KEPEMIMPINAN SULTAN TRENGGANA DI KERAJAAN DEMAK 1521−1546 M DITINJAU DENGAN KONSEP KEPEMIMPINAN JAWA HASTA BRATA

Nurul Afifah, NIM.14120117 (2018) KEPEMIMPINAN SULTAN TRENGGANA DI KERAJAAN DEMAK 1521−1546 M DITINJAU DENGAN KONSEP KEPEMIMPINAN JAWA HASTA BRATA. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img] Text (KEPEMIMPINAN SULTAN TRENGGANA DI KERAJAAN DEMAK 1521−1546 M DITINJAU DENGAN KONSEP KEPEMIMPINAN JAWA HASTA BRATA)
14120117_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)
[img]
Preview
Text (KEPEMIMPINAN SULTAN TRENGGANA DI KERAJAAN DEMAK 1521−1546 M DITINJAU DENGAN KONSEP KEPEMIMPINAN JAWA HASTA BRATA)
14120117_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (9MB) | Preview

Abstract

Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan pada tahun 1478 M. Pada awal kekuasaannya, Kerajaan Demak telah dipimpin oleh Raden Patah lalu digantikan oleh Adipati Unus. Kemudian pada tahun 1521 M Sultan Trenggana resmi diangkat menjadi pemimpin Demak. Sultan Trenggana menjadi pemimpin Kerajaan Demak sejak 1521−1546 M. Ketika Sultan Trenggana menjadi pemimpin, Kerajaan Demak berada pada puncak kejayaannya. Ia berhasil memperluas administrasi wilayah Kerajaan Demak, memperluas wilayah perdagangan, menghidupkan kembali Masjid Demak, mampu mengislamkan hampir seluruh Pulau Jawa, dan mampu merebut daerahdaerah jajahan Portugis. Kesuksesan yang telah diraih Kerajaan Demak menjadikan ketertarikan peneliti untuk mengkaji mengenai kepemimpinan Sultan Trenggana. Jika dilihat dari pemimpin sebelumnya yang tidak mampu membawa Kerajaan Demak ke arah kejayaannya maka muncul pertanyaan mengenai kebijakan dan konsep kepemimpinan yang telah dilakukan oleh Sultan Trenggana. Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis mengenai kepemimpinan Sultan Trenggana dengan pokok bahasan kepemimpinan Sultan Trenggana berdasarkan konsep kepemimpinan Jawa Hasta Brata. Penelitian ini menggunakan pendekatan politik dan dua teori kepemimpinan. Teori pertama adalah konsep kepemimpinan Jawa Hasta Brata. Penggunaan teori kepemimpinan ini bertujuan untuk menganalisis sisi kepemimpinan Sultan Trenggana di Kerajaan Demak meliputi delapan unsur watak alam. Kemudian teori kedua adalah kepemimpinan berdasarkan otoritas tradisional yang dipelopori oleh Max Webber. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang meliputi empat langkah, yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Penggunaan metode sejarah bertujuan agar diperoleh uraian yang kronologis, sistematis dan sesuai dengan fakta sejarah. Peneliti menyimpulkan bahwa kebijakan yang diterapkan oleh Sultan Trenggana di Kerajaan Demak adalah kebijakan di bidang politik yaitu berupa melawan bangsa Portugis, hukum negara Islam, dan perluasan daerah, bidang militer, bidang keagamaan, dan bidang ekonomi. Kepemimpinan Sultan Trenggana sesuai dengan konsep kepemimpinan Jawa Hasta Brata walaupun ada beberapa tindakan yang menyimpang dari makna yang terkandung pada masingmasing watak alam.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Riswinarno, S.S., M.M.,
Uncontrolled Keywords: Kepemimpinan, Sultan Trenggana, Kerajaan Demak, Hasta Brata.
Subjects: Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 29 Nov 2018 14:27
Last Modified: 29 Nov 2018 14:27
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31753

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum