Konsep Qawwam dalam Fiqh Kontemporer (Studi Atas Pandangan Asghar Ali Engineer)

Iin Farlina, 00351109 (2004) Konsep Qawwam dalam Fiqh Kontemporer (Studi Atas Pandangan Asghar Ali Engineer). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (Konsep Qawwam dalam Fiqh Kontemporer (Studi Atas Pandangan Asghar Ali Engineer))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (Konsep Qawwam dalam Fiqh Kontemporer (Studi Atas Pandangan Asghar Ali Engineer))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Dalam konteks regenerasi, keluarga merupakan elemen penting dalam mendidik generasi selanjutnya dengan nilai-nilai patriarkhis. Dalam keluarga inilah scsorang mendapat pelajaran pertama tentang hirarki, subordinasi, dan diskriminasi. Anak-anak laki-laki bela jar untuk memaksa dan berkuasa, sementara anak perempuan belajar mematuhi dan diberlakukan tidak sederajat. Bahkan, ajaran Islam pun dalam hal ini, sering dijadikan alat legitimasi atas pola relasi patriarkhi yang merugikan salah satu pihak demi kepentingan pihak-pihak te;ientu. Pola relasi ini didasarkan pada al-Qur'an sura! An-Nisa' ayat 34, yang sering kali dipahami sebagai landasan perbedaan fungsi dan peran laki-laki serta perempuan. Konsep qawwim dalam al-Qur'an, sepintas jika dilihat secara tekstualis maka sangat mengesankan adanya subordinasi dan disk:riminasi antara laki-laki dan perempuan. Dalam ayat An.Nisa' dikatakan bahwa laki-lakilah yang menjadi qawwiim ( pemimpin, penjaga, pengatur ) dalam rumah tangga, karena Allah telah melebihkan laki-laki dari sebagian yang lain. Maka praktis konsep ini digunakanjuga untuk menguatkan secara transenden, superioritas laki-laki atas perempuan. Asghar Ali Engineer, seorang tokoh feminis Muslim kontemporer, yang kita ketahui sebagai ak:tifis pembela hak-hak perempuan melalui buku-buku yang Ia terbitkan, mencoba menginterpretasikan konsep qawwiim diatas dengan pandangan berbeda, tanpa mendiskriditkan dan merugikan pihak manapun, Ia memiliki metodologi-metodologi yang berbeda dengan penafsir klasik terdahulu, dalam mengartikan konsep qawwiim, yang selama ini dipahami hanya milik laki-Iaki karena Ia dianggap Iebih mampu dalam berbagai hal gan karena ia telah mencari nafkah dalam keluarga. Perempuan dalam hal ini berhak untuk menjadi qawwiim dalam keluarga ketika ia mampu memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam al-Qur'an, Lalu yang menjadi pertanyaan kemudian dapatkah pendapat Asghar yang berbeda dengan ulama penafsir klasik terdahulu digunakan untuk konteks saat ini? Untuk menjawab pertanyan diatas, penyusun mencoba mencari jawabannya degan menelaah pandangan - serta metodologi Asghar dalam menginterpretasikan konsep qawwiim dalam keluarga. Dengan tetap menggali kesubjektifitas dan objektifitasan dari sang tokoh dan mencari relevansinya dengan perkembangan hukum saat ini.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Hamim Ilyas, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Qawwam, Fiqh Kontemporer
Subjects: Hukum Islam > Fiqih
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Dra. Khusnul Khotimah, SS, M.IP -
Date Deposited: 04 Jul 2019 13:22
Last Modified: 04 Jul 2019 13:22
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31432

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum