MUHAMMAD BURHANUDDIN, NIM: 00360060 (2005) PANDANGAN ASY-SYAFI'I DAN IBN HAZM TENTANG SAKSI DALAM TALAK. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (PANDANGAN ASY-SYAFI'I DAN IBN HAZM TENTANG SAKSI DALAM TALAK)
00360060_BAB-I-BAB-V-DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview |
|
Text (PANDANGAN ASY-SYAFI'I DAN IBN HAZM TENTANG SAKSI DALAM TALAK)
00360060_BAB_II_ SAMPAI-SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) |
Abstract
Skripsi ini merupakan penelitian yang memaparkan tentang hal-hal yang berkaitan erat dengan saksi dalam talak, mulai dari kedudukan saksi, urgensi dan implikasi saksi, serta aplikasi saksi dalam talak. Namun kajian yang paling utama adalah tentang hukum saksi dalam talak yang mana terdapat perbedaan pendapat yang sangat mendasar di antara fuqaha, khususnya antara asy-Syafi'1 dan Ibn f:Iazm. Perbedaan pendapat yang te:rjadi antara asy-Syafil. dan Ibn f:Iazm banyak dipengaruhi oleh metode istimbat hukum yang mereka gunakan. Salah satu contoh adalah ketika mereka menafsirkan hakekat amr (perintah) yang terdapat dalam surat at-Talaq (65): 2. Asy-Syafil. dan Ibn I:Iazm sepakat bahwa sigat amr termasuk lafaz musytarak (mengandung beberapa makna), akan tetapi mereka berbeda dalam memahami hakekat makna amr dalam ayat tersebut, apakah mengandung makna wajib atau sunnah. Te:rjadinya perbedaan pendapat antara asy-Syafi'i dan Ibn I:Iazm mengenai hukum saksi dalam talak tersebut tentunya tidak sekedar berbeda pendapat saja, akan tetapi dari masing-masing pendapat tersebut mempunyai landasan hukum guna menguatkan pendapatnya. Terlepas dari adanya sudut pandang yang berbeda dalam memahami dasar hukum perintah mendatangkan saksi dalam talak, penelitian ini nantinya akan menganalisis metode istimbat hukum masing-masing dengan memakai kaidah-kaidah ushul fiqh. Dari analisis tersebut diharapkan dapat diketahui pendapat mana yang lebih kuat dan sesuai dengan makna yang diinginkan teks. Sebagai gambaran dari kesimpulan skripsi ini maka perlu dijelaskan bahwa penyusun lebih condong kepada pendapat Ibn I:Iazm yang mengatakan bahwa saksi dalam talak hukumnya wajib, karena dilihat dari segi dalil hukum, kaidah usuliyyah, maupun maqa id asy-Syaii'ah lebih kuat dan lebih memberi maslahah bagi keberlangsungan keharmonisan rumah tangga yang sangat diidam idamkan oleh setiap pasangan suami istri serta sebagai salah satu altematif untuk rrieminimalisir te:rjadinya kasus perceraian.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | 1. DRS. H.A. MALIK MADANIY, MA. 2. H. SYAFIQ M. HANAFI, S.AG, M.AG. |
Uncontrolled Keywords: | Saksi dalam talak |
Subjects: | Perbandingan Madzhab |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1) |
Depositing User: | Drs. Bambang Heru Nurwoto |
Date Deposited: | 04 Oct 2018 08:32 |
Last Modified: | 04 Oct 2018 08:32 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31052 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
View Item |