PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA L. URBAN) DAN DAUN SIRIH (PIPER BETLE L.) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP PERTUMBUHAN COLLETOTRICHUM CAPSICI TCKR2 SECARA IN VITRO

SRI HANDIYAH, NIM. 13640014 (2017) PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA L. URBAN) DAN DAUN SIRIH (PIPER BETLE L.) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP PERTUMBUHAN COLLETOTRICHUM CAPSICI TCKR2 SECARA IN VITRO. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA L. URBAN) DAN DAUN SIRIH (PIPER BETLE L.) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP PERTUMBUHAN COLLETOTRICHUM CAPSICI TCKR2 SECARA IN VITRO)
13640014_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA L. URBAN) DAN DAUN SIRIH (PIPER BETLE L.) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP PERTUMBUHAN COLLETOTRICHUM CAPSICI TCKR2 SECARA IN VITRO)
13640014_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Colletotrichum capsici merupakan jamur patogen penyebab penyakit antraknosa yang menghambat pertumbuhan dan produktivitas tanaman cabai. Pada umumnya, fungisida sintetik digunakan untuk mengatasi penyakit antraknosa pada tanaman cabai. Penggunaan fungisida sintetik berdampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan fungisida alternatif yang ramah lingkungan untuk mengendalikan C. capsici. Biofungisida yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegagan (Centella asiatica) dan daun sirih (Piper betle) yang mengandung berbagai senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, terpenoid, minyak atsiri, tanin dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol pegagan dan daun sirih terhadap pertumbuhan C. capsici serta mengetahui konsentrasi optimumnya dan menentukan ekstrak yang paling potensial diantara kedua ekstrak. Parameter yang diamati yaitu daya hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak etanol pegagan dan daun sirih dengan 3 kali penggulangan. Hasil daya hambat dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA), dan jika berpengaruh nyata dilanjutkan dengan Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%. Hasil analisa stastistika ekstrak etanol pegagan menunjukkan angka yang tidak signifikan yaitu 0,177 0,005 sedangkan pada ekstrak etanol sirih didapatkan angka signifikan 0,000 0,005 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan nyata antara pengaruh variasi konsentrasi dengan diameter zona bening. Uji lanjutan Duncan dengan tingkat kepercayaan 5% menunjukkan adanya beda nyata pada ekstrak etanol daun sirih konsentrasi 10%, 20% dan 40% dengan diameter zona bening berturut-turut yaitu sebesar 0,89 cm; 1,24 cm; dan 1,59 cm. Ekstrak etanol pegagan tidak bersifat antifungi terhadap C. capsici dan konsentrasi 40% ekstrak etanol daun sirih merupakan konsentrasi optimum sebagai antifungi C. capsici secara in vitro dengan ukuran diameter zona bening sebesar 1,59 cm. Dengan demikian ekstrak yang paling potensial adalah ekstrak etanol daun sirih.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Isma Kurniatanty, M. Si
Uncontrolled Keywords: antifungi, C. capsici, ekstraksi, C. asiatica, P. betle
Subjects: Biologi
Divisions: Fakultas Sains dan Teknologi > Biologi (S1)
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 09 Feb 2018 09:20
Last Modified: 09 Feb 2018 09:20
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29402

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum