FITRATULLAH, NIM. 97362866 (2004) KEPEMIMPINAN POLITIK PEREMPUAN STUDI KOMPARATIF PANDANGAN YUSUF AL-QARADAWI DAN MUSTAFA AS-SIBA'I. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (KEPEMIMPINAN POLITIK PEREMPUAN STUDI KOMPARATIF PANDANGAN YUSUF AL-QARADAWI DAN MUSTAFA AS-SIBA'I)
97362866-BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview |
|
Text (KEPEMIMPINAN POLITIK PEREMPUAN STUDI KOMPARATIF PANDANGAN YUSUF AL-QARADAWI DAN MUSTAFA AS-SIBA'I)
97362866-BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (5MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemikiran Yusuf al Qaradawi dan Mustafa as-Siba'i tentang masalah kepemimpinan politik perempuan dengan menganalisa pengambilan istidlal dan istinbat yang dilakukan oleh kedua tokoh, sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka kontekstualisasi ajaran al-Qur'an yang sesuai dengan tuntutan zaman. Pengkajian sumber kepustakaan dengan menelaah buku-buku atau tulisan yang relevan dengan tema penelitian ini dilakukan guna mengumpulkan data tentang pemikiran Yusuf al-Qaradawi dan Mustafa as-Siba'i. Dengan menggunakan pendekatan perbandingan dalam hukum Islam, kemudian dicari letak perbedaan dan persamaannya secara komparatif bagaimana pengambilan istidla[ dan istinbat yang dilakukan oleh Yusuf al-Qaradawi dan Mustafa as Siba'i tentang kepemimpinan politik perempuan. Data yang telah terkumpul dianalisa dengan menggunakan analisis induktif yaitu menganalisa data yang bersifat khusus, khususnya pendapat Yusuf al-Qaradawi dan Mustafa as-Siba'i kemudian ditarik pada kesimpulan yang bersifat umum. Disamping analisis induktif, penyusun juga menggunakan analisis komparasi, yaitu analisis terhadap beragam pendapat atau membandingkan beberapa pendapat yang dalam hal ini Yusuf al-Qaradawi dan Musthafa as-Siba'i, kemudian ditelusuri penyebab timbulnya perbedaan pendapat tersebut. Basil penelitian menunjukan bahwa perempuan menurut Yusuf al Qaradawi dan Mustafa as-Siba'i boleh menjadi anggota parlemen dengan berdasar pada ayat al-Quran surat at-Taubah ayat 71 mengenai kewajiban menjalankan amar ma 'ruf nahi munkar bagi setiap laki-laki dan perempuan. Namun pada kesimpulan akhir Mustafa as-Siba'i melarang perempuan menjadi kepala negara. Beliau mengambil ijtihad bayani sebagai upaya dalam menyelesaikan permasalahan kepemimpinan perempuan ini. Berbeda dengan Yusuf al-Qaradawi yang membolehkan perempuan menjadi kepala negara dengan alasan bahwa kepemimpinan pada masa ini bukanlah kepemimpinan umum atau al-wilayah al 'ammah. Beliau menggunakan ijtihad qiyasi dalam penentuan hukum tersebut, dan untuk masa sekarang pendapat Yusuf al-Qaradawi lebih relevan dibandingkan dengan pendapatnya Mustafa as-Siba'i.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | 1. DR. HAMIM ILYAS, M. Ag. 2. AGUS MOH. NAJIB, S.Ag. M.Ag |
Subjects: | Perbandingan Madzhab |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1) |
Depositing User: | Drs. Bambang Heru Nurwoto |
Date Deposited: | 23 Oct 2018 11:01 |
Last Modified: | 23 Oct 2018 11:01 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31212 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
View Item |