NAHWU DALAM TRADISI SUFI (KAJIAN EPISTEMOLOGI PADA KITAB MANIYATU AL-FAQIR AL-MUTAJARRID WA SIRATU AL-MURID AL-MUTAFARRID)

AIMMATUL MUSLIMAH, NIM. 1520510072 (2018) NAHWU DALAM TRADISI SUFI (KAJIAN EPISTEMOLOGI PADA KITAB MANIYATU AL-FAQIR AL-MUTAJARRID WA SIRATU AL-MURID AL-MUTAFARRID). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (NAHWU DALAM TRADISI SUFI (KAJIAN EPISTEMOLOGI PADA KITAB MANIYATU AL-FAQIR AL-MUTAJARRID WA SIRATU AL-MURID AL-MUTAFARRID))
1520510072_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (NAHWU DALAM TRADISI SUFI (KAJIAN EPISTEMOLOGI PADA KITAB MANIYATU AL-FAQIR AL-MUTAJARRID WA SIRATU AL-MURID AL-MUTAFARRID))
1520510072_BAB-II_III_IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang epistemologi nahwu dalam tradisi sufi yang fokus kajiannya pada kitab Munyatu al-Faqir al-Mutajarrid wa Siratu al- Murid al-Mutafarrid. Pembahasan terkait epistemologi merupakan hal yang fundamental, sebab dari situlah datangnya sumber legitimasi dari konsepkonsep hukum syariah. Kajian epistemologi nahwu kaum sufi mencoba mengungkap pandangan-pandangan sufistik tentang nahwu yang pada dasarnya bukan ladang kajian tasawuf. Akan tetapi, kaum sufi rupanya ingin memiliki karakteristik nahwu tersendiri sehingga muncullah yang disebut nahwu sufi (nahwu al-Qulub atau nahwu ahl- al-Isyarah), disusul kemudian munculnya kitab-kitab syarh terhadap kitab-kitab nahwu dalam perspektif sufistik, seperti al-Futuhat al-Qudsiyah fi Syarh al-Ajrumiyah, merupakan kitab nahwu sufi yang ditulis oleh Ahmad bin ‘Ujaibah. Kitab tersebut mejadi menarik untuk dikaji, sebab si pengarang berusaha memahami tauhid dan tasawuf dari kitab nahwu, al-Ajrumiyah, yang isinya sama sekali jauh dari keduanya. Kajian dalam penelitian ini bertumpu pada teori yang disampaikan oleh Abid al-Jabiri tentang konstruksi pemikiran Arab, yaitu; bayani, burhani, dan ‘irfani. Pertama, peneliti menjelaskan tentang epistemologi pengetahuan Arab tentang ke-Islam-an secara umum, dan pada tahap selanjutnya terfokus pada epistemologi pengetahuan sufi yang masuk dalam kategori ‘irfani. Kaum sufi menyatakan bahwa sumber pengetahuan yang memiliki otoritas kebenaran adalah kasyf dan ru’ya (tersigkapnya tabir penghalang antara Tuhan dan mahluk melalui intuisi dan mimpi), dari intuisi dan mimpi itulah para ulama sufi memperoleh ilmu pengetahuan. Hasil penelitian dalam tesis ini adalah, pertama, diketahui bahwa pandangan sufi terhadap nahwu merupakan pandangan yang esoterik (batin), artinya para sufi tidak menafikan adanya nahwu secara eksoterik (zahir). Oleh sebab itu, nahwu sufi berisi tentang penafsiran-penafsiran sufi tentang nahwu dalam pandangan ahli bahasa (‘ulama’ al-zahir). Kedua, ulama sufi menjadikan istilah dalam nahwu sebagai istilah perjalanan sufistik, melalui kalam serang murid belajar untuk berbicara dengan Tuhan melalui bahasa hati yang santun, pada perjalanan berikutnya seorang murid akan mengalami situasi-situasi sufistik yag berubah-ubah seperti halnya ‘i‘rab (perubahan kondisi hati) ketakutan, kesenangan, dan ketertundukan penuh harapan untuk menghadirkan Tuhan dalam hatinya.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Zamzam Afandi, M.Ag.,
Uncontrolled Keywords: Epistemologi, Nahwu, Tasawuf.
Subjects: Bahasa Arab
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Interdisciplinary Islamic Studies > Ilmu Bahasa Arab
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 12 Mar 2019 10:06
Last Modified: 12 Mar 2019 10:06
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33737

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum