M. ARIEF JAMALUDDIN, NIM. 0136 1026 (2005) STATUS ANAK BAYI TABUNG DENGAN MENGGUNAKAN SPERMA DONOR MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF. Skripsi thesis, UIN SUNAN KAIJAGA.
|
Text (STATUSANAKBAYITABUNG DENGAN MENGGUNAKAN SPERMA DONOR MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF)
BAB I, V, DP.pdf - Published Version Download (5MB) | Preview |
|
Text (STATUSANAKBAYITABUNG DENGAN MENGGUNAKAN SPERMA DONOR MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (6MB) |
Abstract
Bayi tabung merupakan suatu proses pembuahan di luar rar.im antara ovum dan sperma yang telah disiapkan dan dibiarkan bercampur di dalam sebuah tabung kimia serta diberi suhu yang menyamai panas badan seorang wanita agar tetap hidup. Sehingga ovum dan sperma terjadi fertilisasi, kemudian menjadi morulla, lalu dinidaskan ke dalam rahim seorang wanita yang telah disiapkau untuk melanjutkan kehamilan secara alami. Program bayi tabung awal mulanya adalah bertujuan untuk menolong bagi pasangan suami istri (pasutri) yang tidak dapat memperoleh seorang anak secara normal. Dal perkembangannya program ini tidak hanya menolong pasutri yang menginginkan seorang anak, tetapi ada latar belakang atau motivasi lain seperti pasutri ingin mendapat anak super. Namun ovum dan sperma yang digunakan berasal dari orang lain atau disebut donor. Dengan cara seorang istri mene.-ima spenna dalam bentuk per-embrio, tidak dilakukan secara fisik atau berhubungan badan. Sehingga menimbulkan masalah di bidang hukum baik hukum Islam maupun lmkum Positif. Khususnya mengenai status anak yang dilahirkan. Karena menurut hukum Islam, anak sah adalah anak yang dihasilkan oleh pasangan suami istri yang terikat oleh perkawinan yang sah. Ak:an tetapi jika anak itu lahir bukan dari hasil perkawinan yang sah, maka anak tersebut statusnya sebagai anak zina atau anak tidak. Sedangkan menurut hukum positif, anak sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat dari perkawinan yang sah, tanpa mempersoalkan asal-usul benih anak itu. Sebaliknya jika anak yang dilahirkan di luar perkawinan yang sah disebut sebagai anak tidak sah. Permasalahan hukum antara hukum Islam dan hukum positif tentang ketentuan-ketentuan anak sah dan anak tidak sah kaitanya unh1k menentukan status anak bayi tabung dengan menggunakan sperma donor sebagai anak sah atau tidak sah adalah merupakan sebuah problema hukum yang menarik unh1k dikaji. Hal tersebut memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menyingkap status anak bayi tabung dengan menggunakan sperma donor, mencari persamaan, perbedaan dan relevansi bagi umat Islam di Indonesia. Dikarenakan kajian ini merupakan kajian hukwn, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif, yaitu pendekatan yang digunakan untuk menentukan suatu hukum sesuai ketentuan-ketentuan yang telah ada dalam peraturan hukum. Berdasarkan metode yang digunakan, maka terungkaplah bahwa menurut hukum Islam sebagai anak tidak sah, karena antara istri dan pendonor tidak memiliki ikatan perkawinan yang sah. Sedangkan menurut hukum positif sebagai anak sah, karena dikandung dan dilahirkan dalam ikatan perkawinan yang sal1 serta sebelum penggunaan sperma donor suami memberi izin kepada istri. Numun jika keabsahan anak ditentang oleh suami, maka anak tersebut sebagai anak tidak sal1. Karena pada hakikatnya anak itu dikandung dan dilahirkan di luar perkawinan yang sal1.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | 1. Dr. AINURRAFIQ, M. Ag. 2. BUDI RUHIATUDIN, SH, M.Hum. |
Uncontrolled Keywords: | Bayi tabung, sperma donor |
Subjects: | Perbandingan Madzhab |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1) |
Depositing User: | Drs. Bambang Heru Nurwoto |
Date Deposited: | 20 Sep 2018 14:52 |
Last Modified: | 20 Sep 2018 14:52 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30900 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
View Item |