HUKUM PERKA WINAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH (STUDI PERBANDINGAN EMPAT MAZHAB)

NURKHOLIL, NIM. 99363684 (2004) HUKUM PERKA WINAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH (STUDI PERBANDINGAN EMPAT MAZHAB). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (HUKUM PERKA WINAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH (STUDI PERBANDINGAN EMPAT MAZHAB))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (HUKUM PERKA WINAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH (STUDI PERBANDINGAN EMPAT MAZHAB))
BAB II, II, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Kajian ini mengangkat dua permasalahan pokok sebagai objek pembahasan dan analisis, yaitu pandangan dan argumentasi mazhab-mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i,dan Hanbali tentang perkawinan wanita hamil di luar nikah serta relevansi pandangan mazhab-mazhab mengenai permasalahan dimaksud di Indonesia. Dalam pengumpulan data digunakan metode dokumentasi atau penelitian literer, sementara analisis data menggunakan metode reflektif dan komparasi . Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif. Dari pembahasan dan analisis yang dilakukan, diperoleh hasil yang menunjukkan adanya kecenderungan umum yang berbeda dalam pandangan empat mazhab Sunni tentang hukum pemikahan wanita hamil di luar nikah. Mazhab Hanafi dan Syafi 'i membolehkannya, sementara mazhab Maliki dan Hanbali tidak membolehkannya. Namun dalam masing-masing dari kedua kecenderungan pandangan tersebut terdapat variasi-variasi. Mazhab Hanafi membolehkannya, tetapi memberi catatan kalau yang menikahinya adalah laki­ laki yang bukan menghamilinya, maka mereka tidak boleh melakukan hubungan suami istri sampai anak dalam kandungan wanita hamil di luar nikah tersebut lahir. Selain itu, mazhab Hanafi berpendapat bahwa zina menyebabkan keharaman mu iiharah. Sementara mazhab Syafi'i membolehkannya secara mutlak, dalam arti tanpa syarat apapun, baik yang menikahinya laki-laki yang menghamilinya atau bukan. Demikian pula mazhab Maliki dan Hanbali yang tidak membolehkannya , juga terdapat variasi . Mazhab Maliki bukan tidak membolehkannya secara mutlak; mazhab ini membolehkannya perkawinan wanita hamil di luar nikah dengan laki-laki yang menghamilinya, tetapi tidak membolehkannya kalau dengan laki-laki yang bukan menghamilinya . Mazhab Maliki juga berpendapat bahwa zina tidak menyebabkan keharaman mu iiharah. Sementara itu mazhab Hanbali tidak membolehkannya secara mutlak. Bagi mazhab Hanbali, sekalipun laki-laki yang menikahinya itu adalah laki-laki yang menghamilinya, akad nikah baru boleh dilangsungkan apabila keduanya telah bertaubat. Dalam pandangan mazhab Hanbali, zina menyebabkan keharaman mu iiharah. Dalam analisis akhir, dengan bertolak dari Kompilasi Hukum Islam Indonesia diperoleh suatu wawasan defenitif bahwa pandangan yang releven untuk konteks masyarakat Islam Indonesia dewasa ini adalah pandangan mazhab Hanbali , tetapi dengan sedikit modifikasi . Tegasnya adalah bahwa perkawinan wanita hamil di luar nikah adalah dibolehkan hanya dengan laki-laki yang menghamilinya, dengan syarat keduanya harus bertaubat sebelum dilangsungkan akad nikah. Di samping itu, zina harus ditetapkan sebagai menyebabkan keharaman mu iiharah, khususnya seorang laki-laki yang melakukan zina haram hukumnya menikah dengan anak hasil zinanya, walaupun dia tidak menikahi wanita yang dihamilinya itu; demikian pula anaknya laki-laki itu haram menikah dengan anak hasil zinanya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: . AGUS MOH. NAJIB, S.Ag., M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Hukum perkawainan, wanita hamil
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 05 Sep 2018 08:46
Last Modified: 05 Sep 2018 08:46
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30768

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum