PANDANGAN HANABILAH TERHADAP HUKUM MENIKAHI WANITA PEZINA

M. ABDUL MlJ'IZ, NIM . 99353540 (2004) PANDANGAN HANABILAH TERHADAP HUKUM MENIKAHI WANITA PEZINA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img] Text
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (PANDANGAN IJANABILAH TERHADAP HUKUM MENIKAHI WANITA PEZINA)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Pembahasan mengenai wanita pezina bukanlah hal yang baru mengingat keberadaan mereka sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, keberadaan mereka bersinggungan Jangsung dengan kehidupan kita, baik sadar atau tidak sadar pada satu sisi kita dihadapkan pada mereka. Dalam lslam mereka dianggap sebagi pendosa dan keji, sebab mereka melakukan hal yang telah dilarang oleh Tuhan yaitu dengan melakukan perbuatan zina. Kemudian yang muncul adalah sebuah pertanyaan apakah mereka boleh dinikahi atau tidak, mengingat perilaku mereka yang dipandang negatif, apakah tujuan sebuah perkawinan yang mulia akan terealisasi. Dalam hal ini kebanyakan ulama membolehkan menikahi wanita pezina, namun ulama ij:anabilah punya pendapat yang berbeda yaitu dengan mengharamkan mereka. Pendapat l;lanabilah ini menarik untuk dikaji karena selain mengharamkan, l;lanabilah kemudian juga membolehkan tetapi harus terpenuhi dua syarat, yaitu taubat dan iddah. Penelitian ini adalah penelitian literatur atau kepustakaan, maka sumbemya adalah bahan-bahan primer maupun sekunder yang berbentuk literatur yang ada kaitanya dengan pandangan ijanibilah, yang bertujuan untuk mengetahui pendapat ijanabilah serta relevansinya dengan tujuan perkawinan. Pemecahan dari pennasalahan di atas adalah menggunakan pendekatan nonnatif, baik n al-Quran maupun al-Hadis serta pendapat sahabat yang berkaitan dengan pennasalahan tersebut dan juga pennasalahan tersebut dilihat dari sisi kemaslahatannya. Apakah hal tersebut banyak manfaatnya atau mungkin menimbulkan banyak kerusakan, karena menolak atau mencegah kerusakan harus didahulukan daripada mengambil kemanfaatan Hasilnya adalah, bahwa pandangan ijanibilah yang mengharamkan menikahi wanita pezina adalah absah berdasarkan pada keumuman ayat dan hadis serta :rnhimya na :. yang menunjukkan pada pelarangan, pelarangan pada dasarnya adalah menunjukkan pada pengharaman. Kemudian tentang kebolehan menikahi mereka setelah terpenuhi syarat bertaubat dan beriddah menunjukkan bahwa wanita pezina adalah wanita yang haram untuk dinikahi untuk sementara waktu. Jadi, yang membedakan adalah status mereka apakah masih sebagai pezina atau bukan. Pengharaman wanita pezina yang masih melakukan perbuatan zina ini relevan dengan tujuan dari sebuah perk.awinan, pengharaman ini bertujuan untuk melindungi orang beriman yang senantiasa menjaga k hormatannya agar tidak tetjerumus pada perzinaan yang dilakukan oleh wanita pezina, dengan mengawini pezina maka bisa menjadikan keturunan yang tidak jelas serta merusak rumah tangga, mal<a hal ini bertentangan dengan perkawinan yang mulia serta bertujuan untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rahmah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Prof. Drs. H. SAAD ABDUL WARID SITI DJAZIMAH, S.Ag
Uncontrolled Keywords: Hanabilah, menikahi wanita pezina
Subjects: Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 04 Sep 2018 11:12
Last Modified: 04 Sep 2018 11:12
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30760

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum