, setiap menghadapi persoalan yang terjadi di dunia pekerjaan, ada tindakan yang cenderung dipilih, yakni melakukan protes hingga demonstrasi dan memilih untuk diam. Pilihan tindakan, tentunya tidak muncul begitu saja, akan tetapi ada serangkaian pengetahuan yang menjadi sebab, dalam penelitian pengetahuan yang dimiliki oleh buruh disebut sebagai habitus. Tujuan penelitian ini untuk memahami dan menjelasakan bagaimana struktur subjektif keagamaan mempengaruhi buruh dalam berelasi dengan struktur objektif di PT. Maya Muncar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan obeservasi non partisipan dan wawancara, dengan enam informan utama dan satu informan pendukung. Observasi non partisipan dipilih, karena kondisi di lapangan masih tidak kondusif pasca terjadinya demonstrasi. Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu mengenai habitus untuk menganalisis struktur subjektif keagamaan buruh. Karena habitus berada dalam diri aktor atau agen, maka habitus dapat diandaikan sebagai mekanisme pembentuk praktik tindakan. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa buruh cenderung bertindak nrimo dan diam saat berelasi terhadap struktur objektif di PT. Maya Muncar. Tindakan tersebut berdasar pada pengetahuan yang dimiliki atas hasil pembongkaran pada struktur objektif, sehingga menempatkan buruh pada posisi paling bawah dalam relasi pekerjaan. Nrimo dan diam merupakan pengaruh dari ajaran-ajaran keagamaan yang didapat dari lembaga keagamaan yang diikuti yakni: pondok pesantren, pengajian dan istighosah. Adapun ajaran yang di dapat seperti soal sabar, ikhlas, syukur. Sedangkan Struktur objektif, termanifestasi ke dalam berbagai hal, yakni: aturan, pimpinan perusahaan (Pimpinan, Kepala Divisi dan Personalia) serta reward and punishment. Menyadari posisi sebagai buruh hanya memiliki sedikit modal, tindakan yang dipilih merupakan strategi untuk menyikapi adanya reward dan punishment.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., M.A
Uncontrolled Keywords: Banyaknya persoalan perburuhan menjadi salah satu alasan dilakukan penelitian ini. Buruh dalam praktiknya, setiap menghadapi persoalan yang terjadi di dunia pekerjaan, ada tindakan yang cenderung dipilih, yakni melakukan protes hingga demonstrasi dan memilih untuk diam. Pilihan tindakan, tentunya tidak muncul begitu saja, akan tetapi ada serangkaian pengetahuan yang menjadi sebab, dalam penelitian pengetahuan yang dimiliki oleh buruh disebut sebagai habitus. Tujuan penelitian ini untuk memahami dan menjelasakan bagaimana struktur subjektif keagamaan mempengaruhi buruh dalam berelasi dengan struktur objektif di PT. Maya Muncar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan obeservasi non partisipan dan wawancara, dengan enam informan utama dan satu informan pendukung. Observasi non partisipan dipilih, karena kondisi di lapangan masih tidak kondusif pasca terjadinya demonstrasi. Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu mengenai habitus untuk menganalisis struktur subjektif keagamaan buruh. Karena habitus berada dalam diri aktor atau agen, maka habitus dapat diandaikan sebagai mekanisme pembentuk praktik tindakan. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa buruh cenderung bertindak nrimo dan diam saat berelasi terhadap struktur objektif di PT. Maya Muncar. Tindakan tersebut berdasar pada pengetahuan yang dimiliki atas hasil pembongkaran pada struktur objektif, sehingga menempatkan buruh pada posisi paling bawah dalam relasi pekerjaan. Nrimo dan diam merupakan pengaruh dari ajaran-ajaran keagamaan yang didapat dari lembaga keagamaan yang diikuti yakni: pondok pesantren, pengajian dan istighosah. Adapun ajaran yang di dapat seperti soal sabar, ikhlas, syukur. Sedangkan Struktur objektif, termanifestasi ke dalam berbagai hal, yakni: aturan, pimpinan perusahaan (Pimpinan, Kepala Divisi dan Personalia) serta reward and punishment. Menyadari posisi sebagai buruh hanya memiliki sedikit modal, tindakan yang dipilih merupakan strategi untuk menyikapi adanya reward dan punishment.
Subjects: Sosiologi Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Sosiologi Agama (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 30 Jan 2018 14:37
Last Modified: 30 Jan 2018 14:37
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29214

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum