STATUS WALI NIKAH BAGI PELAKU INCEST

MUHAMMAD ARIEF SETIAWAN, NIM. 98353252 (2005) STATUS WALI NIKAH BAGI PELAKU INCEST. Skripsi thesis, UIN SUNAN KAIJAGA.

[img]
Preview
Text (STATUS WALI NIKAH BAGI PELAKU INCEST)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (STATUS WALI NIKAH BAGI PELAKU INCEST)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Kcluarga scbagai struktur masyarakat terkecil dan paling sederhana, merupakan komunitas tcrdckat yang tcntu saja mcnjadi kcbutuhan setiap manusia untuk melangsungkan kehidupannya sebagaimana para filosof muslim (al-hukama ') mengungkapkan: al-insan madaniyyun bi at-tab 'i. Bahwa berkumpul, berinteraksi dan saling membantu adalah merupakan watak dasar yang tidak bisa ditinggalkan oleh manusia untuk hidup bennasyarakat. Keluarga adalah komunitas terkecil tempat berkumpul, bercengkerama dan saling membantu sekaligus tempat perlindungan tcrakhir bagi individu-individu anggotanya yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak atau bersama kcrabat-kcrabat lain yang masih mcmpunyai hubungan darah. Beberapa tahun terakhir, kehangatan keluarga mulai terusik dengan munculnya banyak berita tentang kasus i..cest. Keluarga (saudara) yang mestinya sebagai tempat curahan suka dan duka bersama, temyata bisa menjadi momok yang mesti dicurigai dan dibenci. Lebih tragis lagi ternyata kasus-kasus tersebut merupan silent pandemic yang semakin menggejala tanpa pandang bulu, yang sangat rnungkin bisa terjadi pada keluarga kaya atau miskin, di kota ataupun di desa. Oleh karena itu dalam ranah Hukum Islam yang dikenal dengan Hukum Keluarga (al-Ahwal asy-Syakhsiyyah), diatur hal-hal yang berhubungan dengan persoalan-persoalan antar pribadi-pribadi anggota keluarga, baik yang terkait dengan harta, jiwa maupun tata hubungan itu sendiri, tennasuk persoalan incest (hubungan persetubuhan antar kerabat sedarah). Kasus seorang wali pdaku incest dalam perwalian nikah adalah satu di antara kasus pelik dalam keluarga yang cukup menarik untuk dikaji. Karena seorang wali nikah yang mestinya menjadi pelindung dan pembuka jalan bagi wanita-wanita yang ada dalam pcrwaliannya, justru mcnjadi pcndorong timbulnya ma.fmdat baginya, yaitu mcrusak kchormatan yang scharusnya ia pcrtahankan bahkan sangat mungkin ak<.m menimbulkan trawna psikologis yang berkepanjangan. Dengan menggunakan pendekatan maqasid asy-Syari 'ah, kajian ini mencoba menganalisis kembali bagaimana sehenamya peran wali nikah dengan berpijak pada status dan tujuan pemikahan yang kernudian diaplikasikan pada kasus wali nikah bagi pelaku incest scbagai kasus baru tcrsebut. Yakni dengan memperhatikan kern bali siapakah wali, tujuan perwalian, syarat-syarat dan halangan-halaugan seseorang menjadi wali sehingga dapat ditarik kesimpulan bagaimanakah status perwalian bagi wali nikah pelaku incest - meskipun ia seorang wali mujbir - apakah masih tetap ataukah hart.s dicabut dan dipindahk<:m kepada wali lainnya. Bcrdasarkan mctodc yang digunakan, maka dapat dilihat bahwa adanya peran seorang wali untuk melind1mgi dan mengusahakan kemaslahatan wanita yang ada dalam perwaliannya sekaligus menolak mafsadat adalah rnempakan maqasid daruriyyah yang harus diwujudkan. Oleh karena itu, pemegang wali nikah haruslah orang yang mampu mewujudkan hal tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka perwalian wali pelaku incest hams dicabut dan diserahkan kepada wali lain yang lebih berhak.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: 1. DRS. H.A. MALIK MADANY, MA 2. DRS. KHALID ZULFA, MSi
Uncontrolled Keywords: Status wali nikah, pelaku incest
Subjects: Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 28 Sep 2018 16:14
Last Modified: 28 Sep 2018 16:14
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30997

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum