CULTURAL SYMBOL DAN POLITIK IDENTITAS ELIT DALAM PEMBANGUNAN KOTA SAMPIT

Thau’am Ma’rufah, NIM: 1420310089 (2018) CULTURAL SYMBOL DAN POLITIK IDENTITAS ELIT DALAM PEMBANGUNAN KOTA SAMPIT. Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (CULTURAL SYMBOL DAN POLITIK IDENTITAS ELIT DALAM PEMBANGUNAN KOTA SAMPIT)
1420310089_BAB-I_IV_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (CULTURAL SYMBOL DAN POLITIK IDENTITAS ELIT DALAM PEMBANGUNAN KOTA SAMPIT)
1420310089_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Cultural symbol atau simbolisasi nilai-nilai tertentu dari suatu budaya merupakan tema yang menarik untuk dikaji, apalagi jika dilakukan oleh elit daerah sebagai bentuk politik identitas. Terlebih lagi apabila dilakukan di daerah sepertiSampit yang daerahnya mempunyai tingkat heterogenitas yang cukup tinggi dengan banyaknya suku, agama dan bahasa. Dengan memainkan cultural symbol tersebut, Bupati Sampit memunculkan dominasi simbol-simbol Islam, yang menariknya justru menjadikan hal itu sebagai modal popularitasnya sebagai Bupati, terbukti dengan terpilihnya kembali menjadi Bupati Sampit dalam dua periode. Oleh karena itu, problematika yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: cultural symbol apa saja yang menjadi politik identitas dalam pembangunan Sampit? Kemudian nilai-nilai apa saja yang mengobsesi tindakan tersebut? Dan bagaimana proses cultural symbol itu sebagai politik identitas dalam pembangunan Sampit Untuk memperoleh jawaban dari permasalahan tersebut, penulis menggunakan teori interaksionisme simbolik dengan pendekatan sosiologi politik yang mana titik tekan kajian ini adalah pada aktor yang bermain dalam tataran simbol. Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Yaitu suatu metode yag sumber penelitiannya dikumpulkan melalui kajian pustaka dan lapangan. Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa : Pertama, Bupati Sampit Supian Hadi dalam menjalankan kebijakannya menampilkan simbol-simbol Islam yang termanifestasikan dalam pembangunan infrastruktur daerah seperti: Pembangunan Kaligrafi asmaul Husna di beberapa jalan protokol, Pembangunan Islamic centre, Kubah di setiap kantor Dinas, nuansa Islam di bundaran Belanga (Perdamaian), dan Taman Kota Sampit. Kedua, Nilai-nilai yang mengobsesi kebijakan cultural symbol tersebut adalah nilai-nilai agama, nilai seni dan kepentingan politik. Nilai-nilai tersebut adalah bentuk dan ekspresi bupati dalamberagama Islam dan implementasi dari artikulasi kognitif sebagai seorang muslim yang sudah terarahkan oleh pemahaman dan pengetahuan terhadap agama dan juga sebagai simbol etika seorang muslim, yang juga dimiliki oleh mayoritas masyarakat Sampit. Hal ini memang tidak terlepas dari kepentingan politik dalam membangun politik identitas bupati Sampit, yaitu agar menarik simpati masyarakat Sampit sebagai modal untuk melanggengkan pemerintahannya, mengingat bupati ini terpilih kembali dan memerintah selama dua periode.Ketiga cultural symbol ini memberikan pengaruh dan dampak bukan hanya sebagai penambah popularitas bupati Sampit, namun juga untuk pembangunan sampit yaitu sebagai pembuka perubahan, sebagai identitas dan sebagai pembangunan. Kata kunci : Cultural Symbol, Politik Identitas

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Subaidi, S.Ag., M.Si.
Uncontrolled Keywords: Cultural Symbol, Politik Identitas
Subjects: Politik Budaya
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hukum Islam > Studi Politik dan Pemerintahan Dalam Islam
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 21 Dec 2018 08:34
Last Modified: 21 Dec 2018 08:34
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31951

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum