KONSTRUKSI GENDER DALAM FILM BOLLYWOOD (ANALISIS SEMIOTIKA FILM KI AND KA)

ROHMAWATI NOVITA DEWI, NIM. 13540011 (2018) KONSTRUKSI GENDER DALAM FILM BOLLYWOOD (ANALISIS SEMIOTIKA FILM KI AND KA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KONSTRUKSI GENDER DALAM FILM BOLLYWOOD (ANALISIS SEMIOTIKA FILM KI AND KA)) 13540011_BAB-I_BAB-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (KONSTRUKSI GENDER DALAM FILM BOLLYWOOD (ANALISIS SEMIOTIKA FILM KI AND KA)) 13540011_BAB-II_SAMPAI_BAB-IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (3MB)

Abstract

Gender yang merupakan fenomena sosial memiliki sifat yang relatif dan kontekstual. Perbedaan gender terjadi karena perbedaan konstruks sosial budaya sehingga peran gender berdasarkan jenis kelamin terlahir. Perbedaan antara lakilaki dan perempuan tidaklah menjadi sebuah permasalahan sepanjang tidak memunculkan ketidakadilan. Akan tetapi, perbedaan antara laki-laki dan perempuan tersebut melahirkan sebuah ketidakadilan yang berdampak pada salah satu jenis kelamin. Bukan hanya mendapatkan perlakuan tidak adil, salah satu jenis kelamin juga teramcam kehilangan nyawa karena budaya diskriminatif. Film Ki and Ka dan tokoh-tokoh yang dapat dijadikan sumber data dalam penelitian ini merupakan objek material, sedangkan objek formal penelitian ini adalah wacana kritis mengenai tanda di balik konstruksi gender dalam film tersebut. Untuk mengetahui konstruksi gender dalam film Ki and Ka, penulis menggunakan teori Roland Barthes untuk membongkar kombinasi tanda serta aturan yang melandasinya untuk dihasilkannya makna dari sebuah teks. Tingkatan makna Roland Barthes yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Selain itu, teori dan parameter yang digunakan untuk melihat pemahaman gender dalam film tersebut adalah analisis gender dan teori konstruksi sosial Peter L. Berger & Thomas Luckmann. Hasil analisis dalam film tersebut ditemukan bahwa film Ki and Ka mengkonstruksi peran gender sebagai sesuatu yang bersifat bisa dipertukarkan. Apa yang selama ini diyakini sebagai sifat dan pekerjaan seorang perempuan bisa saja dilakukan oleh laki-laki, begitupun sebaliknya karena hal tersebut bukanlah konsep seks yang bersifat kodrat, tetapi gender yaitu sesuatu yang bersifat relatif dan kontekstual. Selain itu, untuk membentuk hubungan yang harmonisrespektual didalam rumah tangga, relasi yang bisa dibangun oleh suami-istri adalah relasi partnership. Hal ini adalah salah satu upaya untuk menghindari perilaku diskriminatif terhadap salah satu jenis kelamin dalam sebuah hubungan rumah tangga.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item