TAHA HUSAIN PANDANGAN DAN TEORINYA TENTANG PUISI ARAB JAHILIAH

DRS. SUGENG SUGIYONO, M.A., (2008) TAHA HUSAIN PANDANGAN DAN TEORINYA TENTANG PUISI ARAB JAHILIAH. /Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah No. 44 Th. 1991/.

[img]
Preview
Text
01. SUGENG SUGIYONO - TAHA HUSAIN PANDANGAN DAN TEORINYA TENTANG PUISI ARAB JAHILIAH.pdf - Accepted Version

Download (4MB) | Preview

Abstract

Sejak awal karirnya sebagai satrawan Arab, Taha Husain telah menyuguhkan kritik-kritik sastra kontemporer yang cukup mencengangkan dunia sastra Arab pada umumnya. Hal tersebut cukup dibuktikan dengan banyaknya komentar dan tanggapan terhadap berbagai pemikiran dan karyanya. Taha Husain saja tokoh kritikus unggulan Mesir pada jamannya, namun juga dikenal sebagai sejarawan besar untuk sastra Mesir khususnya. Dari sejarah Klasik yang diketahui, Taha Husain kemudian beralih kepada Sastra Aeab, yaitu dimulai pada tahun 1925, pada Universitas Mesir berubah statusnya menjadi universitas negeri. Di bawah bimbingan Taha Husain inilah, berawalnya satu periode di mana studi tentang Sastra Arab mulai menyemarak, seiring dengan munculnya tokoh-tokoh lain semisal Ahmad Amin, Abd al-Wahhab Azzam, Amin al-Khulli, Muhammad Khalafallah Ahmad dan Ahmad as Sayib yang juga melahirkan kritik-kritik sastra sejalan dengan semaraknya studi mengenai sastra pada umumnya. Sebagai penulis yang cukup prolifik, karya-karya Taha cukup banyak, baik yang berbentuk essay, historiografi, autobiografi, tulisan-tulisan fiksi, terjemahan, karya-karya kumpulan dan karya-karya kolaborasi. Taha Husain juga merupakan polemis andalan, terbukti ketika masih menjadi mahasiswa, dia telah dengan berani mempublikasikan sanggahannya yang cukup pedas terhadap gurunya, Al-Mahdi, dan juga terhadap Ar-Rafi, Yang terakhir ini juga tidak kalah serunya dalam membalas Taha Husain dengan jalan melontarkan kritikan terhadap karya Taha yang berjudul Fi asy-Syiir al Jahilly, terbitan tahun 1926. Taha Husain juga terlibat polemik dengan Zakki Mubarak, sekretarisnya dan dengan sastrawan-sastrawab kontemporer lainnya semacam Haykal, Taufiq al-Hakim, Mansur Fahmi, al-Aqqad dan al-Mazini. Dalam berbagai tulisan polemiknya, Taha Husain senantiasa muncul sebagai sosok baru: (al-jadid) dan sekaligus sosok lama (al-qadim). meski banyak tertarik kepada literatur-literatur Barat, selaras dengan pandangan modernnya, Taha Husain nampaknya tetap lekat dengan warisan budaya Arab, di mana sejak semula, dia telah berupaya menjadikan masyarakat pembaca di Mesir lebih familiar dengan literatur-literatur Arab Klasik.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: TAHA HUSAIN PANDANGAN DAN TEORINYA TENTANG PUISI ARAB JAHILIAH
Subjects: Al Jamiah Jurnal
Divisions: E-Journal
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 12 Apr 2013 17:45
Last Modified: 13 Jan 2017 09:49
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/325

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum