SHALAT DALAM AL-QUR’AN MENURUT PENAFSIRAN HAMKA DAN M. QURAISH SHIHAB

SEKAR ISTIQAMAH, NIM: 14531027 (2018) SHALAT DALAM AL-QUR’AN MENURUT PENAFSIRAN HAMKA DAN M. QURAISH SHIHAB. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (SHALAT DALAM AL-QUR’AN MENURUT PENAFSIRAN HAMKA DAN M. QURAISH SHIHAB)
14531027_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (SHALAT DALAM AL-QUR’AN MENURUT PENAFSIRAN HAMKA DAN M. QURAISH SHIHAB)
14531027_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Mengabdi, menyembah dan beribadah kepada Allah SWT merupakan tugas utama manusia diciptakan di muka bumi. Yaitu ibadah shalat yang merupakan tiang bagi agama Islam. Kata shalat berasal dari kata ṣilah yang berarti hubungan “koneksi seorang hamba dengan Tuhannya”. Dengan melaksanakan shalat minimal lima kali dalam sehari menjadikan hati dan jiwa manusia yang gelap menjadi terang. Cahaya yang dipancarkan telah menghapuskan keburukankeburukan yang ada pada manusia sehingga yang tersisa hanyalah kebaikan. Meski dikatakan demikian, jika melihat fenomena saat ini ada banyak orang yang melaksanakan ibadah shalat namun hati dan jiwanya masih gelap. Bahkan dalam kehidupannya mereka masih memelihara sifat dan sikap buruk seperti zina, berdusta, mencuri, korupsi, melanggar aturan norma masyarakat, dan lain-lain. Padahal disebutkan dalam QS al-Ankabut [29]: 45 “Sesungguhnya shalat dapat mencegah seseorang dari perbuatan yang keji dan mungkar”. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis membahas bagaimana penafsiran shalat dalam al-Qur’an menurut Hamka dan M. Quraish Shihab. Dengan alasan Hamka merupakan salah satu tokoh tasawuf dan Quraish dalam sekapur sirihnya menjelaskan alasan beliau menafsirkan al-Qur’an karena ingin menyampaikan pesan yang terkandung di dalam al-Qur’an agar masyarakat lebih memahami ayat-ayat Allah. Shalat dalam penelitian ini berfokus pada perintah melaksanakan shalat, tujuan serta ancaman orang-orang yang meninggalkan shalat. Penelitian ini akan melihat seberapa pentingkah ibadah shalat itu di dalam kehidupan serta apa tujuan hakikat dari pelaksanaan shalat itu sendiri. Adapun hasil dari penelitian ini bahwa Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk menyembah hanya kepada-Nya semata melalui tuntunan yang disampaikan oleh Rasulullah. Dalam keadaan apapun shalat tidak boleh ditinggalkan. Menurut Hamka shalat adalah media untuk menenangkan dan mengistirahatkan jiwa seseorang yang tengah merasakan penatnya kehidupan. Sedangkan shalat menurut Quraish adalah do’a. Yaitu permohonan oleh pihak yang rendah, lemah, lagi butuh kepada pihak yang lebih tinggi dan Maha Segalanya. Terkait orang-orang yang melaksanakan shalat namun prilaku kesehariannya masih bersifat buruk, menurut Hamka orang yang demikian adalah orang yang hanya menjadikan shalat sebagai sebuah kebiasaan tanpa adanya kesadaran dalam dirinya akan tujuan dan hakikat dari pelaksanaan shalat. Sedangkan M. Quraish Shihab menyimpulkan bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak sempurna dalam hal melaksanakan shalat. Artinya mereka tidak menyempurnakan shalat dengan rukun, syarat serta sunnah-sunnahnya. Sehingga orang-orang yang demikian akan celaka dan menemui kesesatan baik di dunia hingga di akhirat nanti. Bahkan lebih dari itu tempat mereka adalah neraka jahannam dan neraka saqar.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Prof. Dr. Muhammad, M.Ag
Uncontrolled Keywords: SHALAT, AL-QUR’AN, HAMKA, M. QURAISH SHIHAB
Subjects: Tafsir Al-Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 02 Oct 2018 15:52
Last Modified: 02 Oct 2018 15:52
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31034

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum