JADAL AL-QUR'AN DALAM PERSPEKTIF MITOLOGIS ROLAND BARTHES

MUHAMMAD KHAIRUL MUJIB NIM: 04531683, (2009) JADAL AL-QUR'AN DALAM PERSPEKTIF MITOLOGIS ROLAND BARTHES. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (JADAL AL-QUR'ĀN DALAM PERSPEKTIF MITOLOGIS ROLAND BARTHES)
BAB I,V.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (JADAL AL-QUR'ĀN DALAM PERSPEKTIF MITOLOGIS ROLAND BARTHES)
BAB II,III,IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (635kB)

Abstract

Posisi al-Qur'an sebagai kitab terakhir yang diturunkan Tuhan kepada manusia mengharuskannya untuk selalu relevan dan mampu menembus ruang dan waktu (salih li kulli zaman wa makan). Fenomena jadal al-Qur'an adalah salah satu bentuk nyata relevansi al-Qur'an, di mana ia selalu berdialog dengan lokalitas dan temporalitas para pembacanya. Perkembangan studi al-Qur'an kontemporer, khususnya kajian jadal al-Qur'an, justru berjalan kontra-produktif dengan tujuan penurunan al-Qur'an itu sendiri. Para pengkajinya cenderung memahami fenomena jadal menggunakan pendekatan moral dan hukum dengan status halal-haram dan tata cara berdebat yang baik sebagai fokus kajiannya. Ironisnya, sebagian pihak malah menelan mentah-mentah fenomena tersebut sehingga menghadirkan pemahaman yang meresahkan. Akhirnya al-Qur'an hanya menjadi standard penentuan hukum dan kehilangan keluwesannya untuk berdialog dengan siapapun yang membacanya. Dalam kacamata teori mitos, jadal al-Qur'an adalah bentuk nyata kemukjizatan bahasa al-Qur'an yang tidak bisa direduksikan hanya dengan stempel halal-haram semata. Karena itu, tulisan ini akan mengkaji metode-metode jadal al-Qur'an serta mengkaji efektifitas bahasa al-Qur'an dalam perspektif teori mitos Roland Barthes. Penggunaan teori mitos ke dalam sebuah wacana mengandaikan adanya sebuah sistem bahasa tingkat kedua (mitis), di mana seorang pembicara telah menggantikan makna sebuah wacana dengan maksud (ideologi) tertentu. Dalam sistem kedua ini, sebuah kata memiliki makna (tepatnya diberikan sebuah makna) yang berbeda dengan makna asalnya dalam sistem tingkat pertama, makna kamus (denotatif). Sistem kedua ini juga disebut sebagai sistem konotasi. Dalam perspektif teori mitos, al-Qur'an telah mendeformasi (meminjam) kebanggaan bangsa Arab dan mendistorsinya sebagai kekuatan untuk menghadapi para penentangnya. Kebangaan bangsa Arab yang dimaksud adalah keindahan bahasa dan ideologi muru'ah. Dengan keduanya, al-Qur'an menjelma sebagai ajaran luhur sebuah bangsa yang telah lama ditinggalkan para pemiliknya (Form). Keberadaan keduanya yang telah lama dikenal bangsa Arab membantu menaturalisasikan maksud yang ingin disampaikan al-Qur'an. Secara kasat mata, al-Qur'an mengajak mereka kembali pada tradisi luhur tersebut, yaitu kesalehan sosial penduduk gurun pasir. Namun tujuan asal dari semua itu adalah untuk menunjukkan kebenaran sebuah 'ideologi'; ajaran Nabi Muhammad SAW (Concept). Al-Qur'an (baca: Islam) membawa bangsa Arab melangkah lebih maju dengan tetap tetap berpijak pada keluhuran tradisi lama. Kajian mitis terhadap ayat-ayat al-Qur'an ini memungkinkan pengkajinya mengetahui rahasia kekuatan bahasa al-Qur'an yang dan membaca makna yang tersirat di balik teks. Kajian semacam ini diharapkan akan menjadi sebuah cara baru membaca fenomena kemukjizatan bahasa al-Qur'an dan membuka kembali ruang dialektika yang kondusif bagi pengembangan studi al- Qur'an di masa mendatang.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Cth. Pembimbing : Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag, Dr. Phil. Sahiron, MA.
Uncontrolled Keywords: jadal al-qur'an, mitologi roland barthes
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 08 Aug 2012 20:02
Last Modified: 29 May 2015 09:20
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2978

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum