PENAFSIRAN INFAK DALAM AL-QUR’AN (STUDI PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR AL-AZHAR DAN AL-MISBAH)

LAILATUL QOMARIAH, NIM. 13530071 (2018) PENAFSIRAN INFAK DALAM AL-QUR’AN (STUDI PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR AL-AZHAR DAN AL-MISBAH). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENAFSIRAN INFAK DALAM AL-QUR’AN (STUDI PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR AL-AZHAR DAN AL-MISBAH))
13530071_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PENAFSIRAN INFAK DALAM AL-QUR’AN (STUDI PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR AL-AZHAR DAN AL-MISBAH))
13530071_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Harta merupakan suatu anugerah pemberian Allah untuk digunakan dengan baik dan menyejahterakan dirinya, keluarga, kerabat dan orang-orang di sekitarnya. Harta yang disalurkan dengan baik akan membawa kesejahteraan bagi orang-orang yang lebih membutuhkan harta. Ajaran Islam menganjurkan untuk menggunakan harta dengan cara berinfak. Infak merupakan memberikan sebagian hartanya kepada orang lain untuk kepentingan kebaikan sesuai dengan ajaran Islam. Infak memiliki peranan penting dalam pembinaan ekonomi manusia. Hal itu ketika dana infak dikelola dengan baik sesuai dengan menajemen al-Qur’an. Sehingga dana infak digunakan untuk memenuhi keperluan manusia. Akan tetapi, dalam hal ini manusia kurang menyadari akan pentingnya berinfak dan sangat minim orang-orang untuk mendermakan hartanya. Penelitian ini merupakan penelitian library reseach (penelitian kepustakaan). Metode yang digunakan dalam penelitian ini komparatif, yakni membandingkan dua tafsir. Penulis mengkaji Tafsir al-Azhar karya Hamka (1908- 1981) dan Tafsir al-Misbah karya Muhammad Quraish Shihab. Terpilihnya dua tafsir ini tidak lain karena kedua pengarangnya adalah berlatar belakang Indonesia. Jika Hamka mewakili tokoh tafsir era 1951-1980 dan Quraish Shihab sebagai tokoh kontemporer era 1981-sekarang, ini memungkinkan kedua tafsir ini menghasilkan karya tafsir yang berbeda pula. Kemudian Tafsir al-Azhar memiliki multicorak dari adabi ijtima’i, sufi dan filosofis. Berbeda dengan Tafsir al-Misbah yang memiliki disiplin kajian tafsir yang ketat dan sistematis, sehingga menghasilkan tafsir yang sesuai dengan metodologi para ulama tafsir. Secara spesifik keduanya berbeda ketika berbicara tentang pentingnya berinfak. Bagi Hamka, Infak merupakan sebuah anjuran untuk membangun amalan yang baik dan tujuannya mengharap ridha Allah, karena keridhaan Allah yang akan membantu apabila dia kecewa. Sementara Quraish mengategorikan infak sebuah anjuran untuk melaksanakannya harus dengan tulus dan tidak memaksa orang untuk masuk Islam, karena infak diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan bukan dilihat dari keyakinan melainkan batas kebutuhannya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. Muhammad Yusup, M.Si,
Uncontrolled Keywords: infak dalam al-qur’an, studi perbandingan, tafsir al-azhar dan al-misbah
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 26 Oct 2018 15:35
Last Modified: 26 Oct 2018 15:35
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31311

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum